Skenario Lawas


507

Skenario Lawas

Oleh: Ndaru Anugerah

Kalo saya selaku analis ditanya: apa yang menarik untuk dibahas pada pertemuan G20 di Roma, tempo hari?

Tentu saja bukan isi pertemuan tersebut, apa lagi soal komunike, karena toh hasil akhirnya nggak ‘menelorkan’ keputusan yang berarti soal komitmen perubahan iklim. Bukan juga soal ditunjuknya junjungan ondel-ondel Monas sebagai presidensi pada pertemuan tersebut. (baca disini)

Sekali lagi, bukan itu.

Lantas apa?

Pertemuan gala dinner yang dilakukan oleh Biden dengan presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi. Itu menarik untuk diungkap. (https://news.yahoo.com/biden-meets-congolese-president-discuss-210120182.html)

Apa menariknya gala dinner tersebut?

Kongo bukanlah anggota G20. Tapi ‘sengaja’ diundang khusus pada pertemuan tersebut. Sekarang coba anda pikir, kalo anda bukan anggota klub terus mendapat undangan khusus, kira-kira apa anda nggak curiga atas undangan tersebut?

Jelas ada agenda terselubung yang dimainkan Biden atau negara-negara maju lainnya terhadap Kongo. Kira-kira apa?

Coba kita tilik, apa yang dibicarakan pada pertemuan gala dinner tersebut?

Pertama Biden menjanjikan jutaan vaksin AstraZeneca kepada Kongo sebagai bentuk kepeduliaan pada ‘kemanusiaan’. (https://apnews.com/article/coronavirus-pandemic-g-20-summit-europe-rome-boris-johnson-f42b1ed88ed2f9d9926a2f1bf9ce7c2b)

Dan kedua, AS berjanji memberikan bantuan kepada Kongo yang saat ini tengah diganggu oleh gerombolan teroris ADF (Allied Democratic Forces) yang ‘katanya’ berafiliasi dengan ISIS. (https://www.csis.org/blogs/examining-extremism/examining-extremism-allied-democratic-forces)

Kalo AS menjanjikan jutaan dosis vaksin AZ ke Kongo, itu bukan hadiah, mengingat vaksin AZ bukanlah vaksin yang diinginkan setidaknya bagi masyarakat Uni Eropa, karena banyaknya efek samping yang ditimbulkannya. (https://www.usnews.com/news/health-news/articles/2021-04-22/european-union-declines-to-order-more-astrazeneca-coronavirus-vaccine)

Selain itu, rencana AS untuk membantu Kongo dalam memerangi terorisme, jelas perlu dipertanyakan. Memang siapa yang ‘menciptakan’ terorisme itu sendiri? (baca disini dan disini)

Sampai sini, saya harap anda paham atas kejanggalan yang ada.

Kira-kira apa AS dan sekutunya hendak raih dari Kongo?

Anda perlu tahu, kalo dari dulu Kongo sengaja dibuat bergolak, karena negara ini kaya akan SDA-nya. Kalo anda tahu tentang Blood Diamonds, negara inilah sumber utamanya, selain Angola dan Sierra Leone. (https://www.jstor.org/stable/j.ctt1rqc976.8)

Sudah beberapa dekade berlian asal Kongo dieksploitasi habis-habisan layaknya emas di Papua oleh kartel Ndoro besar yang ada dibalik AS dan sekutunya, toh tidak menyebabkan negara ini kehabisan SDA-nya. (https://www.amplifyafrica.org/post/a-look-into-the-history-of-exploitative-mining-in-the-drc)

Tanpa sadar, faksi-faksi yang ada di Kongo terus diadu domba untuk urusan yang sifatnya ‘recehan’ dan sebaliknya nggak ngeh kalo negara itu sebenarnya bisa kaya dari SDA-nya yang melimpah.

Ini mirip-mirip situasinya dengan yang di Wakanda, bukan?

Tapi bukan berlian yang kini jadi incaran di Kongo, melainkan lebih penting lagi, yaitu Kobalt.

Berdasarkan data, Kongo memiliki kandungan Kobalt yang sangat tinggi di dunia. Asal tahu saja, kandungan Kobalt di dunia sekitar 7,1 juta metrik ton, dan 3,6 jutanya ada di Kongo. (https://www.statista.com/statistics/264930/global-cobalt-reserves/)

Bersama dengan Litium, Kobalt adalah minyak masa depan yang sangat diperlukan untuk menggerakkan energi hijau. (https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/industries/metals%20and%20mining/our%20insights/lithium%20and%20cobalt%20a%20tale%20of%20two%20commodities/lithium-and-cobalt-a-tale-of-two-commodities.ashx)

Inilah yang sebenarnya jadi incaran Biden dibalik undangan presiden Kongo pada gala dinner G20 tersebut. Jadi ini bukan gala dinner recehan yang dibuat tanpa ada skenario ‘tertentu’ di dalamnya.

Selain menawarkan vaksin yang banyak masalahnya, AS juga menjanjikan presiden Felix dalam hal mengatasi bahaya terorisme. Dan sekali lagi, skenario perang melawan teror, kita sudah paham siapa pemain utamanya, bukan? (https://www.reuters.com/world/africa/congo-says-us-deploy-counter-terrorism-advisors-restive-east-2021-08-16/)

Ini mirip dengan kejadian di Afghanistan yang jadi incaran proyek GWOT. Biar punya alasan untuk mengocak-acik negara tersebut, diciptakanlah musuh ‘fiktif’ yang bernama Al Qaeda, yang di-skenariokan telah melakukan serangan terhadap gedung WTC di New York pada 2001 silam.

Padahal itu hanya akal-akalan semata, mengingat kekayaan alam Afghanistan-lah yang sebenarnya ingin dirampas. Apa AS nggak mendelik saat tahu bahwa Afghanistan memiliki kekayaan non-bahan bakar (zamrud, rubi, dan turmalin) yang diperkirakan mencapai lebih dari USD 1 triliun? (https://www.science.org/doi/10.1126/science.328.5986.1620)

Dan kini, saat AS berjanji untuk membantu Kongo dalam memerangi terorisme, apakah ini hanya kebetulan semata tanpa ada embel-embelnya?

Yang bokir…

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!