Menyoal G20
Oleh: Ndaru Anugerah
“Bang, sebenarnya G20 itu organisasi apa sih? Kenapa juga sekelas WEF begitu berkepentingan terhadap G20?” begitu kurleb pertanyaan yang diajukan seorang pembaca.
Mumpung hari ini KTT G20 digelar di Bali, saya akan coba menjawabnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, KTT G20 di tahun ini akan dilangsungkan di Bali, Indonesia dengan mengusung 3 agenda utama: terbentuknya arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi yang berkelanjutan. (https://www.g20.org/g20-presidency-of-indonesia/#priorities)
Memangnya G20 itu apa?
Huruf G pada G20, adalah singkatan untuk Group. Dengan kata lain G20 berarti Group 20 yang merupakan organisasi kerjasama ini terdiri atas 20 negara peserta dari mulai AS, Jepang, China hingga Argentina dan Rusia.
Singkatnya, G20 adalah forum kerjasama yang isinya 20 negara yang ada di belahan bumi Utara hingga Selatan.
Secara historik, forum G20 pertama kali terbentuk di Berlin, Jerman di tahun 1999, sebagai reaksi akibat krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia dan Amerika Latin. Awalnya, yang menghadiri forum tersebut adalah para menteri keuangan negara anggota plus perwakilan bank sentralnya. (https://www.cnbc.com/video/2022/11/15/the-g-20-explained-origins-challenges-and-future-outlook.html)
Forum G20 makin menguat eksistensinya seiring terjadinya krisis ekonomi global di tahun 2008 silam, dan sejak itu forum ini kemudian beralih menjadi pertemuan antar kepala negara anggota. (https://www.cfr.org/backgrounder/what-does-g20-do)
Lantas apa yang dibicarakan di forum G20?
Banyak hal, namun mereka secara intens membicarakan kebijakan global yang berkaitan dengan perdagangan, kesehatan, iklim dan ekonomi. Wajar, mengingat anggota G20 menguasai 80% PDB dunia, 75% perdagangan global, 60% penduduk dunia, dan juga penghasil sekitar 80% emisi GRK.
Pada tataran teknis, mereka saling bertemu secara tahunan, dengan menunjuk tiap anggotanya sebagai bagian dari Troika (yaitu ketua tahun lalu, ketua tahun berjalan dan ketua tahun berikutnya) guna menjadi tuan rumah KTT berdasarkan sistem rotasi. Istilah yang mereka pakai presidency. (https://www.studysmarter.us/explanations/politics/world-politics/g20/)
Jadi kalo suatu negara ditunjuk menjadi presidency, itu bukan hal yang luar biasa.
Kalo dilihat dari anggotanya, G20 yang berisi antara negara maju dan negara berkembang, bisa dikatakan jika organisasi ini terbentuk dengan maksud menyatukan antara negara-negara industri dan berkembang, utamanya dalam membahas isu-isu global.
Jadi, ide-ide yang ada di G7 bisa ‘disalurkan’ melalui hadirnya organisasi G20.
Misalkan saat plandemi Kopit melanda dunia, sebagai imbasnya banyak negara-negara berkembang yang gagal memenuhi kewajiban hutang mereka akibat pemberlakuan lockdown. Karenanya mereka membutuhkan penangguhan pembayaran hutang.
Disinilah peran G20 hadir sebagai mediator hutang kepada lembaga Bretton Woods. (https://www.worldbank.org/en/topic/debt/brief/covid-19-debt-service-suspension-initiative)
Pertanyaan sederhana: apa agenda yang dimajukan oleh G20?
Merujuk pada 3 hal yang akan dibicarakan di Bali, maka baik isu arsitektur kesehatan global, transformasi digital maupun transisi energi, semuanya agenda yang dimiliki kartel sang Ndoro besar. (baca disini, disini dan disini)
Dengan demikian siapa yang berkepentingan terhadap agenda tersebut dan apa peran Wakanda dalam hal ini, terjawab sudah.
Nggak aneh jika sekelas Prof. Klaus Schwab selaku pentolah WEF bakal menghadiri KTT di Bali. Kalo nggak ada tujuannya, ngapain harus nongol pada event tersebut? (https://www.viva.co.id/english/1543677-eleven-world-leaders-have-arrived-in-bali-for-the-g20-summit)
Tata kelola masyarakat global akan dipermudah dengan hadirnya G20. (baca disini dan disini)
Anyway, saya nggak akan memperpanjang analisa saya, karena toh anda sudah mendapatkan jawaban atas apa yang anda tanyakan.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments