Keuntungan Menggiurkan


515

Keuntungan Menggiurkan

Oleh: Ndaru Anugerah

Siapa yang meraup untung besar dalam scamdemic kali ini?

Pertama tentu industri berbasis teleconference dan digital services. Tentang ini saya pernah bahas. (baca disini)

Dan yang ketiga, tentu saja bisnis kesehatan.

Nggak usah yang jauh-jauh deh, kita lihat bagaimana alat pengujian Kopit digunakan. Berapa keuntungan yang berhasil diraup? Saya coba buka datanya untuk anda.

Di AS sana, FDA selaku otoritas berwenang telah memberikan ijin kepada lebih dari 100 entitas untuk menyediakan alat-alat pengujian Kopit di Negeri Paman Sam tersebut, dari mulai rapid test hingga PCR test. (https://www.fda.gov/medical-devices/coronavirus-disease-2019-covid-19-emergency-use-authorizations-medical-devices/vitro-diagnostics-euas)

Dan dari 100 entitas, belasan perusahaan penyedia alat test tersebut berasal dari China. Jadi lupakan dulu tentang perang dagang, ya gaess. (https://jordanschachtel.substack.com/p/the-fda-is-outsourcing-covid-19-testing)

Lantas berapa biaya yang harus dikeluarkan?

Bervariasi, dari mulai USD 20 hingga USD 850. (https://coronavirus.jhu.edu/from-our-experts/q-and-a-how-much-does-it-cost-to-get-a-covid-19-test-it-depends)

Secara rata-rata, maka biaya yang harus dikeluarkan buat test sekitar USD 129. Yang perlu dicatat, itu baru test doang lho ya. Belum termasuk biaya tambahan seperti visitasi dokter, beli obat atau suplemen kanan kiri, dan lain sebagainya.

Terus berapa kemampuan uji Kopit per harinya?

Pemerintah AS mencatat sekitar 2 juta pengujian per harinya. Artinya kalo dihitung, maka sedikitnya ada uang yang harus dibelanjakan sekitar USD 258 per harinya, USD 7,7 milyar per bulannya, dan USD 92,4 milyar per tahunnya. (https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-usa-testing-idUSKCN26B0O1)

Sungguh menggiurkan bukan?

Itu gambaran kasarnya. Kalo kita mau lihat detilnya juga bisa.

Ambil contoh Quest yang punya konsesi sekitar 20% test Kopit yang ada di AS sana, memperkirakan keuntungan yang mereka dapat dari alat pengujian saja sekitar USD 9,3 milyar per tahunnya. Itu baru alat ujinya saja, dan belum yang lainnya. (https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-diagnostics-breaki-idUSKCN24O2XI)

Sekarang kita buka data dari Worldometers selaku situs yang melaporkan jumlah kasus harian si Kopit yang ada di seluruh dunia. Menurut situs tersebut, setidaknya sudah ada sekitar 1,1 milyar tes Kopit yang telah dipakai di seluruh dunia. (https://www.worldometers.info/coronavirus)

Berapa keuntungan yang didapat? Do the math!

Masalah muncul, saat test yang dilakukan tersebut, nyatanya nggak punya standar emas. Dari mulai banyak menghasilkan positif palsu, hingga manipulasi dengan modus menggunakan ambang batas putaran (cycle-threshold) yang lebih tinggi dari prosedur yang ditetapkan secara umum.

Walhasil, orang yang nggak punya gejala Kopit, tapi karena diuji dan hasilnya positif, maka dinyatakan sebagai asimtomatik alias OTG. (baca disini dan disini)

Bisa dikatakan bahwa mahalnya test nggak sebanding dengan hasil test yang dihasilkan, karena nggak punya standar emas (gold standard) untuk pengujian.

“Tapi kan Bang, test Kopit hanya berlaku saat ini. Kelak semua sudah divaksin, bukankah test tersebut tidak diperlukan lagi?” tanya seorang netizen.

Apa iya?

Sejalan dengan program vaksinasi, gimana tahu kalo vaksinnya efektif atau nggak? Ya tentu saja lewat test, masa iya harus ke dukun beranak, sih?

