Teka-Teki Osama


509

Teka-Teki Osama

Oleh: Ndaru Anugerah – 11092024

Apa yang menarik dari serangan teroris 911 yang kemudian memicu proyek bernilai milyaran dollar bernama Global War on Terrorism? (baca disini dan disini)

Jawabannya ada pada sosok Osama Bin Laden (OBL).

Berdasarkan informasi media mainstream, OBL lah otak serangan terror yang menyasar Negeri Paman Sam tersebut. Karenanya, setelah perburuan yang sangat sulit, OBL berhasil dilenyapkan selamanya, dengan mengerahkan pasukan elit AS, Navy Seal yang beranggotakan 6 orang.

Itu terjadi pada 2 Mei 2011, hampir satu dekade pasca aksi teror yang ‘katanya’ didalangi OBL di tahun 2001. (https://www.history.com/news/osama-bin-laden-death-seal-team-six)

Lantas dimana menariknya?

Perihal kematian OBL di tahun 2011 tersebut. Apa iya OBL meninggoy-nya di tahun tersebut?

Artikel yang dimuat The Guardian pada November 2001. Dikatakan bahwa dua bulan sebelum serangan 911, OBL terbang ke Dubai selama 10 hari untuk menjalani perawatan atas sakitnya. Ada tokoh CIA yang juga mengunjungi OBL kala itu sebagai konfirmasinya. (https://www.theguardian.com/world/2001/nov/01/afghanistan.terrorism)

Kenapa OBL berobat?

Ya karena sakit yang dideritanya. Meskipun dibawa ke bagian Urologi, tapi anehnya OBL diduga menderita penyakit Hepatitis C sehingga usianya paling banter tinggal 2 tahun saja.

Dengan kata lain, tanpa ditembak oleh tim 6 Navy Seal sekalipun, OBL sudah bakal meregang nyawa di tahun 2003. Nah kalo dia ‘katanya’ ditembak di tahun 2011, yang ditembak sebenarnya siapa? Hantunya OBL atau Robot Gedek?

Keanehan kedua juga datang dari media mainstream lainnya, tepatnya di 26 Desember 2001. Menurut berita tersebut, OBL dikatakan telah menghembuskan napas terakhirnya karena -komplikasi penyakit paru-paru yang tidak kunjung diobati.

Bahkan dalam pemakamannya, seorang pemimpin Taliban yang hadir mengatakan, “Pasukan koalisi yang memburu OBL nggak akan bisa menemukannya dalam kondisi hidup atau mati.” Lha wong udah mati. (https://ia801604.us.archive.org/20/items/pdfy-RHR851WrmziWGS6d/Usama%20Bin%20Laden%20Dead%20In%202001.pdf)

Keanehan serupa juga bisa kita temukan pada situs media mainstream sekelas CNN.

Pada Januari 2002, menurut Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf, OBL kemungkinan besar telah meninggoy karena belum memperoleh pengobatan atas penyakit ginjal yang dideritanya selama bertahun-tahun. (https://edition.cnn.com/2002/WORLD/asiapcf/south/01/18/gen.musharraf.binladen/)

Ajaibnya, dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, surat kabar Mesir, al-Ward menerbitkan pidato atas kematian OBL. Itu terjadi pada 26 September 2001. (https://www.paulcraigroberts.org/2013/11/20/bin-ladens-obituary-notice/)

Dalam pemakaman tersebut, seorang pejabat Taliban yang hadir mengatakan bahwa OBL meninggal secara tenang dan wajar akibat penyakit komplikasi pada paru-parunya.

Pemakaman OBL sendiri dilakukan di Tora Bora daerah di Afghanistan yang berbatasan dengan wilayah Pakistan.

“Akan sangat sulit bagi pasukan AS untuk menemukan lokasi makam OBL karena tempat pemakamannya tidak diberi tanda sesuai dengan tradisi Wahabbi,” begitu kurleb kata petinggi Taliban.

Berita kematian OBL diangkat kembali oleh CNN setelah klaim awal ikhwal kematiannya. (http://edition.cnn.com/2002/HEALTH/01/21/gupta.otsc/)

Dalam sesi wawancara dengan seorang jurnalis CNN, Dr. Sanjay Gupta menegaskan bahwa ada kemungkinan bahwa OBL tengah menjalani perawatan medis atas penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Pernyataan itu keluar setelah melihat rekaman video tentang keberadaan OBL.

Apa penyebab sakit gagal ginjal OBL?

Kemungkinan karena hipertensi atau diabetes. Dan itu perlu perawatan yang intensif.

Masuk akal jika menurut keterangan presiden Pakistan, bahwa pihak OBL sudah mengimpor peralatan dialisis untuk pengobatan penyakit kronis yang dideritanya.

Dr. Gupta menambahkan, “Dalam perawatan dialisis, dibutuhkan aliran listrik, air bersih dan lingkungan yang steril untuk mencegah infeksi pada pasien serta teknisi dan para dokter spesialis yang jumlahnya banyak.”

“Dan jika semua kondisi tersebut tidak dipenuhi, maka kemungkinan hidup pasien paling-paling hanya beberapa hari atau seminggu saja,” tambahnya.

Jadi, kecil kemungkinan OBL bisa memenuhi kondisi tersebut, mengingat dirinya yang sedang menjadi target operasi oleh pasukan AS dan sekutunya. Nah kalo OBL tinggal di Tora Bora atau wilayah terpencil, mana mungkin kondisi tersebut dipenuhi?

Sekali lagi, tanpa ditembak-pun di 2011, OBL sudah keburu pergi ke ‘Syurga’ jauh-jauh hari. Ngapain pasukan elit AS repot-repot memburunya hingga 10 tahun?

Dan yang terakhir, berdasarkan informasi dari intelijen Israel, menyatakan bahwa Al-Qaeda telah memilih pemimpin baru bagi organisasinya setelah OBL dinyatakan meninggal. (http://www.worldtribune.com/worldtribune/WTARC/2002/me_terrorism_10_16.html)

Penyebab kematian OBL diduga karena operasi militer yang dilancarkan AS di Afghanistan.

Mungkinkah informasi intelijen Israel ngawur?

Dengan kata lain, OBL telah lama meninggal sebelum penembakan atas dirinya yang diklaim dilakukan oleh pasukan elit AS, Navy Seal. Entah itu karena penyakit gagal ginjal, atau penyakit komplikasi paru-paru ataupun karena serangan tentara AS di Afghanistan.

Mungkin AS terlalu bersemangat mengarang cerita ala Rambo yang berhasil memberangus sepeleton pasukan Viet Kong hanya dengan seorang serdadu terlatih. Dan parahnya, kita semua dipaksa telan bulat-bulat skenario Hollywood atas kematian OBL yang dianggap sebagai kebenaran yang mutlak.

“Pokoknya OBL mati karena dibunuh pasukan elit AS. No debat.”

Disitulah teka-teki kematian OBL begitu menarik untuk disimak. Lagian, orang yang sudah sakit-sakitan, mana mungkin merancang serangan teror yang membagongkan tersebut. Lha ngurus dirnya aja susah, apalagi merancang serangan teror?

By the way, apa ada yang lihat jasad OBL setelah opsus Navy Seals pada dirinya?

Bukankah ini mirip dengan kasus Khashoggi yang nggak diketahui dibuang kemana jasadnya? (baca disini)

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!