Playing God?


505

Playing God?

Oleh: Ndaru Anugerah

Belum lama ini, tim ilmuwan AS, China dan Spanyol telah melaporkan kesuksesan penelitian mereka dalam menciptakan embrio half-breed pertama antara manusia dan monyet. (https://www.statnews.com/2021/04/15/international-team-creates-first-chimeric-human-monkey-embryos/)

Dalam sains, mereka menciptakan ‘chimera’ berupa sel yang berasal dari berbagai spesies. Tujuannya salah satunya untuk membantu pengobatan pada manusia yang memerlukan organ tertentu yang sulit didapatkan dalam proses transplantasi organ.

Misalnya organ jantung susah didapat. Tetapi karena adanya chimera, organ tersebut bisa didapat dari hewan yang mereka ‘ciptakan’ tersebut. Begitu kurleb-nya.

Tim tersebut menjelaskan bahwa temuan mereka masih tahap awal, karena harus melalui banyak tahapan sebelum mendapatkan hasil yang diharapkan. (https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(21)00305-6?utm_source=EA)

Lalu apa yang unik dari penelitian tersebut?

Mereka mengembangkan teknik baru yang memungkinkan mereka untuk menumbuhkan embrio monyet di luar rahim, hingga 20 hari. (https://science.sciencemag.org/content/366/6467/eaaw5754)

Uniknya lagi, sel manusia yang ada pada embrio chimeric tersebut, mampu bertahan hidup. “Ketika kami mengamati sel manusia hidup dalam embrio monyet, itu sesuatu yang luar biasa,” ungkap salah satu peneliti dari China, Prof. Tao Tan.

Ini jelas improvement. Padahal merujuk pada penelitian terdahulu yang dibesut oleh ilmuwan Perancis, sel manusia nggak bisa bertahan dengan baik pada embrio monyet. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213671120304999?via=ihubhttps://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213671120304999?via=ihub)

Dan keberhasilan ini merupakan batu loncatan untuk penelitian selanjutnya. Biasanya, suatu kesuksesan akan merambat kepada kesuksesan lain, sehingga tujuan yang hendak dicapai makin dekat.

Secara protokol, penelitian ini jelas nggak masalah. Namun secara etis, penelitian ini nggak mudah dicarikan solusinya. Nggak heran kalo dalam melakukan penelitian chimera, pakar etika selalu dilibatkan guna menanggulangi masalah yang kelak bisa muncul dikemudian hari.

“Selalu ada pertimbangan etis yang harus dilakukan sebelum melangkah lebih jauh.”

Misalnya, monyet yang nanti dihasilkan, bisa-bisa saja menjadi lebih manusia dari monyet lainnya. Apakah ini nggak mendatangkan masalah baru pada komunitasnya?

Pernah mikir nggak kalo monyetnya jadi baperan kek netizen Wakanda?

Atau misalnya, komponen otak monyet hybrid tersebut, ternyata banyak dipengaruhi oleh sel manusia. Pertanyaannya: apakah monyet yang memiliki kecerdasan mirip manusia, juga nggak akan mendatangkan masalah dikemudian hari?

Kalo monyetnya mau masang togel, siapa yang tanggung jawab?

Jadi alih-alih mengembangkan chimera dengan sains sebagai dasarnya, pada akhirnya manusia sangat mungkin untuk gagal dalam mengkalkulasi dampak yang akan dihasilkan nantinya, secara khusus pada makhluk yang telah diciptakannya tersebut.

Ini sangat alamiah karena manusia memang bukan Tuhan. Jadi sangat mungkin berbuat salah.

Ataukah kini manusia tengah bermain menjadi Tuhan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!