Kena Prank dan Bahagia


516

Kena Prank dan Bahagia

Oleh: Ndaru Anugerah

Di awal-awal pandemi, presiden Wakanda memilih untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan laju penularaan Kopit. (https://news.detik.com/berita/d-4960957/jokowi-putuskan-psbb-idi-jika-tak-tegas-akan-sama-dengan-kebijakan-yang-lalu)

Kenapa nggak lockdown?

Alasannya simpel, aktivitas ekonomi dapat tetap berjalan, namun penularan Kopit dapat dikurangi dengan menerapkan protokol kesehatan alias prokes.

Rencananya PSBB bakal diberlakukan selama 14 hari, dan dapat diperpanjang jika dinilai kurang efektif dalam menekan laju penularan Kopit.

Dan rakyat Wakanda yang sangat loyal terhadap sang presiden, tanpa banyak tanya mengikuti arahan yang diberikan.

Nyatanya, PSBB belakangan dinilai tidak efektif karena nggak bisa menekan laju penularan virus seperti yang diasumsikan sebelumnya. (https://ayobandung.com/read/2020/05/04/88082/dianggap-kurang-efektif-jokowi-minta-psbb-dievaluasi)

Ujung-ujungnya, rakyat Wakanda kena prank sang presiden pujaan hati, tapi mereka bahagia.

Karena PSBB nggak efektif, maka diganti kebijakan lain yang bernama PPKM alias Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang kemudian dilaksanakan pada Jawa Bali pada 11-25 Januari 2021 silam. (https://www.liputan6.com/news/read/4451600/pemerintah-terapkan-ppkm-jawa-bali-apa-bedanya-dengan-psbb)

Bisa ditebak. Mayoritas warga Wakanda tanpa banyak tanya langsung mengikuti arahan sang presiden, walaupun ekonomi mereka kena imbas kebijakan tersebut. “Yang penting pandemi bisa cepat berlalu,” pikir mereka kurleb-nya.

Tapi, layaknya PSBB, PPKM juga mengalami nasib yang sama.

Maksudnya?

Terus menerus diperpanjang, namun ibarat sinetron Endonesa yang nggak tahu kapan akan berakhir alias editansil. (https://news.detik.com/berita/d-5555582/tambah-5-provinsi-ppkm-mikro-diperpanjang-hingga-17-mei)

Untuk kesekian kalinya, rakyat kena prank kebijakan sang presiden tercinta.

Kenapa kebijakan tersebut bisa gagal?

Karena semua pakai asumsi yang nggak ada dasarnya. Jadi, sampai lebaran monyet, kebijakan apapun yang diambil bakal gagal, karena nggak ada sains didalamnya. (baca disini, disini dan disini)

Belum cukup satu kebijakan blunder digelontorkan, kembali sang presiden menyuruh warganya untuk mengikuti vaksinasi massal di Wakanda.

“Nanti, saat 70% warga sudah divaksin, kita bakal hidup normal lagi karena kita akan bisa mencapai kekebalan komunal,” janji sang presiden. (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201218140044-37-210092/janji-jokowi-182-juta-warga-divaksin-kehidupan-normal-lagi)

Padahal kekebalan kawanan alami, jauh lebih baik ketimbang kekebalan kawanan yang sifatnya buatan alias pakai vaksin. Lagian, angka 70% itu, asalnya darimana? (baca disini dan disini)

Mungkin terbuai dengan janji manis sang presiden, warga Wakanda setia mengikuti arahan yang diberikan.

Survei yang dilakukan Ipsos menyatakan bahwa 80% warga Wakanda bersedia ikutan vaksinasi, karena dianggap bisa mengentaskan pandemi dan hidup normal seperti dulu lagi. (https://kabar24.bisnis.com/read/20210323/15/1371616/survei-80-persen-masyarakat-indonesia-antusias-dengan-vaksinasi-covid-19)

Dan sekali lagi warga Wakanda kena prank, dan mereka bahagia.

Mana ada vaksinasi bisa mengentaskan pandemi? Lha wong WHO sendiri sudah menyangkalnya. (https://www.forbes.com/sites/roberthart/2020/11/16/who-chief-warns-vaccine-wont-end-covid-19-pandemic-as-moderna-pfizer-announce-early-successes/)

Terakhir, saat sang presiden mengeluarkan beleid pelarangan mudik bagi warganya. Alasannya klasik, karena ingin mengurangi angka penularan virus Kopit. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20210417084818-4-238627/ini-alasan-jokowi-ngotot-larang-mudik-lebaran-tahun-ini)

Mungkin alasan sesungguhnya adalah agar nggak kena ‘hajar’ seperti kasus di India. (baca disini)

Namun ajaibnya, ditengah larangan mudik tersebut, pemerintah Wakanda justru membuka jalur penerbangan ke China dan sebaliknya. Dimana konsistensinya? (https://news.detik.com/berita/d-5563532/epidemiolog-soroti-kedatangan-wn-china-saat-larangan-mudik-tak-konsisten?tag_from=wp_nhl_12)

Harusnya, kalo mudik dilarang, semua aktivitas migrasi manusia apapun, juga harus dilarang. Lha kok ini malah dibuka? Mana empatinya terhadap warga Wakanda?

Pusing pala Berbie…

Dan untuk kesekian kalinya warga Wakanda kena prank dan mereka masih bisa bahagia. Luar biasaaa, pekoknya!!

Karena mumet dengan langkah blunder yang dibuatnya dan ingin mengalihkan perhatian publik nggak lama muncullah press conference Bipang Ambawang yang kemudian disambut ‘hangat’ oleh warga.

Padahal itu hanya pengalihan isu semata yang sengaja dibuat agar mereka sudah lupa akan ketidak-konsistenan sang presiden pujaan hati. (https://nasional.tempo.co/read/1460647/klarifikasi-pernyataan-jokowi-soal-bipang-ambawang-mendag-minta-maaf-dan-jelaskan-konteks-promosi-kuliner)

Bukan begitu, Bang Bolot?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


4 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

      1. Bang, berarti semua aktivitas sedang digiring untuk bergerak menuju digitalisasi sampai saat nya the great reset (pandemic dunia maya) terjadi dan menuju full digitalisasi dan ID digital bersama targetnya sampai tahun 2030.

        Rencananya Ndoro Besar seperti itu, begitu bukan Bang?

error: Content is protected !!