Alih-alih pengujian akan ‘ditinggalkan’, maka yang ada alat test akan digunakan kembali secara besar-besaran untuk mengetahui efektivitas vaksin. Jadi nggak mungkin alat test tersebut dikubur untuk selamanya.

“Bukankah akan banyak orang yang dinyatakan positif dengan alat uji tersebut?”

Justru sebaliknya.

Ambang batas putaran (cycle threshold) akan diturunkan sesuai standar normal, sehingga hanya ada sedikit orang yang dinyatakan positif Kopit. (https://rationalground.com/why-mass-pcr-testing-of-the-healthy-and-asymptomatic-is-currently-counter-productive/)

Tentang ini saya juga sudah pernah membahasnya beberapa bulan yang lalu. (baca disini)

Dan saya sedikit kasih ‘bocoran’ kepada anda.

Di AS sana, beberapa perusahaan penyedia tes Kopit tengah melobi pemerintah yang intinya agar bisa menyediakan alat pengujian Kopit bagi tiap rumah tangga secara harian. (https://www.theatlantic.com/health/archive/2020/08/how-to-test-every-american-for-covid-19-every-day/615217/)

Kenapa ini dilakukan oleh kalangan industri penghasil alat pengujian Kopit?

Karena ada cuan yang sangat besar yang bisa diraup dibalik scamdemic tersebut.

Nah kalo AS sudah berhasil, apa iya rencana tersebut nggak di copas oleh banyak negara lainnya, termasuk Wakanda.

Jadi kalo anda ada gejala meriang sedikit, maka nggak ada cara lain anda harus diuji Kopit yang telah tersedia di rumah anda, meskipun anda telah mengantongi sertifikat digital sekalipun.

Kalo anda ngeyel, silakan tanggung akibatnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


4 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Mas saat ini ada hal baru yang bikin emosi.
    Jadi test PCR memang tetap akan digunakan dalam lingkup terbatas, pokoknya yang sesuai dengan NARASI PLANDEMIC.

    Di sisi lain, PCR tidak akan digunakan untuk pembuktian efektifitas vaksinasi. Karena dunia medis mulai ada skenario pembuktian efektifitas vaksinasi HANYA dengan PENGECEKKAN ANTIBODI IgG SRBD/SARS COV-2 Quantitative Test.

    Jelas itu PERMAINAN pembuktian EFEKTIFITAS VAKSIN oleh para sales vaksin kacung globalis. Mohon bisa diulas artikel kedepannya mas.

    Maturnuwun

    1. baca baik-baik apa yg sudah saya tuliskan. saya nggak bilang bahwa hanya PCR yang digunakan. akan ada alat test harian yang akan tersedia di tiap rumah ke depannya. dan ini tentu bukan PCR. masa iya PCR dikasih ditiap rumah?

      akan ada alat test harian, IgG SRBD/SARS COV-2 Quantitative Test adalah salah satunya untuk mengukur kadar antobodi yang dihasilkan tubuh. dan anda butuh ke lab utk tahu itu. (https://www.halodoc.com/artikel/apakah-cek-antibodi-diperlukan-setelah-mendapatkan-vaksin-covid-19)

      tapi itu hanya untuk mengukur antibodi yang diciptakan tubuh. nah kalo untuk tahu seseorang terinfeksi Kopit atau nggak, maka swab antigen yang paling mungkin tersedia di tiap rumah.

      semoga paham, broh..

      1. Iya betul mas, tapi dengan istilah “pengecekkan antibodi” akan jadi alat propaganda “bukti efektifitas vaksin”. Dan masyarakat awam akan sukarela dan bahagia dengan itu. ?
        Trmkasih responnya masbro?

  2. Masbro, urgent ini skenario baru, dimana manusia divonis sakit, lalu vaksin, setelah vaksin. untuk membuktikan efektivitas vaksin bukan dengan PCR lagi, tapi screening antibodi? asu i, ngajak bacok2an apa ya mereka bang…
    Apa ngga anjay bajay itu dab…

    minta tolong ulasan screening antibodi bullshi itu kang mas…

    TErimakasih

error: Content is protected !!