Jejak Gates di Indonesia


517

Jejak Gates di Indonesia

Oleh: Ndaru Anugerah

Siapa nggak kenal Bill Gates?

Saya yakin, sedunia pasti kenal lah dengan sosok yang satu ini. Begitu banyak dana digelontorkan ke seluruh dunia dan menjadikan dirinya sosok filantropi terkaya saat ini. (baca disini)

Namun, tahukah anda jejak BG juga ada di Indonesia?

Bill & Melinda Gates Foundation hadir pertama kali di Indonesia sejak 2009 silam.

Setidaknya 12 kali dalam tahun tersebut, BMGF kasih sokongan dana, mulai dari sanitasi, pendidikan hingga kesehatan. (https://internasional.kontan.co.id/news/mengintip-sederet-bantuan-bill-melinda-gates-foundation-yang-mengalir-di-indonesia?page=all)

Tercatat di tahun tersebut, BMGF memberikan bantuan senilai lebih dari USD 2 juta kepada Alliance for Emerging and Re-emerging Infectious Diseases Threats in Asia Foundation, dalam rangka mengentaskan penyakit malaria.

Dan salah satu perusahaan yang paling banyak mendapat suntikan dana dari BMGF adalah PT. Bio Farma (Persero) melalui 4 program di tahun 2014, 2018, 2019 dan 2020.

Pada tahun 2014, dana lebih dari USD 3 juta diberikan kepada Bio Farma melalui divisi Global Development bagi kepentingan pengembangan penelitian.

Di tahun 2018, Bio Farma kembali dapat dana hibah dari BMGF sebesar USD 300 ribu melalui divisi Global Health bagi kepentingan pengembangan vaksin.

Dan di tahun 2019, dana sebesar lebih dari USD 10 juta kembali digelontorkan BMGF dalam upaya mengentaskan penyakit Polio.

Yang terakhir, di tahun 2020, Bio Farma kembali mendapat kucuran dana jumbo sekitar lebih dari USD 45 juta juga untuk mengentaskan Polio.

Selain Bio Farma, BMGF juga kasih suntikkan dana bagi Asosiasi FinTech Indonesia di tahun 2019 senilai lebih dari USD 768 ribu.

Dan kunjungan terakhir BMGF di Indonesia terjadi pada Juni 2020 silam, saat memberikan bantuan kepada PT. Polinasi Iddea Investama selaku perusahaan induk aplikasi kesehatan kondang, Halodoc. (https://www.techinasia.com/halodoc-funding-bill-gates)

Berapa dana yang diberikan?

Mencapai lebih dari USD 1,5 juta guna memberikan dukungan kesehatan untuk pemanfaatan teknologi digital.

BMGF juga pernah memberikan dana pada Indonesian eHealth and Telemedicine Society di tahun 2018, senilai USD 100 ribu. (https://www.gatesfoundation.org/about/committed-grants/2018/05/opp1189973)

Sangat banyak perusahaan, lembaga dan LSM lainnya yang kecipratan dana bantuan dari BMGF yang nggak mungkin saya sebutkan satu persatu. Anda bisa lihat pada portal resmi BMGF.

Dan satu yang nggak ketinggalan, bahwa BMGF juga dijadikan ‘rekanan resmi’ Eijkman Institute for Molecular Biology. (http://www.eijkman.go.id/units/eocru/collaborations/)

Perlu anda ketahui bahwa Bio Farma tengah mengajukan riset dan pengembangan vaksin Kopit bersama sejumlah lembaga, antara lain The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) juga rencana kerjasama dengan Eijkman Institute. (https://ekonomi.bisnis.com/read/20200416/9/1228200/gandeng-bill-gates-ini-rencana-bio-farma-dalam-pengembangan-vaksin-covid-19)

Kemana arahnya?

Silakan simpulkan sendiri ya…

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!