Temuan Yang Mengejutkan
Oleh: Ndaru Anugerah
Seperti yang kita ketahui bersama, pemerintah Inggris dan banyak negara di dunia lainnya menggunakan test PCR dan juga tes aliran lateral alias Lateral Flow Test (LFT).
Secara khusus, LFT digunakan untuk menyasar pasien Kopit tanpa gejala. (https://www.gov.uk/guidance/understanding-lateral-flow-antigen-testing-for-people-without-symptoms)
Apakah ini akurat?
Tentang test PCR, saya sudah banyak mengulas tentang hal tersebut. (baca disini, disini dan disini)
Lantas bagaimana dengan tes aliran lateral (LFT)?
Ingrid Torjesen menulis pada the British Medical Journal yang intinya mengulas tentang ketidakakuratan-nya. Padahal peralatan (kit) yang digunakan pada LFT tersebut, juga nggak murah.
Memang berapa biaya yang dikeluarkan untuk Rapid Swab Antigen tersebut?
Pemerintah Inggris setidaknya telah menghabiskan biaya sekitar £ 1,3 milyar untuk mengimpor alat test tersebut dari perusahaan AS yang bernama Innova Group. Dan Torjesen menekankan bahwa LFT menjadi bisnis yang ‘menggiurkan’ saat pandemi berlangsung.
Secara umum Torjesen mengungkapkan bahwa uji aliran lateral (LFT) secara keseluruhan menyisakan banyak kemungkinan untuk salah tafsir pada hasil tes-nya. (https://www.bmj.com/content/372/bmj.n287)
Itu belum seberapa?
Selidik punya selidik, ternyata dalam pengujian LFT, kapas yang digunakan disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan etilen oksida.
Memang apa itu etilen oksida?
Wikipedia menulis bahwa etilen oksida yang punya nama kimia C2H40 tersebut digunakan untuk menghasilkan beragam produk, salah satunya polietilen glikol (PEG). (https://en.wikipedia.org/wiki/Ethylene_oxide)
Tentang apa itu PEG, saya pernah ulas. (baca disini)
Berikutnya, Wikipedia menambahkan informasi yang diambil dari kamus kimia Ullmann bahwa pada suhu kamar, etilen oksida adalah gas yang mudah terbakar, bersifat karsinogenik, mutagenik, dapat mengiritasi dan juga dapat digunakan sebagai zat anastesi. (https://www.ugr.es/~tep028/pqi/descargas/Industria%20quimica%20organica/tema_5/oxido_etileno_a10_117.pdf)
Atas paparan ini, maka Molly Kingsley selaku pendiri lembaga UsForThem menulis surat kepada Departemen Pendidikan Inggris, untuk minta konfirmasi. Ini dilakukan, karena LFT juga digunakan secara massal di seantero Inggris Raya, terutama pada anak-anak usia sekolah.
“Kami menerima korespondensi dari Innova yang mengkonfirmasikan bahwa kapas yang digunakan dalam LFT (telah) disterilkan dengan menggunakan etilen oksida,” begitu kurleb ungkap Kingsley. (https://www.whatdotheyknow.com/request/ethylene_oxide_in_connection_wit)
Jadi ini bukan asumsi karena faktanya pihak perusahaan tersebut telah mengkonfirmasi hal tersebut.
Dan ini parah, mengingat toksisitas yang diketahui selain potensi karsinogenisitas pada etilen oksida.
Kingsley meminta pemerintah Inggris untuk merilis hasil penelitian tentang penggunaan etilen oksida secara khusus pada anak-anak lewat test LFT tersebut.
Lumrah jika Kingsley bertanya karena ada Freedom of Information Act 2000 di Inggris sana yang mengamanatkan pemerintah untuk membuka akses informasi pada publik tentang kebijakan yang dibuatnya. (https://ico.org.uk/for-organisations/guide-to-freedom-of-information/what-is-the-foi-act/)
Teknisnya, dalam 20 hari ke depan, pemerintah Inggris harus kasih jawaban atas pertanyaan yang dilayangkan oleh Kingsley tersebut. Nah kalo pemerintah menolak memberikan jawaban, maka kasusnya akan di-meja hijaukan karena dianggap pemerintah merilis kebijakan yang membahayakan publik.
Coba bayangin deh, biayanya sangat besar untuk menggelar test pakai alat tersebut, ternyata hasilnya nggak akurat dan kasih efek samping yang ‘membahayakan’ pada manusia, secara khusus anak-anak. Apa nggak berabe?
Dengan adanya ini, maka permainan akan lebih seru. Walaupun informasi sudah ditutup serapat-rapatnya, nyatanya informasi tersebut akhirnya bisa bocor juga ke publik.
Kita tunggu hasilnya sambil makan kwaci, ya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments