Farewell Kawan
Oleh: Ndaru Anugerah
Setahun yang lalu saya sudah buat analisa tentang nasib seorang presiden John Magufuli dari Tanzania. Terakhir beberapa hari yang lalu saya kembali buat analisa.
Dan apa yang telah saya analisa menemukan pembenarannya kembali. (baca disini dan disini)
Pagi ini, corong Ndoro besar menurunkan headline yang cukup jelas, “Presiden Tanzania yang menolak Kopit, John Magufuli, meninggal dunia pada usia 61 tahun.” (https://www.theguardian.com/world/2021/mar/17/tanzanias-president-john-magufuli-dies-aged-61)
Menurut laporannya, Magufuli meninggal karena gagal jantung. Dengan demikian rumor terkenanya Magufuli akibat Kopit, gugur sudah.
“Presiden Magufuli meninggal karena serangan jantung di rumah sakit Mzena di Dar es Salaam, dimana dia menerima perawatan,” ungkap wapres Tanzania.
Magufuli terakhir terlihat publik pada 27 Februari 2021 silam. Dan ajaibnya, 2 minggu setelah The Guardian menurunkan berita provokatif tentang sang Bulldozer, langsung kejadian deh skenario-nya.
Apakah ini hanya kebetulan seperti halnya nasib Presiden Burgundi Pierre Nkurunziza yang meninggal karena penyakit yang sama (pada usia belia 55 tahun) di tahun lalu? (https://www.nytimes.com/2020/06/09/world/africa/burundi-president-pierre-nkurunziza-dead.html)
Selamat jalan Kawan. Sejarah telah mencatat keberanianmu.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Jadi ikut khawatir Tanzania sepeninggal Buldozer bang. Terutama soal vaksin Big Pharma yang bisa jadi masuk kesana, sedangkan rakyatnya mungkin sudah “manteb” soal kopid krn dulu pernah dijelaskan sang Presiden… Oy, kalo dr geopolitiknya, Tanzania ni lebih ke AS, Rusia atau China bang?
Rest In Peace Mr.President ??
Lahul Fatihah..