Ketika Pertanian Tradisional Dihancurkan (*Bagian 1)


545

Ketika Pertanian Tradisional Dihancurkan (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana 4IR diterapkan pada pertanian masa depan?

Bill Gates (BG) mengatakan, “Kini, melalui benih yang baik dan pupuk serta kebanyakan orang bukanlah petani lagi maka semua akan digantikan dengan AI guna mendongkrak produktivitas yang luar biasa.” (https://www.cnbc.com/2018/02/16/bill-gates-artificial-intelligence-is-good-for-society.html)

Jadi BG ingin membangun pertanian modern dengan mengubah pertanian tradisional dengan AI berteknologi tinggi. Dengan kata lain, akan ada pergeseran di bidang pertanian dalam waktu dekat dengan menggunakan 4IR (revolusi industri 4.0).

Dan ini harus dilakukan secepatnya guna mengatasi ‘perubahan iklim’ yang dapat menghancurkan hasil panen pertanian tradisional. (https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn:aaid:scds:US:0a63c0ad-9919-404b-9a2b-634944bbfc3d)

Skenario yang dikemukakan BG bukan bualan.

Di India, proyek digitalisasi pertanian telah diluncurkan, dengan perusahaan bernama Digital Green sebagai eksekutornya. (https://www.digitalgreen.org/news/bill-gates-now-the-worlds-richest-man-is-invested-in-india/)

Jadi rencananya, BG akan memasang kamera dan sensor elektronik di rumah dan ladang petani di India. Demi menyukseskan rencana tersebut, tiap petani akan diberikan ponsel secara gratis selain menginstalasi jaringan 5G pada kawasan perrtanian.

Bagi awam, langkah yang dibesut Digital Green sangat mulia, karena membantu para petani. Tapi percayalah, bahwa itu hanya kedok saja yang akan terbongkar pada akhirnya.

Berikutnya perusahaan telekomunikasi di India akan membuat katalog pertanian dan juga mempelajari data pertanian yang digunakan oleh para petani ‘binaan’ tersebut. Kalo datanya sudah ada, maka akan disetor ke Digital Green.

Jadi alih-alih membentuk ekosistem pertanian digital, BG bakal dapat data penting terutama yang menyangkut benih pertanian tradisional, dengan mudahnya.

Dan kalo sudah dapat data penting tersebut, maka akan keluar benih baru yang telah mereka modifikasi dari benih tradisional tersebut.

Ujung-ujungnya para petani lewat tangan pemerintah India, akan dipaksa pakai benih tersebut guna meningkatkan hasil pertanian.

Praktik ini sebenarnya sama saja dengan yang telah dilakukan BG pada pertanian di Afrika dengan proyek AGRA-nya.

Bukan keberhasilan yang didapat, tapi kehancuran lahan pertanian akibat pakai benih ‘baru’ hasil rekayasa dan juga pemakaian bahan kimia pertanian secara intensif. (baca disini)

Jadi, dengan hancurnya sektor pertanian, para petani akan dipaksa untuk hengkang dari pekerjaan yang selama ini mereka geluti.

Dan sebagai gantinya, sistem pangan akan didigitalisasi dan diprivatisasi. Ini memang rencana yang telah lama dipersiapkan. (https://www.digitalgreen.org/news/bill-gates-now-the-worlds-richest-man-is-invested-in-india/)

Dalam scope yang labih besar, BG memang punya agenda untuk mendepak manusia dalam usaha pertanian. Pretext yang digunakan sangat klasik, ‘guna menghindari ancaman iklim’ yang diklaim akan mampu menghancurkan keanekaragaman hayati.

Guna menyukseskan agendanya tersebut. BG telah berinvestasi secara signifikan pada Alphabet, yang menjadi perusahaan induk Google. (https://thenextweb.com/hardfork/2020/05/26/bill-gates-foundation-tech-stocks-portfolio-amazon-twitter-alibaba-apple-schrodinger/)

Anda tidak menduga apa yang telah diciptakan Alphabet.

Perusahaan ini telah menggagas proyek Moonshot dan berhasil menciptakan robot yang akan menggantikan petani dan peternak sebagai bagian dari scenario ‘mineralnya’. (https://www.theverge.com/2020/10/12/21513353/alphabet-google-x-lab-moonshot-computational-agriculture-mineral-revealed)

Ini bisa dilakukan karena dalam proyek Moonshot memang dikembangkan berbagai prototype perangkat lunak dan perangkat keras sebagai terobosan dalam kecerdasan buatan, simulasi sensor, robotic dan sebagainya. (https://www.inceptivemind.com/alphabet-mineral-moonshot-benefit-robots-sustainable-farming/15690/)

Sekali lagi, ini memang telah direncanakan dengan matang dan sejak lama.

Bahkan saat produknya siap, jalur produksi juga sudah dikuasai BG. Setelah membeli Whole Foods, BG juga berinvestasi secara besar-besaran di Amazon, guna mendukung jalur distribusi pangan. (https://markets.businessinsider.com/news/stocks/gates-foundation-bought-apple-amazon-google-stock-first-quarter-2020-5-1029234223)

Point penting yang harus anda ketahui adalah, ke depan pertanian akan dikuasai robot yang tentu saja bukan untuk membantu kerja manusia, tapi akan ‘menggantikan’ manusia pada sektor tersebut. (https://www.geekwire.com/2019/jeff-bezos-backed-vertical-agriculture-startup-plenty-hibernates-plans-seattle-farm/)

Pada tataran teknis, BG menghendaki agar orang-orang segera keluar dari sektor pertanian dan peternakan, serta menyuruh kita memakan daging buatan dan produk pertanian lainnya yang diklaim sangat mendukung upaya ‘berkelanjutan’. (baca disini, dan disini)

Apa yang selalu dikatakannya adalah bahwa pertanian saat ini merupakan warisan jadul, kotor, nggak ramah lingkungan, tidak efisien, serta tentu saja mengancam perubahan iklim. Ini tentu saja akan meningkatkan risiko pandemi global karena manusia memiliki kontak erat dengan ternak yang digarapnya yang ditenggarai bisa menghasilkan mikroba ‘berbahaya’.

Memang anda pikir kasus di Wuhan yang ‘katanya’ berawal dari pasar basah, tidaklah menempatkan hewan sebagai sumber penyebab pandemi? (https://www.nationalgeographic.com/animals/article/coronavirus-linked-to-chinese-wet-markets)

Apakah hanya ini saja langkah catur yang diambil BG pada sektor pertanian?

Pada bagian berikut saya akan mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!