Modus Terselubung


510

Modus Terselubung

Bagaimana suatu ideologi mempertahankan eksistensinya?

Salah satunya adalah ‘menciptakan’ musuh bersama alias common enemy. Dengan adanya common enemy, maka suatu ideologi ‘dipaksa’ tetap ada untuk mempertahankan eksistensinya. Kalo nggak ideologi tersebut harus siap ‘tutup buku’.

Dapatkah kapitalisme hidup tanpa adanya ‘musuh bersama’ mereka? (https://msuweb.montclair.edu/~lebelp/1993SamuelPHuntingtonTheClashOfCivilizationsAndTheRemakingofWorldOrder.pdf)

Untuk menjalankan operasinya guna melawan musuh bersama tadi, diciptakan 2 hal.

Pertama peperangan, dan yang kedua mendanai kudeta atau penggulingan rejim di suatu negara.

Siapa yang diuntungkan dari kedua upaya tersebut?

Tentu saja sang Ndoro besar.

Dengan perang, sang Ndoro besar bisa berbisnis jual beli senjata kepada dua pihak yang berseteru, dan dengan mendanai kudeta sang Ndoro juga bermaksud untuk menggulingkan rejim yang berkuasa namun mengusik ketenangan bisnis sang Ndoro di negara tersebut.

Tentang ini sudah sering saya bahas. (baca disini, disini, disini dan disini)

Salah satu lengan kartel sang Ndoro besar yang gemar mendanai kudeta alias penggulingan rejim adalah United States Agency for International Development alias USAID.

Kalo kita baca judulnya, maka target pembangunan internasional adalah tujuan utama organisasi ini. Namun jika kita tilik lebih dalam, maka perubahan rejim adalah agenda utama yang justru diusungnya, yang tentu saja merugikan baik rejim Washington maupun kepentingan sang Ndoro besar di negara tersebut.

“USAID pada dasarnya adalah bagian dari CIA karena cara kerja para aktivisnya adalah menggali informasi berharga untuk disetor ke CIA,” ungkap David Price. (https://ia802904.us.archive.org/35/items/coldwaranthropol00pric/coldwaranthropol00pric.pdf)

Nggak hanya itu, sebab USAID juga berfungsi sebagai sekolah pascasarjana untuk para agen CIA.

“Banyak orang CIA yang bekerja disana, yang kemudian ditempatkan pada pos-pos yang ada di luar negeri dengan menjadi relawan, aktivis keagamaan hingga pura-pura menjadi pegawai pemerintahan,” begitu kurleb-nya. (https://williamblum.org/chapters/killing-hope/guatemala)

Modus yang biasa dikembangkan adalah membuka Kantor Keamanan Publik (Office of Public Safety) USAID di negara target, agar para aktivitas para agen CIA tersebut bisa dilakukan.

Sial bagi USAID, karena aktivitas mereka sempat dibekukan pada dekade 1970an, setelah Senator James Abourezk mengendus aktivitas terselubung mereka. “USAID terlibat dalam pelatihan polisi Amerika Latin dalam menyiksa para aktivis disana,” ungkap Abourezk. (https://original.antiwar.com/brett_wilkins/2020/08/10/teaching-torture-the-death-and-legacy-of-dan-mitrione/)

Seiring berjalannya waktu, teknik yang dikembangkan USAID kini lebih dahsyat lagi.

Di masa kepemimpinan Trump, organisasi ini terbukti mendanai Ecohealth Alliance (EA) yang mempelajari virus baru. Trump terpaksa menutup kucuran dana USAID pada EA, karena EA ternyata bekerja sama dengan Institut Virologi Wuhan. (https://www.dailymail.co.uk/news/article-9652287/The-Pentagon-funneled-39million-charity-funded-Wuhan-lab.html)

Kenapa USAID berkepentingan untuk mendanai (secara nggak langsung) Institut Virologi Wuhan yang mendalami urusan virus?

