Mulai Mencari Kaitannya


516

Mulai Mencari Kaitannya

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana angka infeksi dan kematian akibat si Kopit bisa terus bertambah? Banyak penyebabnya.

Di AS sana, ada UU yang namanya CARES alias Coronavirus Aid, Relief and Economic Security. Nah sejak Maret 2020 lalu, merujuk pada UU tersebut, pihak rumkit di AS akan menerima insentif besar kalo kedapatan merawat pasien Kopit.

Dengan adanya UU tersebut, nggak aneh kalo pihak rumkit ‘berbondong-bondong’ mengejar insentif yang demikian menggiurkan tersebut. Walhasil, pasien di rumkit akan ‘didorong’ untuk mendapat status sebagai pasien Kopit. (https://www.foxnews.com/health/hospitals-medicare-patients-cost-coronavirus)

Dr. Summer McGhee selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas New Haven mengamini hal tersebut dengan mengatakan, “UU CARES menyebabkan peningkatan anggaran sekitar 20% dari penggantian biaya dari Medicare bagi pasien C19. Akibatnya, rumkit yang mendapatkan banyak pasien C19 akan otomatis mendapatkan uang tambahan dari pemerintah.”

Aliasnya ada modus cari untung dari pengobatan berbasis insentif tersebut.

Padahal menurut Dr. Sherri Tenpenny selaku praktisi kesehatan di Ohio, pengobatan berbasis insentif ala UU CARES tersebut boros biaya dan mampu memicu pihak rumkit untuk bersifat eksploitatif.

Memang berapa besaran uang yang akan didapatkan pihak rumkit dengan status pasien Kopit dari pemerintah AS?

Pada sesi wawancara dengan Laura Ingraham dari Fox News, Senator Scott Jensen dari Minnesota yang juga seorang dokter mengatakan, “American Medical Association mendorong para dokternya untuk menghitung lebih banyak kematian akibat virus Corona di seluruh negeri.” (https://thespectator.info/2020/04/09/hospitals-get-paid-more-to-list-patients-as-covid-19-and-three-times-as-much-if-the-patient-goes-on-ventilator-video/)

Ya tentu saja yang memicu adalah UU CARES tadi.

Scott Jensen menambahkan, “Kalo anda masuk dengan status pasien C19, maka pihak rumkit akan mendapatkan insentif sebesar USD 13.000 dari pemerintah. Kalo pasien memakai ventilator, maka akan mendapat tambahan dana sebesar USD 39.000.” (https://www.foxnews.com/health/hospitals-medicare-patients-cost-coronavirus)

Itu di AS. Bagaimana dengan di Indonesia?

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko menyatakan banyaknya isu miring tentang rumkit yang memvonis semua pasien yang meninggal sengaja dicovid-kan agar mendapat anggaran dari pemerintah.

Moeldoko menambahkan, “Ini sudah terjadi di banyak wilayah. Orang yang diperkirakan Covid terus meninggal, padahal hasil test-nya belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan.” (https://www.merdeka.com/peristiwa/moeldoko-rumah-sakit-jangan-semua-pasien-meninggal-dicovidkan.html)

Kenapa bisa begitu, padahal hasil test-nya belum keluar kok bisa dinyatakan Kopit?

Silakan anda cari jawabannya dari pak Moel, ya…

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!