Saat Semuanya Disensor


515

Saat Semuanya Disensor

Oleh: Ndaru Anugerah

Mana yang lebih digdaya, negara atau Big Tech? Kalo anda bilang negara, baiknya anda pikir ulang jawaban tersebut.

Baru-baru ini, YouTube selaku bagian Big Tech, melakukan penyensoran terhadap saluran resmi presiden Brazil, Jair Bolsonaro.

Nggak tanggung-tanggung, sebanyak 15 konten video langsung dihapus dari peredaran karena dianggap menyebarkan informasi yang salah tentang si Kopit. (https://www.rt.com/news/529917-youtube-censors-brazilian-president-covid/)

Apa saja konten yang dihapus tersebut?

Macam-macam. Ada percakapan sang presiden dengan menteri, mantan pejabat dan profesional di bidang medis, selain video yang berisi pandangan kritisnya terhadap kebijakan lockdown, pemakaian masker dan juga program vaksinasi.

Dan salah satu video yang dihapus adalah tentang mantan menkes negara tersebut, Eduardo Pazuello yang membandingkan Kopit layaknya AIDS, yang nggak mungkin dilawan pakai cara apapun. “Sebagian besar orang dirawat karenanya, dan hidup terus berjalan,” begitu kurleb-nya.

Ada lagi video tentang seorang dokter yang merekomendasikan hydroxychloroquine sebagai obat dalam penanganan si Kopit.

Ya jelas aja dihapus, lha wong sampai dibuat penelitian fiktif guna ‘membunuh’ keberadaan obat tersebut. (baca disini dan disini)

“Kami akan otomatis menghapus konten yang melanggar kebijakan kami, dan bukan karena alasan politis atau ideologis yang berkaitan dengan pemimpin Brazil tersebut,” demikian klarifikasi yang diberikan YouTube.

Apa iya?

Asal tahu saja, bahwa semenjak 2 tahun terakhir, Bolsonaro adalah sosok presiden yang dianggap kontroversial oleh komunitas Barat.

Maksudnya?

Bolsonaro bukan saja bersikap skeptis terhadap vaksin Kopit, dia juga nggak mempertanyakan efektivitas pemakaian masker serta kebijakan lockdown.

Dari sini saja, sikapnya tersebut sudah menentang skenario kartel Ndoro besar. Apa bisa sikap Bolsonaro dibiarkan? (https://www.bbc.com/news/world-latin-america-57839717)

Nggak aneh jika kemudian kekuatan rakyat Brazil mulai digerakan untuk turun ke jalan, dalam menggoyang posisi Bolsonaro, mulai dari tuduhan korupsi dalam pembelian vaksin, kegagalan dalam mengantisipasi ledakan kasus Kopit, hingga banyaknya kematian akibat si Kopit. (https://www.dw.com/en/brazil-protesters-rally-against-bolsonaro-amid-covid-probe/a-58152409)

Jadi, apa iya Big Tech yang berkaitan dengan kartel Ndoro besar tetiba menyensor konten YouTube Bolsonaro hanya semata-mata karena kebijakan konten?

Yang bokir ahh..

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!