Apanya Yang Bocor?
Oleh: Ndaru Anugerah
“Bang kenapa nggak bahas soal Pentagon Leaked?” tanya seseorang.
Ada 2 hal yang menyebabkan saya nggak cepa-cepat membahasnya. Pertama soal waktu yang memasuki masa liburan, sehingga sulit bagi saya untuk bisa menulis. Dan yang kedua dilihat pada scale of priority-nya, menurut saya ini bukan isu penting untuk dibahas.
Dimana letak ketidakpentingan-nya sehingga saya enggan untuk mengulasnya?
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa di awal April kita dikejutkan dengan isu bernama Pentagon Leaked yang isinya bocoran dokumen rahasia milik AS dan beredar luas di sosial media seperti Twitter, Telegram hingga 4chan. (https://nypost.com/2023/04/08/leaked-pentagon-docs-show-russian-intelligence-compromised-by-us/)
Dalam dokumen tersebut dikatakan tentang peran AS terkait Perang Rusia-Ukraina, dan juga penilaian intelejen asing AS mengenai negara-negara seperti: China, Korea Utara, Iran dan Uni Emirat Arab serta arahan operasional yang diberikan Staf Gabungan AS.
Adalah Jack Teixeira (JT) yang merupakan penerbang kelas satu dari Massachusetts Air National Guard yang menjadi pesakitan karena telah membocorkan rahasia negara tersebut.
Dari mana JT mendapatkan dokumen rahasia AS tersebut?
Konon katanya, JT memotret cetakan dokumen tersebut dari rumah orang tuanya di Dighton, Massachusetts dan kemudian mempostingnya ke platform Discord yang merupakan kanal tempat nongkrongnya para gamers, melalui server bernama Thug Shaker Central.
Dari sana informasi terus menyebar ke penjuru dunia, dan akhirnya menimbulkan ‘gonjang ganjing’ di Negeri Paman Sam. (https://www.theguardian.com/us-news/2023/apr/27/pentagon-leak-suspect-may-still-have-access-to-classified-info-court-filings-allege)
Pertanyaan kritisnya: apa informasi baru yang bisa kita dapatkan pada Pentagon Leaked tersebut?
Kita ketahui bersama, bahwa salah satu informasi bocoran tersebut adalah peran AS dalam memata-matai Korsel, Israel hingga Ukraina. Jadi, negara-negara yang dipandang sekutu oleh AS, nyatanya nggak lepas dari aksi mata-mata yang dilakukan AS.
Bukankah semua orang sudah tahu tentang peran AS yang kerap memata-matai semua negara, termasuk negara-negara sekutunya? (https://www.vice.com/en/article/5d9bp8/us-spies-allies-south-korea-pentagon-leak)
Lantas, informasi baru apa yang bisa kita temukan disana?
Dengan kata lain, kebocoran ini hanya merupakan penegasan kembali tentang peran AS dalam memata-matai semua negara, nggak terkecuali negara yang dipandang sebagai konco-nya. (https://www.washingtonpost.com/national-security/2023/04/08/intelligence-leak-documents-ukraine-pentagon/)
Ini sama saja dengan email Dr. Anthony Fauci yang ‘katanya’ bocor, yang mengungkapkan tentang teori asal muasal si Kopit yang diklaim merupakan produk kebocoran laboratorium.
(https://tvpworld.com/68336485/emails-reveal-fauci-orchestrated-coverup-of-wuhan-lab-leak-theory-report)
Apa yang baru disana? Nggak ada.
Sebaliknya dengan adanya bocoran email tersebut, bukankah kita hanya digiring untuk menerima narasi bahwa si Kopit beneran ada dan mematikan?
Yang perlu kita kritisi selanjutnya tentang isu kebocoran dokumen Pentagon tersebut adalah soal peran media mainstream. Ini penting ditanyakan, karena peran media adalah sebagai penguat narasi yang ingin dikembangkan alias sebagai corong propaganda.
Apa yang dilakukan media mainstream menanggapi hal ini?
Secara berjamaah, mereka mengangkat isu ini, meskipun sekelas John Kirby ‘selaku jubir Gedung Putih melarang’ aksi peliputan berita ini oleh media massa karena mengandung rahasia negara. (https://www.dailymail.co.uk/news/article-11958083/White-Houses-John-Kirby-admits-dont-know-Pentagon-leak-contained.html)
Yang ada kemudian, makin dilarang, orang akan makin menggali lebih dalam ikhwal berita tersebut. Dan dengan demikian, secara nggak sadar hanya akan mengamplifikasi narasi yang sedang dibuat secara sukarela, tanpa berpikir kritis tentang hal itu.
Seberapa banyak dari anda yang masuk dalam jebakan narasi palsu ini, dengan cara membagikan tautan berita/dokumen terkait Pentagon Leaked melalui kanal media sosial yang anda miliki? Banyak, bukan? Hayoo ngaku deh..
Selanjutnya menyangkut kejanggal cara kerja intelijen negara.
Dikatakan bahwa kebocoran dokumen diketahui sumbernya dengan jelas, dan pers mengungkapkan hal ini secara gamblang, yang mengakibatkan si pelaku harus diseret ke meja hijau.
Apakah begini cara kerja intelejen? Bukankah jika menyangkut rahasia negara yang super penting, kasusnya akan ‘ditutup’ secara senyap dan tidak akan menjadi bola liar seperti saat ini sehingga menjadi konsumsi publik?
Bukankah ini hanya menegaskan kalo informasi yang katanya ‘penting’ tersebut, nyatanya nggak penting sama sekali? Sebab kalo penting, kok bisa-bisanya jadi konsumsi publik? (https://afn.net/national-security/2023/04/12/everyone-analyzing-leaked-pentagon-docs-not-for-public-consumption/)
Dan yang terakhir soal Perang Rusia-Ukraina. Dikatakan pada dokumen tersebut bahwa kehadiran pasukan NATO dalam membantu Ukraina, hanya akan mendorong narasi bahwa Ukraina tengah terjepit sehingga butuh bantuan NATO sementara Rusia telah menang di atas angin.
Padahal berkali-kali saya katakan, bahwa itu bukan perang, tapi perang-perangan. Konflik sengaja dipicu untuk memperburuk situasi di Eropa dan dunia, guna membuka jalan bagi rencana The Great Reset. (baca disini dan disini)
Apa yang bisa disimpulkan?
Bahwa isu bernama Pentagon Leaked, hanyalah barang basi yang nggak perlu dibahas. Pertama nggak ada informasi penting yang baru disana, dan yang kedua ini hanya mendorong narasi bahwa benar Ukraina dan Rusia tengah berkonflik untuk alasan yang substantif.
Kalo substantif, katakan dimana letak substantif-nya? Bukankah makin lama ‘konflik yang dipaksakan’ tersebut terjadi, maka makin cepat kejatuhan ekonomi global?
Lagian, apakah setelah kebocoran tersebut, pihak Korea Selatan atau Israel yang jadi sasaran aksi mata-mata intelijen AS, jadi serta merta memutuskan hubungan diplomatik dengan pihak Washington?
Kini giliran anda yang menjawabnya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments