Skandal Garuda


507

Oleh: Ndaru Anugerah

Awalnya, 2018 adalah tahun yang menggembirakan bagi maspakai BUMN Garuda Indonesia Tbk. Perusahaan berhasil mencetak laba bersih US$ 809,85 ribu alias Rp 11,33 miliar. Angka yang perlu diapresiasi, mengingat perusahaan plat merah tersebut biasanya malah merugi saban tahunnya.

Selidik punya selidik, ternyata ada kejanggalan.

Surat laporan tersebut tidak dibacakan seperti lazimnya saat RUPS yang digelar pada 24 April 2019 yang lalu. “Ini kok hanya dinyatakan dan dilampirkan saja di annual report,” begitu ungkap 2 orang komisaris yang menemukan kejanggalan tersebut.

Ternyata dalam laporan keuangan yang ada, diendus sarat akan rekayasa.

Pendapatan yang diaku sebagai keuntungan, tahunya baru sebatas perjanjian kerjasama antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia yang nilainya sejumlah yang diklaim tadi. Jadi uangnya belum real, alias masih mengawang-awang entah dimana.

Dan dalam laporan keuangan, yang namanya piutang (perjanjian kerjasama) mana bisa dijadikan acuan sebagai pendapatan perusahaan? Kalo bisa begitu, akan kacau jadinya dunia persilatan.

Walhasil, GI kena pinalti dengan membayar denda sejumlah Rp 1,2 milyar selain diwajibkan membuat laporan keuangan ulang.

Putusan yang sama sekali nggak diharapkan publik, karena harusnya pihak Dirut-lah yang bertanggungjawab atas laporan keuangan fiktif tersebut.

Kalo sekedar sanksi administratif, fungsi Dirut sebagai pelaksana operasional gunanya apa? Ditenggarai ruginya Garuda setiap tahunnya, yah salah satunya dari tingkah para Dirut yang merongrong kinerja keuangan perusahaan dari dalam.

“Harusnya dia masuk bui karena mengelabui publik, bukan diganjar sanksi kaleng-kaleng kayak gini,” begitu ujar seorang pengamat.

Sasus terdengar bahwa sang Dirut yang bernama lengkap I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, mendapat bekingan penuh dari boss-nya. Makanya statusnya ‘aman’. Siapakah dia? Nenek-nenek juga udah tau, bray…

Merasa dapat sokongan, langkah sang Dirut bukan surut malah makin berani. Mulai dari memiliki hubungan terlarang dengan seorang pramugari Garuda hingga aksi penyeludupan, konon dilakukannya dengan terang-terangan.

“Emang siapa yang bisa mendongkel gue dari jabatan gue saat ini,” demikian pikirnya.

Kalo tingkah si mistress ini nggak keterlaluan, mungkin para pegawai di Garuda bisa mahfum. Tapi tingkah sang mistress konon sudah kelewat batas. Tingkahnya sudah keterlaluan, dan menganggap dirinya lebih istri dari istri-sahnya sang Dirut.

Pernah sang mistress yang berinisial PNR tersebut, pergi ke Osaka – Jepang. Disana, alih-alih minta manager area Garuda disana untuk melayani dan membantu dirinya berobat, tahunya PNR malah minta operasi plastik. Dan untuk urusan ini, sang manager area tersebut menolak untuk memakai uang perusahaan.

Nggak mungkin donk dalam laporan keuangan tertulis biaya operasi plastik ‘simpanan’ boss?

Tahu bahwa dirinya bakal disuruh buat laporan abrakadabra, maka sang manager area menampik. Merasa ditolak, singkat kata sang mistress laopran ke mas Dirut selaku baginda raja. Dan laporan sang ayang beib ini berbuntut pada pencopotan sang manager area Osaka secara tiba-tiba.

“Langsung di pulangkan ke Jakarta, no post dan disuruh jadi office boy di Terminal 3 bagian crew center,” demikian bocorannya.

Cukup? Tentu tidak Choky…

Belakangan sang mistress berani melabrak istri sah sang Dirut yang saat dirinya tengah berada di Bali.

Konon dalam pertemuan tersebut PNR mengancam dan menantang istri mas Dirut jika hubungan terlarang mereka berdua dipermasalahkan. “Saya nggak akan ragu menunjukkan ke pada publik video-video hot saya dengan suami kamu,” demikian ancamnya.

Dan yang membuat mas Dirut kembali viral sekolong  jagad adalah aksi penyeludupan yang dilakukannya bersama para gerombolan siberat-nya.

Tak tanggung-tanggung, sekelas moge Harley Davidson yang bernilai milyaran rupiah tersebut diseludupkannya bersama sepeda Brompton di dalam pesawat Airbus A330-900 milik Garuda, dengan cara dipretelin.

Mungkin aksi mas Dirut nggak bermasalah saat sang pelindung masih bercokol sebagai boss BUMN. Masalahnya, boss BUMN sekarang adalah orang yang berbeda dengan tuntutan profesionalitas yang jauh berbeda dari pendahulunya.

Mendapati temuan penyeludupan tersebut, meradanglah Erick Thohir. “Dengan itu, saya sebagai Kementrian BUMN tentu akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda,” katanya di Jakarta (5/12). Seketika sang Dirut ditendang dari kursi singgahsananya.

Lantas, apakah mas Dirut baginda raja terima amar putusan tersebut? Kasak-kusuk, dia akan melakukan aksi balasan. Entah apa rencananya? Yang jelas, seiring dengan di kick-out nya sang Dirut, publik makin ramai bertanya-tanya.

“Adakah yang punya link yang berisi adegan panas sang Dirut dan mistress-nya? Kalo ada, bagi donk…”

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)

 

 

 

 

 

 

 

 

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!