Menambang Data DNA (*Bagian 2)
Oleh: Ndaru Anugerah
Pada bagian pertama saya telah mengulas tentang bagaimana aktivitas penambangan data DNA dilakukan. (baca disini)
Mengingat untuk melakukan aktivitas DNA data mining butuh dana yang nggak sedikit, perusahaan apa dalam bidang ini yang terbesar di dunia untuk saat ini?
Perusahaan itu bernama Beijing Genomics Institute (BGI) Group, yang berkantor pusat di Shenzhen, Guangdong, China. Dan ini merupakan private company yang didirikan pada September 1999 serta aktif dalam riset genetik semisal cloning. (https://en.wikipedia.org/wiki/BGI_Group)
Kalo anda nggak tahu apa itu BGI Group, saya kasih penjelasan yang sederhana.
Anda pasti tahu alat test Kopit, kan?
Nah BGI adalah perusahaan yang menjual alat test tersebut ke banyak negara di dunia. (https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3076347/coronavirus-chinese-test-kits-approved-use-across-europe)
Kalo anda mau tahu lebih banyak tentang BGI, silakan anda browse situs perusahaan tersebut.
Kembali ke laptop…
Baru-baru ini, perusahaan tersebut buat heboh, karena mereka telah menggunakan test Kopit yang dilakukan di AS sebagai sarana untuk mengumpulkan, menyimpan dan memanfaatkan informasi biometrik. (https://www.cbsnews.com/news/biodata-dna-china-collection-60-minutes-2021-01-31/)
Hebohlah publik AS.
Sebelumnya, mantan pejabat intelijen AS juga menuding bahwa perusahaan tersebut terkoneksi erat dengan militer China. (https://www.reuters.com/article/us-china-genomics-military-exclusive/exclusive-china-gene-firm-providing-worldwide-covid-tests-worked-with-chinese-military-idUSKBN29Z0HA)
Apa kaitannya dengan militer China?
Dalam rangka kerjasama pada bidang rekayasa genetik.
Menurut laporannya, salah satu proyek kerjasama tersebut adalah membuat anggota mayoritas etnis Han di China agar tidak rentan terhadap penyakit ketinggian. (https://www.reuters.com/article/us-china-genomics-military-exclusive-idUSKBN29Z0HA)
Dengan kerjasama tersebut, maka militer China diuntungkan mengingat mayoritas tentara perbatasan yang bertugas di daerah ketinggian, beretnis Han.
Bagaimana BGI Group bisa berkembang pesat seperti saat ini?
Karena ada dukungan dari banyak pihak. Salah satunya Barack Obama yang memberikan ‘jalan’ bagi perusahaan tersebut agar bisa masuk ke AS. (https://thenationalpulse.com/news/biden-boosted-ccp-genomics/)
Selain itu, peran Bill & Melinda Gates Foundation juga nggak bisa dikesampingkan dalam rangka ekspansi perusahaan. (https://www.bio-itworld.com/news/2012/09/25/bgi-and-gates-foundation-collaborate)
Bahkan perusahaan Microsoft pada September 2012 silam juga telah menandatangani MoU dengan perusahaan tersebut untuk bidang kesehatan global dan pengembangan pertanian berkelanjutan. (https://www.prnewswire.com/news-releases/bgi-and-the-bill–melinda-gates-foundation-sign-memorandum-of-understanding-on-collaboration-for-global-health-and-agricultural-development-171139691.html)
“BGI berharap dapat bermitra dengan BMGF agar dapat mewujudkan kolaborasi global untuk penelitian genomic yang akan bermanfaat bagi kesehatan manusia secara global,” demikian isi memorandum tersebut.
Apakah MoU tersebut bisa dilakukan secara dadakan? Tentu saja tidak.
Pada 2010, BG pernah bertandang ke markas BGI di China. Dan atas saran kepala operasi Gates Foundation di China, Ray Yip, kemudian BG sepakat untuk menjalin kerjasama dengan BGI. (https://www.ft.com/content/9c2407f4-b5d9-11e4-a577-00144feab7de)
Untuk mewujudkan kerjasama tersebut, BG mendanai proyek BGI yang berkaitan dengan sekuensing genom. Dan proyek ini melibatkan Kementerian Sains dan Teknologi serta Akademi Ilmu Pertanian yang keduanya berafiliasi dengan Partai Komunis China. (http://gigasciencejournal.com/blog/publish-data-fight-world-hunger/)
Jadi ada kedekatan antara BGI Group dan BMGF.
Bahkan Dr. Tadataka Yamada selaku mantan presiden kesehatan global BMGF, pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Ilmiah pada BGI Group. (https://www.prnewswire.com/news-releases/tadataka-yamada-md-joins-bgi-as-scientific-advisory-board-chairman-300256614.html)
Kedekatan nggak hanya itu saja.
Saat BGI membuka kantor cabangnya yang ada di AS, BG juga yang kasih jalan. Nggak aneh kalo kantor cabang BGI ada di Washington, yang juga merupakan kantor pusat BMGF. (https://www.bgi.com/%E5%85%B3%E4%BA%8E%E6%88%91%E4%BB%AC/careers/bgi-opens-seattle-office-for-north-america-expansion)
Dan uniknya, saat pandemi Kopit merebak di AS, atas lobi ‘pihak tertentu’ maka pengujian Kopit dilakukan secara besar-besaran yang tentu saja melibatkan BGI selaku penyedia jasa layanan tersebut.
Bayangkan berapa banyak data DNA warga AS yang bisa ditambang selain keuntungan dari jualan alat pengujian. Kalo dari data DNA tersebut kemudian dibuat rekayasa varian baru virus Kopit yang sulit untuk ‘ditaklukkan’, apa nggak bisa?
BGI bahkan meyodorkan proposal kepada gubernur Washington untuk membuka laboratorium pengujian Kopit yang canggih di negara bagian tersebut, meskipun proposal tersebut akhirnya ditolak atas saran dari kalangan intelijen. (https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-bgi-specialreport-idUSKCN2511CE)
Makin pusing bukan? Kok bisa pemerintah China berkorelasi dengan sang Ndoro besar?
Kalo anda punya pisau analisa yang baik, anda nggak bakalan pusing, karena prinsip dasarnya anda sudah pegang.
Pada lain kesempatan saya akan mengulas tentang ‘relasi’ tersebut. Dengan catatan saya nggak lupa dan juga saya punya kesempatan.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Bang, lanjutkan mengenai relasi pemerintah china dengan Sang Ndoro Besar, belum ada yah?
silakan anda baca ulasan saya 2 tahun yang lalu:
https://ndaruanugerah.com/lab-sosial-ndoro-besar-bagian-1/
https://ndaruanugerah.com/lab-sosial-ndoro-besar-bagian-2/
https://ndaruanugerah.com/lab-sosial-ndoro-besar-bagian-3/