Ada lagi modus baru yang dikembangkan, yaitu dengan mendirikan platform media sosial (yang bergerak dalam bidang kesehatan) guna membina oposisi untuk melawan pemerintah yang sah. Ini yang terjadi di Kuba di masa kepemimpinan Castro. (https://www.wired.co.uk/article/robot-propaganda)

Pada tataran teknis, anak-anak muda dari Kosta Rika, Venezuela dan Peru, mengadakan perjalanan ke Kuba dan menyamar menjadi petugas kesehatan yang bakal mengadakan lokakarya kesehatan tentang HIV.

Nyatanya itu hanya kedok, karena ide ‘pembangkangan’ oposisi itulah yang sebenarnya dikejar agen USAID. (https://www.csmonitor.com/World/Americas/Latin-America-Monitor/2014/0804/With-HIV-regime-change-ruse-in-Cuba-another-black-eye-for-USAID)

“USAID sudah terbiasa untuk mencampuri urusan dalam negeri negara di Amerika Latin. Salah satunya yang terjadi di Nikaragua pasca pilpres 2021, dimana USAID sengaja menggali dukungan pihak swasta guna menumbangkan presiden Daniel Ortega,” demikian isi sebuah dokumen yang bocor ke publik. (https://www.coha.org/the-us-contracts-out-its-regime-change-operation-in-nicaragua/)

Kenapa Ortega perlu ditumbangkan?

Karena keberhasilan model pembangunan dan proteksi kesejahteraan pemerintah Ortega, bakal menghambat program ekonomi Washington dan investasi sang Ndoro di negara tersebut. (https://www.econstor.eu/obitstream/10419/71770/1/597838895.pdf)

Salah satu usaha yang paling sering digarap USAID adalah sama dengan kembarannya NED, yaitu mempromosikan revolusi warna di banyak negara.

“Dimana-pun kudeta atau revolusi warna terjadi, pasti USAID ada dibalik usaha tersebut,” ungkap Eva Golinger yang tertuang dalam WikiLeaks. (https://wikileaks.org/gifiles/docs/17/1730002_colored-revolutions-a-new-form-of-regime-change-made-in-usa-.html)

Cara yang diambil adalah dengan mendanai gerakan mahasiswa dan pemuda, dengan logo tangan terkepal sebagai simbol perlawanan dan warna yang berbeda-beda.

OTPOR adalah salah satu gerakan yang paling ikonik dan sukses menumbangkan Slobodan Milosevic di Serbia. (baca disini)

By the way, USAID juga pernah buat gerakan ikonik di Indonesia pada saat lengsernya Soeharto di tahun 1998, bukan?

Yang terakhir dan mungkin yang sedikit publik ketahui, bahwa USAID juga mendorong program depopulasi.

Maksudnya?

Di tahun 1966-an, USAID mendirikan Kantor Kependudukan (Office of Population), dengan Direktur Dr. Reimert Thorolf Ravenholt sebagai pimpinannya.

“Tujuannya adalah menekan populasi global yang tidak ‘diinginkan’ oleh pemerintah AS, dengan dana hingga miliaran dollar,” ungkap Robert Zurbin. (https://www.thenewatlantis.com/publications/the-population-control-holocaust)

Operasi yang dijalankan adalah dengan membeli sejumlah besar obat dan alat kontrasepsi yang cacat produksi, untuk dibagikan kepada para wanita di Dunia Ketiga, guna menekan angka kelahiran. Nggak aneh banyak pemakainya yang akhirnya jadi steril hingga meregang nyawa.

Tentang agenda depopulasi, anda jangan kaget lah, lha wong USAID adalah lengan sang Ndoro besar yang juga punya agenda utama yang sama, bukan? (baca disini dan disini)

Saya harap anda mulai paham dan jangan mau dikelabui lagi oleh organisasi bentukan sang Ndoro tersebut. Kecuali kalo anda hobby dikibulin.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!