Perang Para Bankir


511

Perang Para Bankir

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada 2012, Senat AS menjatuhkan tuduhan kepada HSBC yang dianggap telah  melakukan kegiatan pencucian uang dalam upaya mendukung gerakan terorisme. (http://timesofindia.indiatimes.com/india/HSBC-India-staff-under-scanner-for-money-laundering-and-terror-financing/articleshow/15032139.cms)

Publik terkejut, karena bank yang selama ini begitu dekat dengan mereka, nyatanya malah terlibat dalam upaya ‘mendanai’ operasi teror.

Tapi, anda jangan kaget dulu.

Karena memang para bankir Wall Street telah lama mendukung aksi teror dan juga perang. Nazi Jerman adalah salah satunya, dimana para bankir tersebut mendanai gerakan teror global yang dimotori oleh sang Fuhrer.

Ini bukan teori konspirasi, karena ada catatan sejarahnya.

Di tahun 1998, Bank Barclays menyetujui untuk membayar ganti rugi kepada orang-orang Yahudi Eropa sebesar USD 3,6 juta gegara aset mereka telah disita oleh cabang bank mereka di Perancis saat PD II terjadi. (http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/237392.stm)

Ini terjadi setelah Chase Bank di Manhattan mengakui bahwa mereka telah melakukan penyitaan sekitar 100 rekening yang dipegang oleh orang-orang Yahudi di Perancis, selama PD II berlangsung.

Menurut laporan yang dibuat Depkeu AS, bank-bank tersebut bekerjasama dengan otoritas pemerintahan Nazi dalam membekukan aset warga Yahudi.

Mungkin nggak sih mereka mau ganti rugi, kalo nggak melakukan kesalahan?

The New York Daily News juga melaporkan hal yang kurleb sama, “Hubungan antara Chase Bank dan Nazi tampak begitu akrab sehingga Carlos Niedermann selaku kepala cabang Chase di Paris kasih laporan ke atasannya bahwa pihaknya mendapat ‘penghargaan’ yang sangat istimewa dari pejabat tinggi di Jerman.” (http://articles.nydailynews.com/1998-12-07/news/18083963_1_chase-manhattan-bank-largest-bank-nazis)

Laporan yang diturunkan BBC pada tahun 1999, juga sama. “Komisi pemerintahan Perancis yang menyelidiki penyitaan sekitar 100 rekening bank orang Yahudi selama PD II, menyatakan bahwa 5 bank AS turun serta dalam skenario itu. Mereka adalah: Chase Bank, JP. Morgan, Guaranty Trust Co., Bank of the City of New York dan American Express.” (http://news.bbc.co.uk/2/hi/world/europe/270849.stm)

The Guardian pada 2004 juga menyatakan bahwa Kakek George Bush alias almarhum Prescott Bush adalah direktur sekaligus bankir di Wall Street yang paling diuntungkan dari keterlibatannya dengan arsistek keuangan partai Nazi Jerman. (http://www.guardian.co.uk/world/2004/sep/25/usa.secondworldwar)

Gimana ceritanya?

Menurut dokumen yang diungkapkan The Guardian, perusahaan tempat Prescott Bush bekerja (Brown Brothers Harriman/BBH) telah membantu mendanai Hitler dalam mengembangkan industri di Jerman sebelum PD II meletus.

Asal tahu saja, Prescott Bush adalah anak buah Harriman yang mendirikan bank UBC yang kelak menyediakan dana besar bagi August Thyssens selaku keluarga industri paling berkuasa di Jerman yang terkoneksi dengan Adolf Hitler.

Jadi, BBH dan Bank UBC tercatat telah mengirimkan jutaan dollar, emas, bahan bakar, baja, batu bara dan juga obligasi kepada Jerman sebagai modal dasar mereka untuk berperang.

Dengan kata lain, bankir WallStreet (Bank UBC dan BBH) tersebut, adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam membiayai kebangkitan Hitler ke tampuk kekuasaan. Tanpa andil mereka, nggak mungkin seorang Adolf Hitler bisa berkuasa.

Apakah hanya Adolf Hitler yang mendapat dana perang dari para bankir Wall Street?

Nggak juga. Masih banyak yang lainnya.

Bahkan koneksi Wall Street seperti Rockefeller, Carnegie dan Harriman telah terbukti mendanai program pembersihan etnis (eugenetika) yang dibesut oleh Nazi dan menyasar kaum Yahudi Eropa. (https://www.sfgate.com/opinion/article/Eugenics-and-the-Nazis-the-California-2549771.php)

Anda pasti kenal Kamp Konsentrasi, bukan? Ide itu nggak akan jalan tanpa pendanaan dari para bankir tersebut.

Sebenarnya masih banyak yang akan saya bahas seputar PD II dan koneksinya dengan para bankir Wall Street tersebut.

Kenapa mereka mendanai perang? Apa untungnya bagi mereka? Apa rencana mereka sesungguhnya? Dan masih banyak lagi hal yang menurut anda masih kurang jelas.

Anggap saja ini sebagai pengantar dari saya.

Pada lain tulisan saya akan membahasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!