Sumber Kebohongan
Oleh: Ndaru Anugerah
Sudah sering kita mendengar tentang pengendalian populasi yang harus dilakukan oleh pemerintah di banyak negara di dunia, agar masalah lahan dan pangan tidak mengalami krisis, utamanya di masa depan. (https://overpopulation-project.com/overpopulation-threatens-the-worlds-food-supply-united-nations-warns/)
Anehnya, milyader sekelas Elon Musk, justru bersuara beda. “Jika orang tidak memiliki lebih banyak anak, maka peradaban manusia akan runtuh,” begitu kurleb-nya. Wajar Musk berkata demikian, karenanya nyatanya, dunia bukan mengalami over tapi defisit populasi. (https://www.cnsnews.com/blog/michael-w-chapman/elon-musk-overpopulation-false-earth-could-maintain-population-many-times)
Pertanyaanya: apakah pernyataan yang dikemukakan oleh banyak kalangan yang mendukung perlunya pengendalian populasi, adalah hal yang serius untuk dilakukan?
Sekarang coba kita lakukan perhitungan matematika sederhana, untuk menjawab ketersediaan lahan.
Kita tahu bahwa wilayah Texas di Amrik sana, punya luas sekitar 171 juta hektar. Sementara California memiliki luasan sekitar 101 juta hektar, dan New Mexico luasnya sekitar 77 juta hektar. Jadi, kalo kita menggabungkan ketiga wilayah tersebut, akan dapat hitungan total sekitar 349 juta hektar. (http://www.statemaster.com/graph/geo_lan_acr_tot-geography-land-acreage-total)
Lalu kita coba buat asumsi sederhana. Anggaplah setiap rumah tangga (yang isinya 2 orang) diberi lahan dengan luasan 400 meter persegi, Jika total jumlah orang di dunia ada sekitar 7 milyar, maka dibutuhkan lahan untuk tempat tinggal sekitar 1,4 triliun meter persegi.
Dengan kata lain, 349 juta hektar yang setara dengan 3,49 triliun meter persegi, akan dapat mencukupi kebutuhan orang untuk memiliki tempat tinggal. Itupun dengan asumsi bahwa tiap rumah tangga akan memiliki luas lahan untuk tempat tinggal setara dengan 400 meter persegi.
Sudah sangat layak, ketimbang luas rumah yang kita tinggali saat ini, bukan?
Jadi, kalo dikatakan bahwa kita mengalami krisis lahan akibat bertambahnya jumlah penduduk, logikanya dimana? Bukankah luas dunia jauh lebih banyak dari sekedar luas ketiga negara bagian di AS tersebut?
Belum lagi jika kita menghitung penggunaan apartemen, dimana dengan lahan yang tidak terlalu luas namun bisa menampung banyak orang di dalamnya dengan konsep hunian vertikal yang ditawarkan.
Artinya, krisis lahan hanyalah kebohongan yang nggak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Darimana asalnya semua kebohongan ini?
Thomas Malthus-lah akar masalah semua agenda pengendalian populasi alias depopulasi. (baca disini dan disini)
Jika saat ini, kartel Ndoro besar melalui tentakel guritanya terus menyuarakan kebohongan dibalik agenda kelebihan populasi, maka Malthus adalah sosok yang bertanggungjawab atas semua kepanikan ini.
Melalui karya ‘besar’nya yang terbit di akhir 1700an, Malthus sukses menyihir dunia dengan asumsi lebay-nya.
“Overpopulasi akan datang dan akan menghancurkan dunia. Dan hanya perang, kelaparan, serta penyakit sajalah yang akan dapat menghambat proses pertumbuhan tersebut,” demikian ungkapnya. (http://www.esp.org/books/malthus/population/malthus.pdf)
Malthus-lah yang menginisiasi pemikiran banyak orang saat ini (bahkan diajarkan di sekolah-sekolah) bahwa ketika populasi meningkat dengan kecepatan yang nggak akan bisa diimbangi oleh laju produksi pangan, maka sebagai akibatnya krisis pangan akan segera terjadi.
Konyolnya lagi, Malthus membuat prediksi yang luar biasa exaggerated yang menyatakan bahwa di tahun 1890, dunia akan kehabisan bahan pangan sebagai akibat cepatnya laju pertambahan penduduk. Nyatanya, apakah prediksi ngawur itu terjadi? (https://www.pop.org/the-malthusian-delusion-and-the-origins-of-population-control-2/)
Sekarang kita coba bahas masalah kedua, perihal ketersediaan pangan dunia.
Let’s say, dibutuhkan lahan sekitar 300 meter persegi untuk memberi makan satu manusia selama setahun. Jadi untuk kasih makan 7 milyar penduduk dunia, dibutuhkan lahan sekitar 2,1 triliun meter persegi.
Merujuk pada data, luas lahan pertanian di AS sana, saat ini sekitar 922 juta hektar, alias 9,2 triliun meter persegi. Dari luas lahan pertanian yang ada di AS saja, maka kebutuhan pangan dunia, secara matematis akan bisa diatasi. (http://www.ers.usda.gov/data-products/state-fact-sheets/state-data.aspx?StateFIPS=00#.Up18e8SsiCc)
Dengan kata lain, krisis pangan yang ‘katanya’ disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk, itu hal yang logis atau nggak? Anda tentu bisa menjawabnya.
Lalu apa alasan dibalik isu pertambahan jumlah penduduk?
Nggak lain adalah agenda eugenika alias depopulasi itu sendiri. Jadi, isu pertambahan jumlah penduduk yang tak terkendali hanyalah DALIH untuk menggelar proyek depopulasi.
Transkrip yang tertulis pada Georgia Guide stones dengan jelas menyatakan bahwa penduduk dunia harus ‘dibatasi’ ke angka ideal 500 juta orang saja. (http://www.covenersleague.com/fighting-against-genocide/item/1366-the-georgia-guidestones-reduce-the-world-population-to-500-million)
Terus, kalo jumlah manusia di dunia saat ini sudah mencapai angka 7 miliar lebih, sementara angka ideal yang dibutuhkan hanyalah 500 juta saja, maka sebanyak 6,5 miliar manusia mau dikemanain?
Ingatlah selalu kata-kata emas pendeta Thomas Malthus, bahwa hanya perang, kelaparan dan penyakit sajalah yang dapat mewujudkan hal itu.
Kenapa di dunia ada perang, kelaparan dan plandemi?
Tentu nggak sulit untuk menjawabnya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments