Akhir Negeri Impian?


516

Akhir Negeri Impian?

Oleh: Ndaru Anugerah

Rio sangat senang hatinya, setelah mendengar kabar bahwa dirinya diterima berkuliah di Negeri Paman Sam. Kedua orang tuanya juga menyambut dengan sukacita kabar gembira itu. “Amerika adalah negeri impian, dimana semua mimpi dapat diwujudkan disana,” demikian ungkap sang ortu.

Sedikit komentar. Kalo dulu, mungkin.

Tapi sekarang apa iya AS masih dianggap negeri impian?

Anda perlu tahu bahwa AS kini didera krisis keuangan berkepanjangan. Dan ini menyeret beberapa bank papan atas untuk tergelincir ke dalam kubangan kebangkrutan. (baca disini)

Yang terkini adalah kebangkrutan yang dialami First Republic Bank (FRB) yang berbasis di California. Ini mengakibatkan bank tersebut disita oleh otoritas keuangan AS pada 1 Mei silam dan dijual ke JPMorgan Chase. (https://www.msn.com/en-us/news/us/first-republic-bank-seized-and-sold-to-jp-morgan-chase-met-gala-recap-5-things-podcast/ar-AA1aD8Ic)

FRB sendiri adalah bank terbesar kedua di AS saat ini berdasarkan aset yang dimilikinya. Dengan kerugian mencapai lebih dari USD 100 miliar, upaya penyelamatan pemerintah federal, menjadi sia-sia karena total bailout yang dikeluarkan yang terbilang kecil ketimbang kerugian yang harus ditanggung. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-05-01/first-republic-ranks-as-second-largest-ever-us-bank-failure)

Daripada dikasih bailout terus-terusan, lebih baik dijual saja.

Lantas, kenapa bank tersebut dijual ke JPMorgan Chase?

Awalnya, karena terlilit masalah keuangan yang kronis, saham FRB langsung anjlok. Ini menyebabkan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) selaku pihak penjamin simpanan bank, langsung cari investor yang mau ambil alih FRB.

Walhasil JPMorgan yang didaulat untuk mengakuisisinya.

Proses ini jelas sangat menguntungkan JPMorgan Chase, mengingat mereka bisa membeli semua aset milik FRB dengan harga obral.

“Kesepakatan ini jelas menguntungkan perusahaan kami,” ungkap CEO JPMorgan yang sahamnya langsung naik 4,3% setelah akuisisi. (https://www.businessinsider.com/why-first-republic-failed-what-means-rest-banking-industry-2023-5?op=1)

Dulu di tahun 2008, saat Lehman Brothers ambruk, AS juga punya bank papan atas bangkrut bernama Washington Mutual. Dan lagi-lagi, JPMorgan yang didaulat untuk mengakuisisinya.

Kenapa lagi-lagi JPMorgan yang didaulat sebagai eksekutor? Apakah ini hanya kebetulan? (https://www.king5.com/article/money/washington-mutual-sold-to-jpmorgan-chase-after-fdic-seizure/281-409955088)

Mengapa akuisisi perlu dilakukan?

Harapannya, agar krisis perbankan di AS bisa segera diakhiri, dan nggak berkepanjangan.

Apa iya?

Setidaknya ada 3 hal yang perlu dicermati dengan adanya kasus ini.

Pertama, krisis perbankan yang kini melanda AS, ini bukan kaleng-kaleng. Beberapa bulan sebelum kejatuhan FRB, Silicon Valley Bank dan Signature Bank, telah menginisiasi proses default berjamaah ini. Apa nggak mungkin bank yang lain ikutan ambruk? Siapa yang bisa menjamin nggak ada kejatuhan bank-bank yang lain?

