Drama Kacangan
Oleh: Ndaru Anugerah
Sebelas hari yang lalu, saya ulas tentang drama yang tengah dimainkan tentang Facebook, dengan pemain utamanya Frances Haugen. Saya katakan pengakuan Haugen di depan Kongres bukan untuk memukul Facebook, tapi justru kasih jalan bagi raksasa Big Tech itu untuk makin eksis. (baca disini)
Dan apa yang saya ulas, akhirnya kembali menjadi kenyataan.
Apa maksudnya?
Politico beberapa hari yang lalu menurunkan ulasannya tentang Frances Haugen yang nyatanya menerima sokongan dana jumbo dari taipan Pierre Omidyar. (https://www.politico.com/news/2021/10/20/tech-billionaire-aiding-facebook-whistleblower-516358)
Bagi yang nggak paham siapa Omidyar, ini orang 11-12 dengan George Soros yaitu sebagai bandar perubahan rezim yang biasa dikenal dengan revolusi warna. Kalo anda buka tentang Omidyar Network, maka anda akan kenal sosok dibalik pendiri eBay tersebut. (baca disini)
Dalam kasus Haugen, sokongan dana sekitar ratusan ribu dollar diberikan lewat tangan Whistleblower Aid sebelum jatuh ke ‘tangan’ Haugen. (https://www.washingtonpost.com/technology/2021/10/22/whistleblower-aid-frances-haugen-funding-gamble-legal-fees/)
Jadi, dibalik tangisan yang diberikan Haugen di depan Kongres, nyatanya ada udang dibalik bakwan-nya alias nggak tulus. Dan Politico menyatakan bahwa Haugen bukan jenis whistleblower pada umumnya.
Kenapa dikatakan demikian?
Anda perlu tahu, bahwa sebagai kampium Silicon Valley, jejak inteligen Haugen nggak bisa dikesampingkan begitu saja. Saat menjabat di Divisi Facebook’s Threat Intelligence, sosok Haugen sangat dekat dengan pejabat intelijen AS. (https://www.rt.com/op-ed/536872-background-facebook-whistleblower-haugen/)
In other words, sosok Haugen sangat kental dengan dunia intelijen. Masa iya kerjasama dengan intelijen sekelas CIA dan NSA selama kurleb 2,5 tahun, terus nggak membawa pengaruh apa-apa pada Haugen?
Dengan semua rekam jejak yang dimiliki Haugen, wajar jika sosok Omidyar tertarik untuk mensponsori dirinya.
Apalagi kalo kita lihat rekam jejak Omidyar yang kerap menjalin kerjasama dengan lengan ‘deep state’ (CIA, NED dan USAID) dalam menggalang operasi revolusi warna, maka dukungan Omidyar pada Haugen yang tahu cara kerja intelijen, menjadi masuk akal. (https://thegrayzone.com/2019/02/18/ebay-oligarch-pierre-omidyar-funding-media/)
Lantas apa target utama Haugen? Apakah untuk menjatuhkan Facebook yang berada dalam kartel yang sama dengan Omidyar?
Tentu saja tidak. Tujuannya adalah untuk menggolkan RUU Digital Public Infrastructure yang akan membatasi ruang platform media sosial terhadap konten yang diunggah para penggunanya atas tuntutan hukum.
Anyway, bisa nggak sih untuk tidak menyajikan drama kacangan pada publik?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments