Secret Society: Knights Templar (*Bagian 2)


536

Secret Society: Knights Templar (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan, kita telah membahas tentang awal mulai berdirinya Knights Templar (KT) yang bisa mengepakan sayap mereka dari pasukan misqueen menjadi pasukan yang berlimpah sumber keuangannya.

Ini terjadi sebelum Yerusalem kembali diambil oleh pasukan Saladin lewat perang Hattin. (baca disini)

Kekalahan ini, bukan saja memaksa pasukan Kristen mundur, tapi juga memaksa Knights Templar untuk memindahkan markas mereka ke wilayah utara, seperti Tortosa yang ada di Suriah, Atlit yang ada di Israel hingga Limassol yang ada di Siprus.

Namun semua nggak sesuai skenario-nya, karena pada akhirnya markas-markas tersebut tidak bisa mereka pertahankan. Bahkan di tahun 1303, markas KT yang bernama Arwad yang letaknya dekat dengan Tortosa, akhirnya diambil alih oleh pasukan Kesultanan Mamluk yang berasal dari Mesir.

Dengan jatuhnya kawasan garnisun milik KT tersebut, otomatis mereka kehilangan benteng terakhirnya di Tanah Suci Yerusalem. Bukan itu saja, dukungan finansial yang selama ini mengalir ke ordo mereka, perlahan mulai hilang akibat tidak berkuasanya lagi atas Tanah Suci. (https://www.researchgate.net/publication/27651103_The_Knights_Templar_A_New_History)

Tahun-tahun berikutnya adalah masa kelam yang harus dilalui ordo KT.

Melihat celah bahwa KT tengah terdesak, sementara Raja Philip IV dari Perancis yang memiliki hutang segudang pada KT akibat mendanai perang melawan Inggris, membuat Raja Philip IV akhirnya mendukung rumor yang mengatakan bahwa ordo KT adalah pasukan penyembah Baphomet alias iblis. Benar tidaknya, nggak ada yang tahu soal ini. (https://books.google.co.id/books?id=DhjewlXH4gcC&pg=PA71&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false)

Yang jelas, jika ordo KT berhasil ditumpas, bukankah hutang Raja Philip IV pada mereka maka otomatis lunas?

Untuk menjalankan skenario ini, Raja Philip IV terpaksa menekan Paus Clement V (yang merupakan kerabatnya) untuk mengambil tindakan atas ordo KT. Point-nya, para anggota ordo KT bukan saja dibubarkan, tapi harus dihukum mati. (https://www.academia.edu/31803603/Malcolm_Barber_The_Trial_of_the_Templars_2006_1_)

Dan pada hari Jumat 13 Oktober 1307, Raja Philip IV memerintahkan agar ordo KT beserta pasukannya ditangkap dan dieksekusi mati. “Dieu n’est pas content alias Tuhan tidak berkenan (pada mereka)”, begitu tudingan Raja Philip IV. (http://medieval.mrugala.net/Religion/Templiers,%20les%20derniers%20jours/)

Memang ada upaya-upaya pembelaan diri yang dilakukan oleh anggota KT saat dipersidangan sebelum eksekusi dilakukan, namun berakhir anti-klimaks saat Raja Philip memblokir upaya mereka. (https://www.pdfdrive.com/the-knights-templar-the-history-and-myths-of-the-legendary-military-order-e158052105.html)

Singkat cerita, Grand Master KT Jacques de Molay dan Geoffroi de Charney sebagai petinggi KT dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman bakar hidup-hidup pada tiang pancang di Paris pada 18 Maret 1314.

Pertanyaannya: apakah setelah petinggi KT dijatuhi hukuman mati, apakah ordo tersebut langsung lenyap dari muka bumi?

Nggak juga.

Saat Raja Philip IV dan Paus Klemens menangkap dan membubarkan para anggota KT di tahun 1307, banyak dari mereka yang mengungsi ke Skotlandia. Cara ini dipandang aman oleh mereka, mengingat kungkungan kepausan relatif lemah di Skotlandia. (https://vdoc.pub/download/the-knights-templar-and-scotland-4f0in876noj0)

Ini bisa terjadi karena Raja Skotlandia saat itu, tengah dijatuhi hukuman eks-komunikasi oleh Paus akibat terlibat pada pembunuhan John Comyn di tahun 1306 yang merupakan pesaingnya sebagai pewaris tahta Skotlandia. (https://www.smithsonianmag.com/history/true-story-robert-bruce-scotlands-outlaw-king-180970756/)

Ditengah keputus-asaan dalam melawan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Raja Edward II saat itu, datangnya para serdadu KT jelas memberi angin surga bagi Robert the Bruce yang punya cita-cita untuk merdeka dari cengkraman Inggris.

Minimal bantuan laskar Raja Bruce dapatkan. Selain itu, kemampuan laskar KT dalam berperang juga tidak perlu lagi dipertanyakan. Perang Salib adalah portofolio yang ordo KT bisa berikan. (https://www.scribd.com/book/387405964/A-Most-Remarkable-Family-A-History-of-the-Lyon-Family-from-1066-to-2014)

Tangan terbuka yang diberikan kepada ordo KT, membuahkan hasil saat Skotlandia (yang dibela oleh ordo KT) berhasil memukul mundur pasukan Inggris pada pertempuran Bannockburn di tahun 1314.

Gimana nggak hebat, mengingat pasukan Inggris yang jumlahnya lebih banyak (tiga berbanding satu) dipaksa keok oleh pasukan Skotlandia yang saat itu dipimpin oleh Sir Henry St. Clair yang merupakan anggota KT, yang kelak diberi gelar sebagai Grand Master Herediter Masonik yang ada di Skotlandia oleh piagam kerajaan. (https://dr.library.brocku.ca/bitstream/handle/10464/4838/canadianmasonicannual1905.pdf?sequence=1&isAllowed=y)

Kelak ordo KT membubarkan diri, atau lebih tepatnya statusnya saja yang sengaja dibubarkan, karena mereka kemudian bertransformasi menjadi kelompok rahasia lainnya yang dikenal dengan nama Freemason, yang pusat penyebarannya berakar kuat di Skotlandia dan Inggris.

Kalo anda pernah traveling ke Skotlandia, tepatnya di daerah Edinburg, maka disana akan anda temui Kapel Rosslyn yang dibangun oleh William Sinclair yang merupakan keturunan dari Hugues de Payens, pendiri dari ordo KT. Kapel tersebut merupakan miniatur dari Kuil Sulaiman, markas dari KT di Yerusalem. (https://www.goodreads.com/book/show/586095.The_Warriors_and_the_Bankers)

Cerita tentang KT saya cukupkan sampai disini, karena kalo ditelusur lebih dalam lagi, pasti anda nggak akan menyangka apa yang terjadi kemudian. Jangan juga anda dibuat kaget atas apa yang saya sajikan.

Saya akan lanjut pada secret society lainnya secara perlahan, dengan syarat saya punya waktu yang cukup luang untuk mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!