Double Standard


508

Double Standard

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa fungsi media mainstream dan fact checker pada scamdemic berjudul Kopit? Tentu saja sebagai corong propaganda Ndoro besar.

Kalo anda jeli maka ada 3 proyek yang dimainkan; pertama buat orang-orang takut dengan menyebar statistika teror, kedua mengarahkan orang untuk mau di vaksin dan ketiga menghajar siapapun yang berani menentang narasi besar yang sedang dimainkan oleh sang Ndoro.

Contohnya soal vaksin. Gimana mungkin vaksin-vaksin percobaan Big Pharma kok bisa langsung dibilang aman dan efektif. Darimana ambil datanya? (baca disini dan disini)

Namun, namanya juga jongos, media mainstream dan fact checker mana mau peduli. Yang penting fulus mengalir ke kantong mereka, proyek-pun bisa langsung digelar, whatever it takes. Jadi nggak usah bicara soal kemanusiaan sama corong propaganda sang Ndoro besar.

Saat banyak orang mulai meninggal akibat vaksin Big Pharma yang digunakan, dengan gampangnya mereka mengklaim, “Nggak ada hubungan antara vaksin Kopit dengan mereka yang meninggal setelah menerimanya.” (https://abcnews.go.com/amp/Health/post-vaccination-deaths-dont-covid-19-vaccine-deadly/story?id=75524209&)

Apa alasannya kok bisa bilang begitu?

Karena tanpa vaksin-pun, semua orang yang meninggal setelah menggunakan vaksin tersebut toh akan mati juga. Selain itu, mereka beralasan bahwa vaksin nggak pernah menyebabkan kematian sedemikian cepatnya. “Mana mungkin sih begitu disuntik, seseorang akan mati?” begitu kurleb-nya.

Jadi mereka menilai bahwa kematian yang terjadi saat seseorang divaksin hanya bersifat kebetulan. “Asal anda tahu, di AS sana ada sekitar 8000 orang meninggal setiap harinya dan itu bukan karena vaksin,” begitu beralasan.

Ya kalo begitu adanya, ngapain uji coba vaksin digelar, Bambang? Ngapain juga ada aturan ijin penggunaan darurat pada vaksin, kalo vaksinnya nggak bermasalah? Terus apa gunanya produsen vaksin minta perlindungan kepada negara kalo kemudian vaksinnya mempunyai efek samping berbahaya?

Ini jelas mengada-ada. Dari sini anda bisa tarik kesimpulan bahwa media mainstream nggak punya empati pada para korban yang meregang nyawa saat mendapatkan vaksin percobaan.

Lucunya eh penonton, saat membahas virus Kopit, mereka pakai standar ganda.

Dikatakan bahwa virus Kopit adalah pembunuh jika seorang kedapatan di test positif Kopit. Jadi nggak peduli dia punya penyakit penyerta atau nggak, pokoknya Kopit penyebabnya. Nggak peduli kalo alat test-nya ngawur, pokoknya Kopit penyebabnya. Bodo amat matinya ditabrak tronton sekalipun, pokoknya Kopit penyebabnya.

Dengan semua kegilaan ini, kapan anda punya pikiran waras?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!