Ganjaran Buat Kuba


511

Ganjaran Buat Kuba

Oleh: Ndaru Anugerah

Siapa negara yang paling aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara lainnya di dunia saat pandemi C19 berlangsung?

China sudah pasti. Namun pada posisi runner up ada negara Kuba. Bantuan kesehatan yang diberikan Kuba berupa tenaga medis terlatih dan juga obat-obatan. Dan Kuba telah mengirim misi kemanusiaan tersebut kepada 60 negara berkembang. (https://mronline.org/2020/03/30/cuba-sends-doctors-nurses-worldwide-in-covid-19-fight/)

Kenapa Kuba melakukan itu? Alasan utama ya karena faktor kemanusiaan. Titik.

Tapi bagi Washington, upaya bantuan kemanusiaan yang diberikan Kuba, dipandang sebagai ancaman. “Kuba pasti punya rencana terselubung dalam memberikan bantuan tersebut,” begitu kurleb-nya.

Padahal kalo dipandang dari segi politik, apa untungnya bagi Kuba? Apakah setelah negara-negara tersebut dibantu, negara-negara tersebut otomatis jadi sosialis bin komunis? Nggak juga kan?

Berbekal persekongkolan tersebut, maka senator dari Partai Republik seperti Rick Scott, Marco Rubio, dan Ted Cruz kemudian berencana membuat legislasi alias RUU yang akan mengkategorikan misi kemanusiaan Kuba sebagai bentuk Operasi Perdagangan Manusia. (https://www.rubio.senate.gov/public/_cache/files/8df312e1-18a0-4b19-a35e-5730111b8115/CF5F7D0DC3CB977702C8804425F97F87.dav20a80-cubadoctorsbill-final-6.17.pdf&usg=ALkJrhiLW8-DDSy-AYYHhh-JUhWbxKYXFA)

Bagaimana teknisnya?

Negara-negara berkembang yang mengambil bantuan kemanusiaan yang diberikan Kuba, akan mendapatkan GANJARAN SERIUS dari Washington.

Pada tataran teknis, Deplu AS akan mempublikasikan daftar negara-negara yang melakukan kontak dengan pemerintah Kuba atas layanan medis yang diberikannya. Selanjutnya negara yang ada dalam daftar tersebut akan masuk laporan tahunan PERDAGANGAN MANUSIA.

Kalo ini sampai kejadian, maka negara yang masuk dalam daftar, akan mendapatkan sanksi ekonomi hingga embargo dari AS. Gimana nggak nyeremin?

Gimana kronologisnya kok bisa ada rencana untuk menyusun RUU tersebut?

Ceritanya, para dokter Kuba dikirim ke Brazil dari tahun 2013-2017 untuk memberikan layanan medis kepada populasi yang kurang terlayani. Program ini bernama Mais Medicos dan mendapat arahan langsung dari Pan American Health Organization. (PAHO). (http://www.dubbinkravetz.com/practice-areas/international-law-and-human-rights/cuban-doctors-case/&usg=ALkJrhijAqZitzO1gacyWlGytQZqf4n4oQ)

Nah dari sekitar 50 ribu dokter Kuba yang dikirim, ada 4 orang dokter yang kemudian menuduh program Mais Medicos nggak lain adalah perusahaan tenaga kerja ilegal yang menghasilkan ratusan juta dollar bagi pemerintahan Kuba.

Dikatakan bahwa Brazil ternyata ‘membayar’ kepada PAHO untuk layanan para dokter Kuba tersebut. Selanjutnya, PAHO mentransfer 85% dari uang yang disetorkan pemerintah Brazil ke Kuba. Nah dari pemerintah Kuba, para dokter akhirnya mendapatkan ‘bagian’ sekitar 10-15%.

“PAHO mengantongi sekitar USD 75 juta dalam kegiatan ilegal perdagangan manusia tersebut, dan mengirim lebih dari USD 1,3 milyar ke pemerintah Kuba. Harusnya kan uangnya lari ke kami, bukan ke pemerintah Kuba,” demikian tudingan mereka.

