Menggoyang Xi?
Oleh: Ndaru Anugerah
Diujung masa jabatan keduanya, Xi Jinping mendapat serangan dahsyat.
Serangan apa yang dimaksud?
Pada 19 Januari silam, seorang penulis anonim yang mengklaim bernama ‘Ark & China’ menerbitkan artikel yang cukup bikin kuping orang nomor 1 di China tersebut memerah seketika. Judul artikelnya ‘Evaluate Xi Jinping Objectively’ pada sebuah blog yang ada di luar Tiongkok.
Sejak artikel tersebut dibuat, dalam waktu singkat artikel tersebut menjadi viral dan orang-orang China mulai berkomentar tentang konten pada artikel tersebut yang secara ‘vulgar’ menelanjangi kepemimpinan Xi Jinping selama 9 tahun terakhir. (https://thebl.us/china/experts-analyze-40000-character-long-article-titled-an-objec)
Singkatnya: laporan tersebut adalah catatan hitam kepemimpinan Xi. Meskipun kini tidak lagi ditemukan jejak digitalnya, namun artikel itu sudah menyebar di seantero China daratan.
Memang apa saja yang dibahas pada artikel tersebut?
Macam-macam, mulai dari isu korupsi, upaya memberangus agama dan kepercayaan, pelanggaran HAM, peningkatan penggunaan propaganda, penindasan pada sektor swasta, peningkatan sensor hingga upaya menghamburkan uang negara untuk membantu negara-negara berkembang.
“Xi nggak punya kemampuan mengatur negara, sehingga telah membuat marah pejabat PKC yang awalnya mendukungnya,” ungkap sang penulis.
Ditambahkan lagi, “Tahun 2022 bakal menjadi titik balik terbesar dalam kepemimpinannya. Bahkan jika dia nekat memperpanjang masa jabatannya lagi, kelak dia akan menemui banyak kesulitan dan berujung pada kegagalan total sebelum masa jabatannya berakhir pada 2027 mendatang.”
Dan terakhir sang penulis menyatakan bahwa terdapat 3 faktor yang memungkinkan rezim Xi Jinping akan lengser dari kekuasaannya seandainya masa jabatannya diperpanjang pada Musim Gugur mendatang. Pertama situasi politik, kedua prestasi/capaian yang direkayasa dan ketiga beralihnya para pendukungnya yang ada di PKC.
Jujur, nyali sang penulis sungguh luar biasa, jikalau dia memang seorang berkebangsaan China.
Sebenarnya apa yang terjadi di China saat ini?
Ada kisruh di Tiongkok sana. Sebagai analis, saya telah menduga jauh-jauh hari akan peristiwa ini. Ini bermula saat seorang George Soros menyatakan seruan keras pada sosok Xi Jinping yang dinilai sebagai tokoh komunis tulen yang anti demokrasi dan HAM. (baca disini)
Dari sini saja kita bisa tahu, bahwa Soros sebagai bapak kandung revolusi warna, siap menendang Xi dari peta politik di China, selamanya.
Soros sebagai soko guru Ndoro besar, sangat tahu peta politik di China saat ini. Makanya dia berani pidato di Hoover Institution yang menyerang kepemimpinan Xi. Menjadi masuk akal ketika artikel yang sebelumnya ‘adem ayem’ tersebut, tetiba menjadi viral setelah kecaman dilayangkan Soros.
Apa jangan-jangan Soros yang mengatur beredarnya artikel tersebut agar viral? Entahlah.
Tapi yang pasti, ada perpecahan dalam tubuh PKC, antara faksi yang mendukung Xi dan kubu yang menentangnya. Tentang ini saya akan bahas pada tulisan ke depan.
Masalah muncul saat Xi ngotot untuk memperpanjang masa jabatannya yang harusnya berakhir pada tahun 2022 ini.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa Xi mau memperpanjang masa berkuasanya?
Nggak terlalu sulit untuk mengetahuinya, karena sejak 2018 silam, Xi berhasil mengubah konstitusi PKC, secara khusus yang mengatur masa jabatan presiden di China yang hanya dua periode.
Jika sebelumnya ada aturan maksimal 2 kali masa jabatan, maka dengan adanya revisi ini, masa jabatan seorang presiden bisa tak terbatas. (https://www.npr.org/sections/thetwo-way/2018/03/11/592694991/china-removes-presidential-term-limits-enabling-xi-jinping-to-rule-indefinitely)
Dengan kata lain, ada niatan dari Xi untuk memperpanjang masa jabatannya. Kalo nggak ada niatan, ngapain juga UU partai harus dia amandemen?
Dan pihak oposisi yang selama ini merasa dirugikan oleh kepemimpinan Xi, jelas nggak akan tinggal diam melihat langkah catur yang dimainkan Xi. Sederhananya: niat Xi untuk memperpanjang masa jabatannya akan dihentikan, apapun taruhannya.
Setidaknya pendapat tersebut dikemukakan oleh Prof. Cai Xia yang merupakan mantan pakar ideologi politik PKC, “Kubu oposisi akan menggunakan semua sumber daya mereka untuk menghalangi niatan Xi mengambil masa jabatan berikutnya.” (https://yibaochina.com/?p=244759)
Berikutnya Prof. Xia mengatakan bahwa kondisi China saat ini, dimana tingkat pengangguran yang tinggi, rezim yang terus menggenjot sektor pajak khususnya yang menyasar masyarakat ekonomi lemah dan juga krisis keuangan yang ada di depan mata, jelas akan mendorong opini publik secara negatif terhadap kepemimpinan Xi, terutama setelah mereka membaca artikel anonim tersebut.
Dengan kondisi ini, apakah Tiongkok nggak akan bergolak di tahun politik ini?
Lebih jauh lagi, apakah konstelasi yang ada di China nggak akan berdampak pada peta geopolitik global, termasuk di Wakanda.
We’ll see.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments