Cadangan Menggiurkan (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah
November 2019. Sebuah kudeta terjadi di Bolivia. Akibatnya presiden Evo Morales yang terpilih secara demokratis dipaksa hengkang dari negara tersebut guna menghindari pertumpahan darah. (https://www.bbc.co.uk/news/world-latin-america-50370013)
Kudeta ini disokong penuh oleh militer setelah mendapat konfirmasi dari Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) bahwa hasil pemilu yang digelar diklaim telah dimanipulasi oleh Morales. (https://www.oas.org/en/media_center/press_release.asp?sCodigo=E-099/19)
Setelah Morales melarikan diri, presiden sementara dipasang sambil menunggu pemilu ulang yang dipercepat. Dialah Jeanine Anez. (https://www.aljazeera.com/news/2019/11/13/jeanine-anez-declares-herself-bolivia-interim-president)
Beberapa hari setelah ambil kendali kekuasaan, Anez memaksa agar pihak militer diberi status kekebalan atas segala tindakan yang diambil dalam menjaga keamanan dan memelihara ketertiban umum, melalui Dekrit 4078. (https://www.amnesty.org/en/latest/news/2019/11/bolivia-derogar-norma-impunidad-fuerzas-armadas/)
Berbekal dengan kebijakan tersebut, pasukan militer Bolivia langsung menembak 8 demonstran yang berunjuk rasa di kota Sacaba. (https://www.npr.org/2019/11/16/780118421/8-killed-in-bolivia-as-protesters-call-for-return-of-ousted-president-evo-morale)
Selang beberapa hari kemudian, militer kembali menembak 10 orang demonstran hingga tewas saat berunjuk rasa di Senkata yang berada dekat ibu kota La Paz. (https://www.oas.org/en/iachr/media_center/PReleases/2019/321.asp)
Pertanyaannya, apakah proses kudeta yang terjadi di Bolivia hanya keinginan AS semata?
Untuk itu anda perlu tahu dulu apa arti penting Bolivia bagi dunia.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Bloomberg, Bolivia punya cadangan litium terbesar kedua di dunia. (https://www.bloomberg.com/news/features/2018-12-03/bolivia-s-almost-impossible-lithium-dream)
Logam ini menjadi begitu penting seiring dengan dikembangkannya indutsri mobil listrik yang dipakai sebagai bahan pembuat baterai. Selain itu, baterai yang digunakan pada gadget anda, apa yang dipakai kalo bukan litium. Karenanya litium dikasih julukan sebagai ‘emas putih’.
Mengingat akan arti penting litium, Inggris menetapkan bahwa strategi industri di negara tersebut akan menetapkan ‘emas putih’ sebagai skala prioritas pengembangan. Karenanya investasi besar mulai digelontorkan guna mencapai tujuan tersebut. (https://www.gov.uk/government/news/green-light-for-investment-in-electric-car-battery-development)
Dan Inggris cukup jeli melihat kandungan litium yang ada di Bolivia. Menurut data yang ada, kandungan litium dunia sebesar 54% ada di Amerika Selatan, secara khusus di wilayah segitiga Argentina-Chile-Bolivia. (https://resourceworld.com/lithium-triangle/)
Dari ketiganya, kandungan litium yang ada di Bolivia adalah yang terbesar. Aliasnya, dengan menguasai Bolivia sama saja menguasai jalur perdagangan litium dunia. Singkat cerita, Inggris berencana buat kesepakatan bilateral dengan Bolivia.
Sialnya, pemerintahan Morales lebih kesengsem dengan China sebagai mitra bilateral perdagangan litium. Dan China mendapatkan hak konsesi pada daerah Coipasa dan Pastos Grandes di tahun 2019. (https://www.reuters.com/article/us-bolivia-lithium-china/bolivia-picks-chinese-partner-for-2-3-billion-lithium-projects-idUSKCN1PV2F7)
Dan Inggris hanya bisa gigit jari.
Namun setelah kudeta berlangsung dengan sukses, pemerintahan Anez meragukan bahwa konsesi yang telah dibuat semasa Morales bakal diikuti oleh pemerintahan baru. (https://www.reuters.com/article/us-bolivia-lithium-exclusive/exclusive-bolivias-new-lithium-tsar-says-country-should-go-it-alone-idUSKBN1ZE2DW)
Benar saja. Setelah kudeta, Inggris bergerak cepat. “Agar eksplorasi bisa berjalan optimal, maka teknologi yang digunakan pada konsesi Coipasa dan Pastos Grandes, teknologinya memakai buatan Inggris.”
Proyek ini langsung melaju dengan dukungan dana dari Inter-American-Development Bank (IADB). (https://www.iadb.org/projects/document/EZSHARE-544941409-20?project=BO-T1350)
Teknologi ekstrasi bukan satu-satunya teknologi Inggris yang dipakai. Ada juga aplikasi berbasis data satelit yang akan digunakan agar eksplorasi dan eksploitasinya juga bisa optimal. Namanya Satellite Applications Catapult yang berbasis di Oxford, Inggris.
Itu baru dari segi teknologi. Lalu bagaimana agar proyek yang ‘dibajak’ Inggris tersebut dapat berjalan tanpa penolakan masyarakat?
Untuk ini perlu sosialisasi, yang intinya masyarakat lokal akan diikut sertakan dalam proyek tersebut sebagai bentuk corporate social responsibility. Singkatnya, seminar internasional digelar dengan menggandeng lembaga Watchman sebagai mitra.
Watchman sendiri merupakan perusahaan manajemen risiko yang terkoneksi erat dengan bank investasi Goldman Sachs. (http://www.watchman.co.uk/)
Dan Gabriel Carter sendiri selaku Associate Director perusahaan bukan orang baru di lapangan. Dia pernah terlibat dalam sejumlah proyek industri keamanan swasta yang mendukung banyak proyek pembangunan Inggris dan AS yang ada di seluruh dunia.
Secara singkat, sebenarnya ini bukan proyek negara Inggris kalo lihat ‘pemain’ di Bolivia. Lebih tepatnya ini proyek deep-state yang memakai lengan negara untuk menjalankan aksinya agar terlihat formal. Makanya Gabriel Carter dipakai sebagai centeng perusahaan di lapangan. (baca disini dan disini)
Kalo bicara deep-state, pasti kita bicara tentang peran CIA. Lantas dimana peran CIA dalam menjalankan aksi kudeta di Bolivia?
Pada bagian kedua nanti saya akan bahas.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Artinya Apakah Amerika ( Nato ) Vs China akan segera bertemu di jalur konfrontasi yg sempit & mereka tidak mungkin untuk menghindar lagi Bang ????