Manisnya Madu Gates


512

Manisnya Madu Gates

Oleh: Ndaru Anugerah

Otoritas yang ada pada suatu pemerintahan, hendaknya bersikap netral alias bebas kepentingan dari apapun dalam mengambil kebijakan. Terutama yang menyangkut hal-hal yang sifatnya strategis.

Hal ini diperlukan agar kebijakan yang dikeluarkan nggak melenceng ke kanan atau ke kiri, sehingga kelak nggak akan merugikan rakyat yang jadi sasaran kebijakan tersebut. Termasuk dalam bidang kesehatan.

Coba kalo misalnya otoritas kesehatan yang berwenang di suatu negara telah menerima kucuran dana dari pihak swasta yang punya kepentingan bisnis kesehatan, bukankah akan menjadi blunder saat kebijakan yang ditelorkan akan ‘menguntungkan’ pihak pendonor?

“Memangnya ada yang seperti itu?”

Di Inggris, kejadiannya seperti itu, dimana Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan negara tersebut (MHRA), nyatanya menerima ‘kue’ dari BG yang punya saham pada beberapa perusahaan pengembang vaksin si Kopit. (https://newspunch.com/uk-medicine-regulator-mhra-is-funded-by-the-gates-foundation/)

Bahkan pada situs resminya, MHRA menyatakan bahwa sebagian besar pendapatan mereka berasal dari industri farmasi. (https://www.gov.uk/government/publications/freedom-of-information-responses-from-the-mhra-week-commencing-21-june-2021/freedom-of-information-request-on-whether-the-mhra-receives-funding-from-the-bill-and-melinda-gates-foundation-foi-21-624)

Jadi saat vaksin Pfizer (dimana BG punya saham), dirujuk oleh MHRA sebagai vaksin yang bisa dipakai pada anak berusia 12 tahun ke atas, menjadi wajar kalo orang mencibir adanya konflik kepentingan pada keputusan tersebut. (https://www.gov.uk/government/publications/regulatory-approval-of-pfizer-biontech-vaccine-for-covid-19/information-for-healthcare-professionals-on-pfizerbiontech-covid-19-vaccine)

Padahal banyak kejanggalan sebelum ijin penggunaan diberikan MHRA.

Misalnya, saat ijin penggunaan diberikan, nyatanya hanya sekitar 2000 anak yang dilibatkan pada uji klinis. Bagaimana mungkin dengan peserta uji klinis yang minim, kok ijin penggunaan diberikan? Belum lagi kalo meninjau masa uji klinis yang sangat singkat? (https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/1007737/Greenbook_chapter_14a_30July2021.pdf)

Tapi dengan entengnya MHRA malah menyatakan bahwa data keamanan pada anak-anak setara dengan orang dewasa.

Maksudnya?

Vaksin tersebut sama manjurnya pada anak-anak (12-15 tahun) layaknya pada orang dewasa (16-25 tahun). Padahal untuk sampai pada kesimpulan ini, datanya sangat terbatas. (https://www.gov.uk/government/news/the-mhra-concludes-positive-safety-profile-for-pfizerbiontech-vaccine-in-12-to-15-year-olds)

Kalo urusannya menyangkut fulus, maka semua urusan kusut sekalipun, bakal mulus. Dan madu dari sang Taipan telah membuktikan hal tersebut.

Pertanyaan selanjutnya, kalo pihak otoritas kesehatan berwenang di Inggris saja bisa merasakan manisnya madu BG, apa nggak mungkin hal yang sama nggak terjadi pada otoritas kesehatan di banyak negara lainnya?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!