Rusia Sudah EndGame Duluan, Bray!


526

Rusia Sudah EndGame Duluan, Bray!

Oleh: Ndaru Anugerah

Begitu si Kopit dijadikan pandemi global oleh WHO, AS (lewat Big Pharma) langsung bersemangat buat vaksinnya. Bukan apa-apa, mengingat cuan sudah didepan mata.

Tanpa dinyana, usaha tersebut mendapat perlawanan dari China yang saat April lalu sudah mulai melakukan ujicoba vaksin si Kopit pada tahap ke-1. Nggak ada kabar tahu-tahu sudah buat gebrakan buat vaksin. Apa nggak gila? (http://www.xinhuanet.com/english/2020-04/25/c_139005855.htm)

Merasa kecolongan, AS nggak mau kalah set.

Akhirnya Trump membuat operasi by-pass bagi tersedianya vaksin buat si Kopit yang diberinama Operation Warp Speed. Tujuannya apalagi selain mengamankan proyek bernilai milyaran dollar atas vaksin si Kopit yang akan diusung oleh Big Pharma. (https://www.foxbusiness.com/markets/trump-vaccine-development-operation-warp-speed)

Intinya, tanpa repot-repot melewati proses uji coba pada hewan, Operation Warp Speed akan memungkinkan vaksin si Kopit bakal tersedia dalam waktu singkat pada Oktober mendatang. Banyak orang menyebutnya sebagai vaksin tahu bulat. Yang penting cepat tersedia.

Merasa aman dengan Operation Warp Speed-nya, AS kembali kecolongan. Kali ini beruang merah yang menikung aksi AS di pengkolan.

Nggak banyak publikasi, tetiba vaksin si Kopit pabrikan Rusia yang bernama Sputnik V kemudian dirilis pada 11 Agustus silam. (https://www.theguardian.com/world/2020/aug/11/russia-approves-coronavirus-vaccine-despite-testing-safety-concerns-vladimir-putin)

Dengan demikian, endgame atas pandemi si Kopit sudah otomatis terjadi saat vaksin berhasil dipatenkan oleh Rusia. Cepat atau lambat, si Kopit bakalan tewas dengan sukses.

Harusnya warga dunia bersyukur karena Rusia berhasil menciptakan virus yang diklaim efektif dalam mengakhiri pandemi si Kopit tersebut. Jadi kita nggak berlama-lama hidup dalam situasi di hell-hole seperti ini.

Namun tidak demikian halnya dengan AS. Bukannya berterima-kasih, mereka justru merasa dipecundangi oleh Rusia. Karena bagaimanapun, vaksin buat si Kopit hanya boleh dibuat oleh Big Pharma, dan nggak boleh dibuat oleh pihak lain. Termasuk Rusia dan China.

Apa alasannya?

Pertama karena margin keuntungan yang didapat. Kedua menyangkut skenario penanaman chip dalam tubuh manusia yang dilakukan bersamaan saat vaksin disuntikkan. (baca disini dan disini)

Lantas apa rencana AS yang sudah kecolongan dua kali?

Trump kembali buat gebrakan dengan memasukkan tiga fasilitas militer dan sipil Rusia ke dalam daftar hitam (black-list) karena diduga telah melakukan penelitian dalam mengembangkan senjata kimia dan biologi. (https://thegrayzone.com/2020/08/10/twitter-us-state-media-ads-voa-persian/)

Salah satu yang ditarget adalah fasilitas Kementerian Pertahanan Rusia yang terlibat dalam upaya mengembangkan vaksin C19 pertama di dunia yang dibuat oleh Rusia.

Bukan itu saja. AS juga memberikan label hitam kepada 60 entitas yang ada di Rusia dan China dengan mengatakan, “Aktivitas mereka bertentangan dengan keamanan nasional atau kebijakan LN Amerika Serikat.” (https://www.reddit.com/r/CapitalismVSocialism/comments/iif3u4/cuban_chinese_and_russian_state_labs_all_beat_us/)

Apa artinya?

Bahwa negara, pebisnis atau entitas lain yang kelak terlibat dengan aktivitas bisnis dengan lembaga/fasiltas yang telah diberi label hitam tersebut, bakalan mendapatkan sanksi keras dari AS.

Misalnya nih, pihak Indonesia mau beli vaksin dari Rusia yang telah berafiliasi dengan lembaga yang telah diberi label hitam tersebut, maka siap-siap saja bakal diganjar sanksi keras dari AS. Aliasnya, jangan coba-coba beli vaksin Rusia atau China kalo nggak mau kena sanksi.

Menanggapi black-listing yang dilakukan AS, jubir Kemenlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan, “Bukannya berterima kasih kepada kami, kok kenapa lembaga kami diberi label hitam oleh AS karena telah menemukan vaksin C19?”

Zakharova menambahkan, “Ini sudah keterlaluan, mengingat sanksi tersebut akan berdampak pada para ilmuwan dan spesialis kami yang telah bekerja tanpa lelah dalam mengembangkan vaksin C19.” (https://tass.com/politics/1194835)

Lantas bagaimana dengan tuduhan AS bahwa fasiltas/lembaga yang diberi label hitam ditenggarai terlibat dalam pembuatan senjata kimia dan biologi?

“Itu jelas lebay,” ungkap Zakharova.

Pernyataan tersebut nggak berlebihan mengingat Rusia telah menghilangkan seluruh persenjataan kimia sejak 2017 silam, dan sudah dikonfirmasi oleh OPCW selaku badan dunia yang berwenang. (https://www.nytimes.com/2017/09/27/world/europe/russia-putin-chemical-weapons.html)

Sebaliknya, AS merupakan satu-satunya negara Chemical Weapons Convention (CWC) yang memiliki gudang senjata kimia terlarang. Sama saja maling teriak maling.

Zakharova menambahkan bahwa AS justru sedang mengembangkan zat beracun perang lengkap, termasuk zat saraf, dalam rangka memproduksi senjata biologis.

“Coba dijawab, apakah aktivitas laboratorium biologi AS telah sesuai dengan Biological Weapons Convention?” kurleb tanya Zakharova. (https://tass.com/politics/1194835)

Singkatnya, dengan situasi ini AS dan elite global sudah dibuat mati gaya sama kedua negara tersebut. Makanya mereka cukup ketar-ketir atas rencana utama mereka pada masyarakat dunia. Bisa gagal maning, son…

“AS sudah kehilangan akal sehat,” ungkap jubir Putin Dmitry Peskov. (https://vestnikkavkaza.net/tag/USA)

Akhirnya muncul jurus pamungkas dengan memberlakukan daftar hitam, mengingat nggak ada cara lain yang bisa digunakan.

Bagi AS sebodo amat. Yang penting vaksin yang dipakai nanti harus dari Big Pharma. Titik.

Jadi bagi AS, kalaupun Rusia dan China sudah mengembangkan dan berhasil menciptakan tuh vaksin, bakalan sia-sia. Karena begitu suatu negara beli vaksinnya dari kedua negara tersebut, bakalan langsung kena sanksi keras dari AS. Nggak beda jauh sama tingkah preman.

Akankah Rusia dan China menyerah? Seperti saya pernah bilang, kalo Rusia sudah ikut ‘bermain’, skenario elite global apapun bakal bisa diacak-acak. (baca disini)

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!