Kedua, krisis perbankan ini sudah bersifat sistemik. Bahkan bank besar sekelas Credit Suisse yang akhirnya dipaksa bergabung dengan UBS, juga ‘konon’ terkena imbas dari krisis tersebut. (https://www.cnbc.com/2023/03/24/swiss-claim-the-us-banking-crisis-ultimately-toppled-credit-suisse.html)

Dan yang ketiga, bailout yang diberikan otoritas keuangan AS untuk mengatasi krisis, nggak signifikan. Misalnya bailout untuk FRB nilainya sebesar USD 30 miliar, sementara kerugian yang diderita FRB, nilainya di atas angka bailout-nya. Gimana mau mengatasi krisis? (https://www.npr.org/2023/03/16/1163958533/first-republic-bank-silicon-valley-bank-signature-bank-bank-run)

Walhasil, public AS cukup aware dengan masalah ini. Wajar kalo mereka ketar-ketir atas aset mereka yang ditaruh di bank.

Namun lucunya, Departemen Keuangan AS malah kasih statement yang membagongkan.

“Sistem keuangan kita tetap sehat. Jadi jangan ragu untuk menaruh uang di bank karena simpanan anda bakal aman,” demikian kurleb-nya. Siapa yang akan percaya? (https://www.msn.com/en-us/money/companies/us-treasury-seeks-to-calm-fears-after-first-republic-bank-fails/ar-AA1aAbeY)

Sedikit review, kalo kondisi kusut di perbankan AS sudah saya prediksi sejak setahun yang lalu, saat The Fed berencana menaikan tingkat suku bunga dalam melawan inflasi. Postulat Phillips-lah yang dijadikan rujukan dalam ‘membunuh’ laju inflasi. (baca disini dan disini)

Masalahnya, The Fed yang sudah menaikkan tingkat suku bunga, berencana akan melakukan aksi yang sama di bulan Mei ini. (https://www.msn.com/en-us/money/markets/federal-reserve-will-likely-hike-interest-rates-again-signal-a-pause-in-inflation-fight/ar-AA1aCfpD)

Bisa dibayangkan, berapa banyak lagi bank yang akan rontok dengan kebijakan The Fed tersebut.

Nggak heran jika sekelas Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan bahwa AS bisa kolaps diawal Juni mendatang, jika Kongres nggak segera memberikan ‘bantuan’.

“Setelah meninjau penerimaan pajak federal baru-baru ini, perkiraan terbaik kami adalah bahwa kami tidak akan dapat terus memenuhi semua kewajiban pemerintah, pada awal Juni jika Kongres nggak menaikkan atau menangguhkan batas utang,” begitu kurleb-nya. (https://www.msn.com/en-us/money/markets/yellen-warns-us-could-default-on-debt-as-early-as-june-1/ar-AA1aBCFB)

Coba anda pikirkan. Dengan utang yang sudah mencapai limit USD 31,4 triliun atau setara dengan Rp. 461.000 triliun, kondisi ini menyebabkan kas negara bapet karena sektor pajak nggak bisa diandalkan. Sementara kewajiban bayar sana-sini sudah di depan mata.

Mau bayar pakai apa?

Lebih lanjut lagi, akankah upaya ini berhasil?

Semoga saja, karena kalo nggak kebangkrutan negara adidaya tersebut sudah terbayang. Dan ini selaras dengan agenda The Great Reset. (baca disini dan disini)

Masalahnya, saat kas negara lagi bapet, kok bisa-bisanya negara AS malah menggelontorkan uang miliaran dollar buat dukung perang di Ukraina melawan Rusia. Logikanya kemana? (https://www.nytimes.com/interactive/2022/05/20/upshot/ukraine-us-aid-size.html)

Kembali ke laptop…

Melihat gelagatnya, akankah anda bisa tetap berharap bahwa impian anda akan terwujud jika anda hidup di AS sana?

Now, it is your turn to answer this question.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


One Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Bang apakah ada hubunganya antara kedatangan kongres AS ke istana dengan koalisi KIB yg diinisiasi pak jokowi min, thanks

error: Content is protected !!