Kenapa Susah Sekali Untuk Disuntik?


528

Kenapa Susah Sekali Untuk Disuntik?

Oleh: Ndaru Anugerah

Beberapa hari terakhir di Wakanda dikejutkan oleh 2 berita fenomenal.

Pertama tentang munculnya varian Delta plus yang diklaim lebih menular dari varian sebelumnya dan ditenggarai menyebabkan lonjakan kasus Kopit. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5661999/heboh-varian-delta-plus-masuk-ri-vaksin-covid-19-masih-efektif-ini-kata-satgas?tag_from=wp_widget_news&_ga=2.17090801.978176621.1627562582-1773779205.1599992192)

Dan yang kedua, berita tentang temuan tim ahli dari Institut Sains dan Teknologi Austria yang mengklaim tentang adanya varian baru dari si Kopit, yang katanya kebal dari vaksin sekalipun. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20210730204102-4-265045/kabar-kurang-sedap-varian-corona-kebal-vaksin-bakal-muncul)

Menanggapi kedua berita tersebut, banyak orang yang tanya ke saya, “Apa yang sebenarnya terjadi, Bang?”

Seperti yang kita ketahui, bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh kelurahan Wakanda untuk menyukseskan program Ndoro besar, yaitu vaksinasi.

Dari mulai persuasif, hingga dengan kebijakan yang sedikit-dikit mengedepankan sanksi. Dan ini jelas langkah yang blunder.

Yang terjadi kemudian, orang menjadi tidak simpati terhadap program tersebut. Siapa juga yang bersimpati dengan kebijakan ala serdadu?

Ini yang menyebabkan angka vaksinasi Kopit di kelurahan Wakanda, menjadi ‘jalan di tempat’.

Nggak percaya?

Mari kita lihat datanya.

Menurut data yang ada di ourworldindata.org per tanggal 1 Agustus 2021, tingkat vaksinasi di Wakanda, hanya mencapai 17,36%, dengan perincian 7,56% sudah mendapatkan vaksinasi komplit, dan 9,80% baru mendapatkan suntikan dosis pertama. (https://ourworldindata.org/covid-vaccinations?country=~IDN)

Dengan kata lain, ini masih jauh dari target yang dipatok oleh sang Ndoro besar.

Padahal segenap upaya sudah dikerahkan, namun nampaknya orang nggak tertarik dengan program itu. Kalo warga Wakanda tertarik, pastinya tingkat vaksinasinya nggak memble seperti saat ini, bukan?

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk dapat menarik orang untuk ikutan program encus massal itu?

Salah satunya dengan ‘menakut-nakuti’ lewat media.

Apa iya?

Gampang ngecek-nya.

Coba anda perhatikan kedua berita yang diekspos oleh media mainstream tersebut, pasti akan ada temukan kesamaan dari keduanya.

Pada berita pertama, satgas Kopit Wakanda mengatakan bahwa varian Delta plus hanya bisa dihindari jika orang-orang kompakan untuk mau divaksin.

“Guna meminimalisir penularan, maka pelaksanaan vaksinasi perlu digenjot karena orang yang sudah divaksin lebih rendah peluangnya untuk terbentuk varian baru,” begitu kurleb-nya.

Ini jelas mengada-ada, karena hanya sekedar main klaim yang nggak ada dasarnya.

Sebaliknya, sekelas peraih Nobel yaitu Prof. Luc Montagnier malahan menyatakan sebaliknya, bahwa makin banyak orang divaksin Kopit, maka makin banyak peluang varian baru si Kopit yang terbentuk. (baca disini)

Pada berita kedua, juga sama isi beritanya.

“Jadi, upaya vaksinasi yang benar-benar global, mungkin diperlukan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran global dari strain yang resisten terhadap vaksin,” begitu kurleb-nya.

Anda bisa lihat benang merahnya, bukan?

Bisa disimpulkan bahwa kedua berita tersebut sengaja difabrikasi guna menarik orang untuk mau disuntik massal. Titik.

Semoga dapat menjawab pertanyaan anda-anda sekalian.

Pilihan ada di tangan anda.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!