Plandemi Akan Berakhir?
Oleh: Ndaru Anugerah
BoJo alias PM Boris Johnson, tetiba buat kejutan.
Gimana nggak. Beberapa hari yang lalu, dia mengumumkan berakhirnya status plandemi Kopit di Inggris. (https://www.reuters.com/world/uk/betting-omicron-has-peaked-british-pm-johnson-set-lift-covid-rules-2022-01-19/)
Sebagai konsekuensinya, prokes seperti penggunaan wajib masker, jarak jarak dan lain sebagainya, sudah nggak berlaku lagi di negara Inggris.
Bahkan, aturan sertifikat wajib vaksin Kopit nggak lagi diberlakukan. Kalopun pelaku bisnis akan menerapkan syarat wajib vaksin bagi karyawannya, itu juga nggak dilarang oleh negara. (https://www.reuters.com/world/uk/uk-pm-johnson-drops-covid-19-restrictions-2022-01-19/)
Ini sangat kontras, saat Omicron mulai merebak di Inggris pada awal Desember 2021 silam,
Saat itu, BoJo justru memposisikan warganya untuk bekerja di rumah (WFH) dan juga menerapkan prokes yang lebih ketat selain mengejar target vaksinasi, agar dapat mengatasi si VoC tersebut. (https://www.gov.uk/government/speeches/pm-opening-statement-at-covid-19-press-conference-8-december-2021)
Lantas apa yang membuat BoJo sekarang mengambil langkah yang kontras?
Kalo dilihat kasus Kopit di Inggris, memang saat ini sedang puncak-puncaknya. Namun, tingkat kematian nggak paralel dengan bertambahnya kasus. BoJo menilai ini karena efek booster selain tingkat keparahan varian Omicron yang lebih rendah.
Dengan temuan ini, maka pada 26 Januari mendatang, segala macam prokes Kopit sudah tinggal kenangan di Inggris alias nggak akan ada lagi aturan wajib ini-itu. Dan semua aktivitas akan dibuka secara normal, baik sekolah hingga aktivitas bisnis.
Menanggapi sikap yang diambil pemerintah, kembali para ilmuwan meragukan efektivitas kebijakan tersebut. “Kasus akan bisa lebih tinggi lagi jika perilaku orang kembali normal dengan cepat. Sebaiknya, pendekatannya bertahap mengingat kasusnya masih tinggi,” begitu kurleb-nya.
Biasalah, ilmuwan sang Ndoro memang begitu kerjaannya, bukan?
Ide yang diambil BoJo sebenarnya bukan yang pertama, mengingat Bill Gates sebelumnya juga sudah buka suara kalo selepas Omicron, status plandemi juga otomatis berakhir. (https://www.cnbc.com/2022/01/12/bill-gatescovid-can-be-treated-more-like-seasonal-flu-after-omicron.html)
“Setelah lonjakan yang terjadi saat ini, kemungkinan kasusnya akan jauh lebih sedikit hingga akhir 2022 mendatang. Saat itu, Kopit dapat diperlakukan seperti flu musiman biasa,” ungkap BG.
Tapi satu yang perlu dicatat. Menurut BG setelah status endemik menimpa Kopit, suntikan tahunan tetap dibutuhkan, layaknya suntikan flu tahunan.
Lantas pertanyaannya: apakah plandemi akan berakhir seperti yang diyakini BoJo maupun yang diprediksi BG selaku ‘sutradara’ utama?
Disini pentingnya kita melihat gambaran utuh dari plandemi itu sendiri.
Berkali-kali saya katakan, bahwa plandemi adalah pintu masuk ke sistem pengaturan ulang besar-besaran yang akan dilakukan oleh kartel Ndoro besar.
Sederhanya, plandemi Kopit adalah pretext untuk mengeksekusi The Great Reset. (baca disini, disini, dan disini)
Pertanyaannya: apakah plandemi ini hanya sekedar ajang untuk jual vaksin? Tentu saja bukan, sebab kalo itu yang akan diraih, sang Ndoro bisa cetak uang sebanyak apapun yang mereka mau lewat peran bank sentral dan lembaga Bretton Woods.
Sekali lagi, bukan ‘cuan’ yang mereka kejar, tapi ada agenda yang lebih besar lagi yaitu kontrol atas populasi manusia. Ini agenda utamanya.
Coba tilik, apakah TGR yang akan dikoneksikan dengan 4IR sudah mengalami kemajuan yang berarti hingga saat ini?
Apakah menara-menara jaringan 5G sudah terpasang dimana-mana, mengingat controlling game membutuhkan jaringan ini untuk bisa berfungsi?
Apakah vaksinasi menggunakan teknologi m-RNA pada setiap warga dunia sudah dilakukan sesuai rencana?
Apakah sinkronisasi data yang menjadi agenda utama ID2020, sudah menunjukkan tanda-tanda rampung sebelum tengat waktu 2025 yang telah dicanangkan? (baca disini)
Lalu, apakah sistem keuangan dan ekonomi internasional sudah berhasil diberangus sehingga bisa digantikan dengan sistem mata uang digital?
Dan masih banyak pertanyaan lain sejenis.
Point-nya: itu semua belum dicapai.
Kalo begitu, bagaimana bisa kita katakan bahwa plandemi akan berakhir sesuai ekspektasi BoJo maupun prediksi BG?
Justru sebagai pengamat saya merasa was-was dengan kondisi ini.
Mengapa?
Karena setelah plandemi Kopit, bukan nggak mungkin akan dimainkan skenario serupa dengan memakai virus fiktif lainnya. Alasannya sederhana: agar orang nggak jenuh dengan permainan yang mulai membosankan. (baca disini)
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments