Akal Bulus MBS


507

Dunia dibuat heboh. Penyebabnya fasilitas pemrosesan minyak milik Aramco, yaitu Abqaiq dan juga ladang minyak Khurais diserang pesawat tak berawak (drone) pada Sabtu dinihari (14/9). Tuduhan langsung meluncur ke pemberontak Houti di Yaman, yang selama ini direpresi Saudi.

Tanpa banyak cingsong, Houti pun membenarkan tuduhan yang diarahkan ke mereka. Wajar, mereka butuh pengakuan dunia internasional. Dengan tuduhan Saudi, nama Houti yang tadinya nggak populer, sontak melambung tinggi ke angkasa alias langsung ngetop.

Padahal sasaran tembak Saudi bukan menyasar Houti, tapi pada Iran.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Serangan itu nggak lain akal-akalan MBS selaku pemimpin Saudi. Kenapa dapat dikatakan begitu? Karena mana mungkin ceritanya, Houti punya teknologi secanggih drone yang dilengkapi oleh rudal buat menghancurkan kilang minyak Aramco milik Saudi.

Kalo sekedar drone yang daya terbangnya cuma sekilo atau dua kilometer yang bisa dibeli di Asemka Glodok, mungkin pemberontak Houti punya duit buat membelinya. Tapi kalo daya jelajahnya ratusan kilometer plus ada rudalnya juga, duit dari mana?

Daripada buat beli drone, mending duitnya buat makan penduduk Yaman yang saat ini sedang mengalami bahaya kelaparan akibat perang saudara di negara tersebut yang terus menerus didanai oleh Saudi.

Aliasnya Houti nggak punya akses untuk melakukan serangan secanggih itu. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Thomas Juneau, seorang analis dari Departemen Pertahanan Nasional Kanada yang juga analis Timur Tengah, yang mengatakan tuduhan Saudi atas serangan Houti bersifat lebay.

“Dukungan Teheran (Iran) untuk Houti sangat terbatas dan pengaruhnya di Yaman cukup marjinal. Sangat tidak akurat untuk mengklaim bahwa Houti adalah proxy Iran,” demikian ungkapnya kepada publik.

Lagian, apa gegera sama-sama Syiah, terus Iran membabi buta untuk menyokong Houti? Yah, lihat kepentingannya juga keuleus

Dan lucunya, begitu MBS menunjuk hidung Iran atas aktor intelektual serangan Aramco, senator AS dari partai Republik asal Carolina Selatan – Lindsey Graham – buru-buru keluarin pernyataan: “Serang Iran.”

Wah, jadi kelihatan benang merahnya, alias ada bakwan dibalik rengginang.

Coba pikir pakai nalar. Aramco adalah hyper corporate dengan keamanan super canggih berada disana. Ibaratnya, ada kecoa lewat saja, pasti akan kedeteksi sensor keamanan. Masa iya, drone bisa melenggang besar tanpa terdeteksi radar?

Aliasnya, serangan di Aramco tersebut akal-akalan MBS semata, buat gali dukungan untuk memukul Iran. Cuma kalo langsung serang Iran ada dua masalah utama. Pertama, persenjataan Saudi jauh dari mumpuni, dan kedua bakal timbul aksi balasan dari negeri Mulah tersebut. Dan MBS cukup sadar posisi.

Makanya digelarlah aksi ‘penyerangan’ tersebut. Dan kalo sudah urusan perang, partai Republik sudah pasti horny untuk cepat-cepat eksekusi. Nggak heran keluar pernyataan reaktif dari Lindsey Graham, karena memang begitu sifat alamiahnya.

Cuma untuk perang, AS juga nggak bego-bego amat. Banyak faktor yang dipertimbangkan sebelum melancarkan perang. Dan Iran jelas bukan lawan ecek-ecek bagi AS. Kalo Iran mau iseng nutup Selat Hormuz saja, apa rantai distribusi minyak dunia nggak kacau balau?

Belum lagi kalo melihat aksi Iran yang berhasil menembak jatuh drone intai Global Hawk milik Mamarika yang katanya super canggih (24/6). Padahal dana investasi tuh drone nggak murah, sekitar 1,5 trilyun rupiah. Kok bisa ditembak jatuh?

Tambah runyam kalo dikaitkan dengan fasilitas nuklir yang dimiliki Iran. Bukan saja AS yang dibuat ketar ketir, tapi Israel juga mikir seribu kali.

Jadi clear ya, kenapa aksi sinetron tersebut nggak lain dan nggak bukan disutradarai oleh MBS. Alias mau mukul orang, tapi pakai tangan orang lain.

Kenapa MBS sangat berang terhadap Teheran?

Karena iri tapi ada daya tak mampu bersaing. Iran yang sudah demikian ketat diembargo ekonomi oleh AS, nyatanya hingga kini bisa tetap eksis. Bukan saja eksis, Iran tak segan membantu negara-negara jazirah Arab yang punya pemikiran yang sama melawan Zionis Israel.

Perang Suriah adalah bukti kongkritnya. Karena Bashar al Assad mati-matian menyatakan sikapnya yang tegas untuk melawan hegemoni Israel di Timteng, maka pemerintahan Mulah tersebut tidak ragu untuk menyokongnya. “Lagian Suriah kan strategis secara geopolitik, lha kalo Yaman?”

Lantas apa kepentingan terselubung MBS dibalik aksi sinetron yang dimainkannya?

Pertama jelas ambisi Saudi untuk menjadi pemimpin di Jazirah Arab, yang jelas nggak akan terwujud selama ada Iran dan kroni-kroninya.

Kedua, untuk mendongkrak harga minyak dunia. Seperti kita tahu, harga minyak sekarang sudah merosot tajam sejak ditemukannya inovasi teknologi dengan menggunakan bahan bakar non fosil. Dengan adanya serangan, produksi akan terganggu dan menciptakan kelangkaan serta bisa memicu harga naik di pasaran.

Dan yang ketiga, adanya skenario MBS untuk mendongkrak harga (Initial Public Offering) IPO Aramco yang akan segara digelar agar bisa lebih menguntungkan. Bayangkan tanpa adanya serangan drone, apa investor mau melirik arti penting Aramco bagi industri perminyakan dunia?

Sudah dipastikan, bahwa serangan drone ini hanya aksi onani seorang MBS.

“Emang ente pikir, Mamarika dan Israel sudah sedemikian bodohnya untuk ente dikibulin? Yang ada ente yang dikadalin abis-abisan sama mereka.”

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!