Selanjutnya, keempat dokter tersebut (Ramona Matos Rodriguez, Tatiana Carballo Gomez, Fidel Cruz Rodriguez dan Russela Margarita Rivero Sarabia) mengajukan gugatan class action di Pengadilan Distrik Miami Selatan, Florida di tahun 2018. (https://www.courthousenews.com/health-organization-accussed-of-trafficking-doctors-to-brazil/)

Berbekal informasi tersebut, pemerintah AS mendorong negara-negara berkembang untuk menghentikan misi bantuan medis yang diberikan Kuba. “Ini adalah bentuk perbudakan modern,” demikian isi tuduhan AS. (https://news.trust.org/item/20190926193600-gx46x/&usg=ALkJrhhLRhW7slnRe3iAOZLi0xkFBP_Dsg)

Presiden Brazil – Jair Bolsonaro – yang merupakan rejim boneka Washington, langsung bereaksi positif atas seruan AS tersebut, sehingga Kuba menarik ribuan dokter dari negara tersebut di November 2018. (https://www.theguardian.com/world/2018/nov/14/cuba-doctors-brazil-withdraw-jair-bolsonaro&usg=ALkJrhjCcvyEdA0f7nX1XkvkQUIPfpzjcQ)

Walhasil, sampai saat ini tidak ada lagi bantuan kesehatan Kuba di Brazil.

Lalu apa dampak tidak adanya bantuan medis yang diberikan Kuba kepada negara tersebut?

Saat pandemi C19 berlangsung, Brazil mengalami jatuh korban yang lumayan parah, dengan angka kematian mendekati 50 ribu dari sekitar 1 juta kasus Corona. (https://www.theguardian.com/world/live/2020/jun/18/coronavirus-live-news-brazil-cases-near-1m-as-who-hails-steroid-treatment-hope%3Fpage%3Dwith:block-5eebdcb88f08b8bbd22a54cd&usg=ALkJrhjwO9tSu1cR6avlrRP357Xtg41-Wg#block-5eebdcb88f08b8bbd22a54cd)

Padahal selama pandemi, Kuba telah mengirimkan setidaknya 1400 tenaga dokter terlatih untuk memerangi ancaman virus Corona ke seluruh dunia. Dan ini jelas harapan bagi negara-negara berkembang untuk bisa pulih kembali dari situasi ini. (https://www.moroccoworldnews.com/2020/06/306230/us-bill-against-cuban-doctor-trafficking-could-impact-algeria/&usg=ALkJrhh5Fg5eMUIjC0idbXRAxExK7-t_Pg)

Dengan adanya RUU tersebut, maka bisa dipastikan Kuba akan menghentikan program Mais Medicos tersebut. Siapa juga negara yang nekat melawan sanksi ekonomi yang akan diberlakukan AS jika nekat bekerjasama dengan Kuba?

Akankah RUU ini mendulang sukses?

Dimasa Trump, kemungkinan bakal terwujud. Namunsatu yang perlu dicatat, bahwa Rick Scott selaku mantan Gubernur Florida yang merupakan penggiat munculnya RUU tersebut, bukan orang yang ‘BERSIH’.

Tahu skandal penipuan Medicare terbesar dalam sejarah AS yang terungkap di tahun 2018?

Siapa pelakunya?

Rick Scott. Total ada sekitar USD 300 juta uang masuk lewat program Medicare ke ‘kantong’ pribadinya. (https://www.politico.com/states/florida/story/2018/08/30/democrats-medicare-fraud-is-fungus-scott-will-never-get-rid-of-573155&usg=ALkJrhjGlrSALpwUCcgKbARCKM8Wos0dBg)

Apa nggak lucu, orang yang teriak korupsi ke orang lain, tahunya dia juga tukang tilep.

Apakah RUU akan melibas Kuba dalam memberikan bantuan kemanusiaan?

Perasaan udah dari jaman baheula Kuba di embargo segala hal sama Mamarika, tapi apakah rejim sosialis di sana gulung tikar atau tumbang?

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!