Lihat Dampak Merusaknya


516

Lihat Dampak Merusaknya

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, apa dampak dari plandemi yang telah berjalan selama lebih dari 2 tahun bagi anak-anak usia sekolah?” tanya seorang mama di ujung sana.

Ini sebenarnya pertanyaan retorik, mengingat kita sudah tahu jawabannya bersama.

Point penting yang saya mau sampaikan adalah bahwa anak-anak usia sekolah telah menjadi korban plandemi, karena mereka dianggap sebagai generasi yang hilang (lost generation). (https://www.unicef.org/press-releases/unicef-calls-averting-lost-generation-covid-19-threatens-cause-irreversible-harm)

Bagaimana kita tahu bahwa anak-anak usia sekolah telah menjadi generasi yang hilang?

Baru-baru ini, sebuah media mainstream menurunkan laporan yang isinya menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah dasar di Amrik sana telah mengalami penurunan drastis dalam 2 hal penting, yakni literasi dan matematika. (https://www.nytimes.com/2022/09/01/us/national-test-scores-math-reading-pandemic.html)

Apa implikasi dari penurunan kedua kemampuan tersebut?

Anda harus paham bahwa kedua kemampuan tersebut sangat berarti dalam menyokong kondisi ekonomi suatu negara. Bahkan negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menerapkan test PISA yang didasarkan pada kedua kemampuan tersebut. (https://tinyurl.com/39tbdjv8)

Singkatnya, kemampuan literasi dan matematika, paralel dengan kemajuan ekonomi suatu negara.

Ini jelas ironis, mengingat ke depannya, pangsa tenaga kerja justru membutuhkan kedua keterampilan dasar tersebut dalam diri karyawan, sebagai modal berpikir kritis dan inovatif bagi perusahaan. Jika para pelamarnya adalah lost generation tadi, perusahaan apa akan menerima?

Lebih jauh lagi. Kebayang nggak, kalo sektor vital seperti pertahanan dan ekonomi bakalan diisi oleh generasi yang hilang tersebut? Gimana jadinya nasib negara ke depannya?

Itu jawaban singkat saya.

Saya mau kasih ulasan lebih lanjut, agar anda mendapatkan insight dari analisa saya.

Jika saya harus membandingkan, maka lebih dari 2 tahun plandemi, efek merusaknya sama dengan pasca perang. Lost generation akan jadi beban tersendiri bagi banyak negara di dunia.

Ambil contoh di Irak.

Selama Perang Teluk, Irak mengalami tekanan yang dahsyat akibat embargo yang diberlakukan AS dan sekutunya. Sektor pendidikan adalah salah satu yang terkena dampak signifikan akibat perang. (https://www.icrc.org/en/doc/resources/documents/report/57jqap.htm)

Jika Irak masih terus kisruh sampai detik ini (karena diadu domba antar faksi yang ada), itu menjadi wajar. Apa yang bisa diharapkan dari generasi yang hilang akibat Perang Teluk beberapa dekade yang lalu, dalam membangun Irak saat ini?

Dengan kata lain, impilkasi merusak dari plandemi Kopit baru akan kelihatan beberapa tahun ke depan.

Kalo sekarang para guru mengeluh saat pembelajaran mulai di onsite kan, dengan perangai para peserta didik yang mulai ‘berubah’, percayalah bahwa itu baru permukaan-nya saja. Ke depan akan banyak PR yang lebih besar untuk anda kerjakan. (https://www.youtube.com/watch?v=HDxH30N7giU)

Itu-pun dengan satu syarat recovery, bahwa pembelajaran nggak akan di-online kan kembali.

Pertanyaanya: memangnya pendidikan nggak akan di-online-kan kembali saat hadirnya plandemi dengan nama baru? (baca disini dan disini)

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Apa prediksi anda sepeninggal ratu Elizabeth?
    Apakah pangeran charles akan memimpin the great reset 2030 ketika ia jadi raja?

error: Content is protected !!