Ujung-Ujungnya Anda Diteror


520

Ujung-Ujungnya Anda Diteror

Oleh: Ndaru Anugerah

Siapa dari anda yang kelakukannya mirip anak kecil, yaitu suka ditakut-takutin dengan cerita menakutkan dan itu terjadi berulang-ulang?

Asal tahu saja, anak kecil kalo ditakut-takutin bahwa ada kuntilanak yang keluar di malam hari, maka bisa dipastikan tuh bocil nggak akan berani keluar rumahnya selepas Maghrib. Makin sering ditakut-takuti, makin tumpul akal sehatnya.

Kalo anda adalah pembaca yang gampang ditakut-takuti, saya mau kasih cerita special buat anda.

Di komunitas media mainstream, ada istilah baru yang dimunculkan. Namanya Tripledemic.

Secara harafiah, tripledemic adalah gabungan dua kata, yakni triple dan pandemic. Triple sendiri merujuk pada 3 entitas yang saat ini ‘diklaim’ sudah dan terus terjadi, yaitu: Kopit, flu dan RSV. (https://www.theatlantic.com/health/archive/2022/11/covid-flu-season-twindemic-tripledemic-2022/672041/)

Kalo Kopit yang ‘katanya’ masih ada alias belum berakhir karena terus bermutasi layaknya varian donut Jco, saya nggak perlu bahas lha ya. Itu gampang anda temukan pada headline media mainstream. (https://apnews.com/article/covid-health-pandemics-united-nations-a56980ac42502852ada4f31df4bc9535)

Entitas kedua, yakni flu, ini yang menarik untuk dibahas. Setelah ‘hibernasi’ sekian lama karena bertukar nama dengan si Kopit, kini influenza kembali nongol ke permukaan. Dikatakan bahwa kasus flu bakal lebih berat di tahun ini. (https://www.npr.org/sections/health-shots/2022/09/23/1124311571/flu-season-2022-covid-twindemic)

Padahal nenek-nenek juga tahu, kalo musim hujan tiba, kasus flu otomatis bakal melonjak.

Belum kelar entitas kedua, yang katanya mampu berkolaborasi membentuk twindemic alias plandemik ganda, kini muncul entitas ketiga, yang namanya RSV.

Demi Toutatis, makhluk apa itu?

RSV sendiri adalah kepanjangan dari Respiratory Syncytial Virus yang berarti virus yang dapat menginfeksi paru-paru manusia dan saluran pernapasan lainnya. Biasanya virus ini menginfeksi anak-anak maupun orang dewasa, namun gejalanya menyerupai flu biasa dan nggak berbahaya. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/respiratory-syncytial-virus/symptoms-causes/syc-20353098)

Karena nggak berbahaya, maka seseorang yang terinfeksi virus ini, bakal bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu.

Jadi, kalo ditanya: apakah RSV berbahaya dan mematikan? Anda pasti garuk-garuk pantat karena malu untuk menyebutkan jawabannya.

Terus masalahnya dimana?

Media mainstream justru memutar fakta-fakta yang ada dengan narasi teror mereka. Dikatakan bahwa jika ketiga entitas tersebut bergabung, maka dapat mendatangkan petaka bagi yang mengalaminya.

“Bayangin aja, terkena Kopit, flu dan RSV secara bersamaan, apa nggak gaswat?” begitu kurleb-nya. (https://www.scientificamerican.com/article/rsv-is-surging-what-we-know-about-this-common-and-surprisingly-dangerous-virus/)

Bahkan diprediksi bahwa tripledemic akan dapat membuat rumah sakit penuh sesak di penghujung tahun ini. (https://www.cbsnews.com/news/tripledemic-health-care-professionals-rsv-virus-hospitals-stockpile/)

Jujur deh, kalo anda yang hobby diteror, pasti akan menyukai berita-berita tersebut. Wong plandemi Kopit terjadi nyaris 3 tahun lamanya, toh anda tetap setia menanti teror lanjutan dengan hadirnya varian baru dari si Kopit.

Ngaku aja deh…

Padahal, kalo anda pakai nalar anda, yang namanya tripledemic, ya sama saja sebenarnya.

Kalo dulu, anda batuk-batuk plus hidung meler, itu namanya flu. Nah sekarang namanya jadi Kopit.

Kalo dulu, tubuh anda meriang plus sesak napas, itu tandanya anda bergejala flu. Tapi kalo kini, istilahnya berganti menjadi RSV. Betewe, itu virus apa helm motor, ya?

Singkatnya, flu kini sudah bertransformasi menjadi Kopit dan RSV. Hanya ganti nama saja alias rebranding. Penyakitnya sama, dan gejalanya juga sama.

Kenapa namanya perlu diganti?

Agar anda tertarik untuk mengikuti kisahnya. Kalo nama pemain sinetron Markonah mlulu, kan jadi monoton dengerinnya. Coba kalo diganti jadi Marbella, akan lain lagi sensasinya. Mirip-mirip video mbak Kebaya Merah yang lagi viral saat ini, karena sensasi pijat mautnya.

Padahal jalan ceritanya ya sama saja apapun video bokep yang ada, aselole skidi pap-pap. Nggak ada yang baru. Sensasinya aja yang beda.

Sekarang, jika anda masih takut juga, lantas dimana letak perbedaan anda dan anak kecil yang hobby diteror dengan cerita hantu?

Lalu, kemana muara dari narasi yang dikembangkan media mainstream?

Cuan-lah yang jadi rujukannya, selain memperpanjang status plandemi hingga 2030 mendatang. (baca disini)

Nggak percaya?

Kini vaksin guna melawan RSV telah diciptakan dan siap beredar di pasaran. (https://www.cnn.com/2022/10/31/health/rsv-vaccines-therapies/index.html)

Bahkan beberapa mengklaim bahwa vaksin RSV yang paten bakal available di tahun depan. (https://www.msn.com/en-us/health/medical/effective-rsv-vaccine-could-be-ready-by-fall-2023/ar-AA13ADWs)

Apa ujung-ujungnya kalo bukan jualan lagi? Apakah ini nggak otomatis memperpanjang status plandemi?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!