Propaganda Yang Mulai Runtuh


521

Propaganda Yang Mulai Runtuh

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa propaganda yang terus menerus didengungkan agar plandemi ini bisa terus berlangsung? Tentu saja dengan mengatakan bahwa vaksinasi akan dapat mengakhiri si Kopit secepatnya, meskipun ini hanya asumsi yang tidak mendasar. (baca: di sini, di sini dan di sini)

Dan penelitian terbaru kembali menegasikan propaganda kusut tersebut.

Apa maksudnya?

Dalam sebuah penelitian yang dibesut oleh SV Subramanian dan Akhil Sumar yang berafiliasi dengan Pusat Studi Kependudukan dan Pembangunan Harvard dan juga Departemen Sosial dan Ilmu Perilaku Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, justru menunjukkan fakta yang sebaliknya.

Pada penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Epidemiology tersebut mendapat temuan yang membalikan propaganda selama ini selalu didengungkan, bahwa suntikan Kopit malah menyebabkan gejala yang mengarah pada diagnosis Kopit pada seseorang daripada mencegahnya. (https://link.springer.com/article/10.1007/s10654-021-00808-7)

Dengan kata lain, mereka yang mendapatkan suntikan vaksin si Kopit, alih-alih menghindari agar tidak tertular, justru malah rentan terkena infeksi si Kopit.

Penelitian ini mengambil data dari 68 negara dan 2947 county yang ada di AS. Untuk data dari 68 negara tersebut diambil dari Our World in Data per tanggal 3 September 2021 silam. Sedangkan data 2947 county (setara dengan kabupaten) yang ada di AS, diambil dari Tim Kopit Gedung Putih per tanggal 2 September 2021 silam.

Setelah menganalisis data yang mereka peroleh, mereka menemukan bahwa ‘negara dengan prosentase populasi yang lebih tinggi dalam hal vaksinasi penuh, memiliki kasus Kopit yang lebih tinggi per 1 juta orang’ dalam 7 hari terakhir.

Kasus di Israel, Islandia dan Portugal bisa dijadikan rujukan, dimana tingginya persentase vaksin malah mendorong makin banyaknya kasus Kopit di negara tersebut.

Sebaliknya, kasus di Vietnam dan Afrika Selatan sebagai contohnya, yang hanya memiliki sekitar 10% populasi mereka yang telah mendapatkan vaksinasi penuh, jumlah kasus Kopit per 1 juta orang malah kecil.

Hal yang sama juga terjadi di 2947 county (kabupaten) yang ada di AS, dimana county yang memiliki vaksinasi tertinggi, malah memiliki insiden kasus Kopit tertinggi. Chattahoochee (Georgia) dan McKinley (New Mexico) yang lebih dari 90% populasinya telah divaksinasi penuh, nyatanya malah diklasifikasikan sebagai daerah penularan ‘tinggi’ oleh CDC.

Apa yang bisa disimpulkan tentang vaksinasi yang ‘katanya’ dapat mengakhiri plandemi?

It doesn’t take a genius to read between the lines, does it?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!