Cabang Pemerintah Keempat (*Bagian 2)


531

Cabang Pemerintahan Keempat (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan kita sudah bahas tentang BlackRock yang didaulat sebagai lembaga keempat di AS sana yang punya peranan dalam mempengaruhi garis kebijakan yang kelak akan dibuat oleh Washington. (baca disini)

Kita juga sudah bahas bagaimana sejarah BlackRock yang makin melambung namanya tepat setelah krisis ekonomi global di tahun 2008, saat rontoknya raksasa investasi yang bernama Lehman Brothers.

Saat itu, banyak kartel Wall Street yang menaruh harapannya penuh pada BlackRock dalam menanggulangi krisis kaum miskin yang bersifat konsumtif, subprime mortgage.

Mengapa banyak kartel Wall Street menaruh harapannya pada BlackRock?

Bukankah Larry Fink adalah sosok yang memperkenalkan industri subprime mortgage? (https://www.businessinsider.com/how-larry-fink-ricocheted-to-wall-street-success-in-the-shadows-2012-4#he-got-his-wall-street-start-at-first-boston-1)

Anda ingat cerita saya diawal, dimana di tahun 1986, Fink muda kehilangan ‘kekayaannya’ pada bank investasi bernama First Boston.

Memangnya jenis investasi apa yang dikembangkannya pada First Boston?

Nggak lain dan nggak bukan adalah Collateralized Mortgage Obligation (CMO), dimana dengan sistem tersebut telah menghasilkan banyak cuan bagi perusahaan sebelum akhirnya collapse. (https://www.youtube.com/watch?v=wUkV3jH6CJ4)

Model investasi inilah yang kemudian diadopsi oleh Lehman Brothers dalam menghasilkan cuan besar di tahun 2008. (baca disini)

Padahal kita tahu bahwa Subprime Mortgage apapun bentuknya, nggak layak pakai sebagai pola investasi. Setidaknya pengalaman Fink di tahun 1986 telah membuktikannya.

Lebih aneh lagi, jika pihak yang menciptakan monster investasi subprime mortgage, justru didaulat sebagai pihak yang bisa mengendalikan kekacauan akibat monsternya tersebut.

Bahkan pemerintah AS juga meng-endorse BlackRock dalam mengatasi krisis ekonomi global akibat rontoknya Lehman Brothers. (https://www.ft.com/content/6ba0b9aa-1221-11e2-868d-00144feabdc0#axzz291flZrhK)

Sekelas The Fed juga menaruh kepercayaannya pada BlackRock dengan memintanya sebagai perusahaan yang mengelola dana talangan di tahun 2008.

Dengan semua kekuatan yang bertumpu padanya, maka otomatis BlackRock yang ambil alih dalam proses mengatasi krisis ekonomi tersebut.

Penjualan Bear Stearns kepada JP Morgan senilai USD 30 miliar, pengelolaan dana talangan AIG senilai USD 180 miliar hingga membantu Citigroup yang sudah kehabisan napas dengan memberikan bailout senilai USD 45 miliar, semua diambil alih oleh BlackRock. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2018-08-30/blackrock-s-decade-how-the-crash-forged-a-6-3-trillion-giant)

Dan setelah krisis Lehman Brothers berakhir, siapa yang jadi juru selamat?

Tentu saja BlackRock.

Bagaimana mungkin mayoritas kartel Wall Street menggantungkan harapan mereka pada BlackRock dalam mengatasi krisis?

Jawabannya ada pada kekuatan lobby-lobby yang dimiliki Fink pada pemerintahan AS. Nggak aneh jika BlackRock kemudian didaulat sebagai cabang pemerintahan keempat pada pemerintahan AS.

Ambil contoh saat Kongres dan pemerintah berencana membuat BlackRock tunduk pada aturan sistem perbankan nasional di tahun 2014 silam. (http://www.wsj.com/articles/one-firm-getting-what-it-wants-in-washington-blackrock-1461162812)

BlackRock mati-matian menggagalkan rencana tersebut dengan melobi kanan-kiri agar rencana tersebut dibatalkan. Dan ini berhasil. (https://campaignforaccountability.org/work/blackrocks-washington-playbook/)

Dan lobi-lobi tentu membutuhkan banyak uang.

Tidak ada makan siang yang gratis, bukan?

Sejak itu, BlackRock berpikir pragmatis. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti akan ada rencana serupa dalam ‘membatasi’ ruang gerak perusahaan tersebut. Ujung-ujungnya, uang banyak lagi terpaksa digelontorkan untuk lobbying. Terus mau sampai kapan?

Dan cara termurah untuk menghentikan hal tersebut berulang adalah dengan ‘membeli’ pengaruh. Pada tataran teknis, Fink mengumpulkan politisi berpengaruh dan menempatkan mereka pada posisi strategis sebagai konsultan, penasihat dan anggota dewan.

Jadi, saat ada peristiwa politik penting terjadi di belahan manapun di dunia, BlackRock akan mendapatkan informasi tersebut lebih dulu dari orang-orang yang sengaja ditempatkannya pada posisi strategis.

Ambil contoh bagaimana caranya agar BlackRock mendapatkan kontrak kerjasama dengan The Fed.

Cara yang diambil Fink adalah dengan mengangkat mantan gubernur bank sentral sebagai dewan direksi di BlackRock. Sebagai akibatnya banyak kontrak kerjasama The Fed yang dilakukan dengan BlackRock. (https://www.wsj.com/articles/fed-hires-blackrock-to-help-calm-markets-its-etf-business-wins-big-11600450267)

Stanley Fischer, awalnya mantan Kepala Bank of Israel dan mantan Wakil Ketua The Fed. Setelah itu Fischer diangkat sebagai Penasihat Senior pada BlackRock. Atau Jean Bovin yang mantan wakil gubernur Bank of Canada, kemudian diangkat sebagai kepala penelitian global pada BlackRock.

Dan puncaknya, saat Presiden Joe Biden menunjuk direktur Dewan Ekonomi Nasional yang bertanggungjawab atas koordinasi pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi domestik dan internasional, sosok yang ditunjuk adalah Brian Deese. (baca disini)

Siapakah figur Deese sebenarnya?

Mantan kepala global investasi berkelanjutan pada BlackRock. (https://www.npr.org/sections/biden-transition-updates/2020/12/03/942205555/biden-names-blackrocks-brian-deese-as-his-top-economic-aide)

Tahukah anda, bahwa sama halnya dengan krisis ekonomi global yang terjadi di 2008 silam, kali ini manusia sedunia di prank dengan hadirnya plandemi konyol bernama Kopit yang kemudian memprorakporandakan ekonomi global hingga saat ini.

Siapa pihak yang menyusun, mengusulkan dan kemudian menerapkan pembentukkan ekonomi global bertajuk The Great Reset?

Pada bagian selanjutnya kita akan membahasnya, dengan catatan saya punya waktu yang agak luang.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!