Mentalitas Rongsokan


513

Mentalitas Rongsokan

Oleh: Ndaru Anugerah

Indonesia kembali berduka.

Kepala Staf AL Laksamana Yudo Margono dalam keterangan pers-nya mengatakan kapal selam yang hilang, secaara resmi dinyatakan telah tenggelam dan retak terbuka. Kejadian ini menewaskan 53 awak kapal.

Ini diungkapkan setelah mereka menemukan barang-barang dari kapal selam tersebut selama dua hari terakhir. (https://regional.kompas.com/read/2021/04/25/085209478/kri-nanggala-402-alami-retak-ksal-sebut-ada-bagian-kapal-yang-kemungkinan?page=all)

Seperti yang diketahui bersama, bahwa kapal selam yang dikasih nama KRI Nanggala-402 tersebut hilang kontak di utara Bali, saat latihan menembak torpedo pada Rabu (21/4) silam. (https://regional.kompas.com/read/2021/04/22/154900878/detik-detik-kri-nanggala-402-hilang-kontak-saat-latihan-menembak-torpedo?page=all)

Lantas apa penyebab hilangnya kontak dengan kapal selam tersebut?

Pihak AL sendiri menyatakan penyebab pastinya tidak diketahui, namun biasanya kapal selam mengalami kegagalan listrik yang mengakibatkan mereka nggak bisa menjalankan prosedur darurat untuk muncul kembali ke permukaan. (https://apnews.com/article/asia-pacific-indonesia-98b58437f6742d197d1eb593db954894)

Dan ini fatal, karena persediaan oksigen di kapal selam tersebut hanya mampu bertahan hingga 3 hari. Mengingat hingga Sabtu kapal selamnya tidak juga ditemukan, maka akan mustahil jika kapsel tersebut bisa survive tanpa bisa kepermukaan.

Apalagi dengan ditemukannya bukti otentik yang diyakini dari kapal selam tersebut, maka Nanggala-402 dinyatakan resmi statusnya dari sub miss ke sub sunk.

Apakah ada penyebab lainnya kapsel tersebut bisa tenggelam selain masalah listrik?

Usia kapsel yang belakangan dijadikan biang keladi tenggelamnya.

Asal tahu saja, kalo kapsel Nanggala 402 telah beroperasi di Indonesia setelah di-impor dari Jerman Barat dari tahun 1981. Sedangkan kapsel tersebut dibuat oleh perusahaan Howaldswerke, Jerman Barat di tahun 1979. (https://nasional.kompas.com/read/2021/04/22/08034471/mengenal-kapal-selam-kri-nanggala-402-pabrikan-jerman-1979-dijuluki-monster?page=all)

Jadi kalo dihitung masa pakai kapsel, kurleb 40 tahun.

Wajar jika kemudian media Barat mengatakan bahwa usia kapal perang tersebut sudah terlalu uzur.

“Nggak aneh jika kapsel tersebut sempat mengalami perbaikan di Korea Selatan di tahun 2012, selama dua tahun, karena faktor usia,” ungkap Reuters. (https://www.reuters.com/article/indonesia-submarine-idUSKBN2C8284)

Kalo di negara asalnya Jerman (yang biasa disebut U-Boot), kapal perang tersebut sudah nggak layak pakai alias sudah harus pensiun dan digantikan dengan alutsista yang baru. Di sini pentingnya pembaharuan armada perang yang memang dianggarkan oleh APBN.

Memang berapa lama usia pakai suatu kapsel?

Anda pernah dengar kapsel bertenaga nuklir yang dikasih nama Astute?

Itu kapsel tercanggih di dunia karena memakai teknologi Stealth, sehingga gerakannya hampir nggak menimbulkan suara yang bisa dideteksi oleh radar konvensional.

Kapsel yang dibuat oleh British Royal Navy tersebut hanya bisa bertahan untuk digunakan dibawah air selama 25 tahun. (https://www.wired.co.uk/article/nuclear-submarine-astute)

Itu kapsel dengan teknologi canggih, lho. Gimana dengan kapsel yang konvensional yang harganya otomatis lebih murah? Mungkin nggak sih usia pakainya bisa lebih dari 25 tahun?

Bahasa Jermannya: ono rego, ono rupo

Jadi, nggak ada cara lain, pembaruan alutsista mutlak dilakukan.

Karenanya negara mengalokasikan anggaran bagi Kementerian Pertahanan, terbesar kedua dari semua pos yang diberikan. SMI mengatakan anggaran pada 2021 ini mencapai 137,3 trilyun. (https://nasional.kontan.co.id/news/permintaan-sri-mulyani-ke-menteri-prabowo-perihal-anggaran-kementerian-pertahanan)

Sangat layak jika prajurit terbaik mendapatkan alat tempur terbaik, mengingat anggarannya sudah mumpuni. Bukan malah dikasih ‘barang rongsokan’. Sebab kalo begitu kejadiannya, sungguh nggak layak perlakuan yang diberikan negara bagi mereka yang telah bertekad menjaga kedaulatan bangsa.

Ini jelas ironis, mengingat di tahun 1960an, Angkatan Laut Indonesia cukup disegani oleh negara lainnya. Saat itu, Soekarno membeli 12 kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet.

Itu kapsel terbaik dijamannya, dan digunakan oleh Indonesia dalam mengggelar Operasi Trikora dan juga sejumlah operasi rahasia lainnya dalam upaya menjaga kedaulatan negara. (http://www.submarinesonstamps.co.il/History.aspx?h=231)

Dan langkah yang diambil Soekarno, sangat tepat dalam menjaga harga diri bangsa.

Pertanyaannya, apakah bangsa lain akan ‘segan’ dengan Angkatan Laut Indonesia kalo armada perangnya saja hanya memakai barang rongsokan?

Apakah modernisasi alutsista hanya sebatas isu yang bisa dimainkan saat gelaran pilpres berlangsung, guna menarik simpati pemilih? (https://www.cnbcindonesia.com/news/20190330211809-4-63885/dikritik-prabowo-ini-strategi-jokowi-di-bidang-alutsista)

Turut berduka atas kehilangan prajurit terbaik bangsa.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


4 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Tolong bahas katanya ” Tsunami covid-19 di India “. Itu betulan parah apa hanya test swab nya yg banyak

    1. apa yang anda maksud ini? (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210101155011-113-588512/benda-mirip-rudal-di-selayar-sulsel-diduga-drone-laut-china)

      menurut saya nggak mungkin china bermain pada kasus tenggelamnya Nanggala 402.

      siapa yang diuntungkan dengan kasus ini? tentu saja pihak yang akan menjual teknologi alutsista ke Indonesia secara khusus kapsel. dan itu bukan china. itu kalo kita lihat dalam konteks geopolitik.

      kalo china pakai ‘drone’ laut tersebut, australia yang mau disasar sesungguhnya dan bukan indonesia. dan gimana bisa drone tersebut sampai australia kalo nggak lewat indonesia?

error: Content is protected !!