Mana yang Lebih Berisiko? (*Bagian 1)


530

Mana yang Lebih Berisiko? (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

Apakah orang yang telah divaksinasi Kopit, bakal otomatis lebih kebal terhadap virus Kopit, ketimbang orang yang nggak menerima suntik vaksin?

Segera setalah Big Pharma menghasilkan vaksin Kopit mereka, dokter dan para ilmuwan dunia justru memperingatkan tentang masalah yang bakal ditimbulkan dari vaksin tersebut. Apa masalah yang bakal ditimbulkan?

“Orang yang disuntik vaksin Kopit, cenderung akan menghasilkan peningkatan ketergantungan antibodi alias Antibody Dependent Enhancement (ADE) yang berarti mereka jauh lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV2 atau variannya,” demikian kurleb-nya. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32845733/)

Penelitian lainnya, mengungkapkan hal yang kurleb sama. “Vaksin Kopit yang dirancang untuk memperoleh antibodi penawar, justru dapat membuat penerima vaksin peka terhadap penyakit yang lebih parah, daripada jika mereka tidak divaksinasi,” ungkap penelitian tersebut. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ijcp.13795)

Masalah diperburuk, karena perusahaan pembuat vaksin tidak menginformasikan peserta uji coba dan penerima ‘vaksin percobaan’ tersebut tentang risiko yang mungkin mereka hadapi. Semua dilompati dengan istilah ‘kondisi darurat’.

“Vaksin untuk SARS, MERS, dan RSV tidak pernah disetujui dan data yang dihasilkan dalam pengembangan dan pengujian vaksin tersebut, menunjukkan masalah mekanis yang serius,” imbuhnya lagi.

Dan menurut penelitian tersebut, ini berlaku pada vaksin tradisional maupun vaksin yang dimodifikasi DNA/RNA nya, karena kedua jenis vaksin tersebut berkaitan dengan ADE tadi.

Lantas ADE itu apa sih, sebenarnya?

ADE adalah proses yang dialami tubuh seseorang yang telah disuntik vaksin. Alih-alih meningkatkan kekebalan seseorang terhadap infeksi, vaksin malah meningkatkan kemampuannya untuk masuk dan menginfeksi sel tubuh seseorang.

Dan ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih parah daripada jika seseorang nggak atau belum divaksin. (https://www.pnas.org/content/117/15/8218)

Penelitian ilmiah lainnya juga mengungkapkan secara detil tentang hal tersebut. “Secara umum, antibodi spesifik (antivirus) memainkan peranan yang penting dalam mengendalikan virus. Namun pada beberapa kasus, justru dapat memicu infeksi virus lewat ADE,” demikian kurleb-nya. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12725690/)

Dengan adanya ADE, menjadi lumrah bahwa aktivitas vaksinasi terutama untuk beberapa virus (termasuk Corona), mendapat perhatian besar tentang potensi bahaya tersebut. Dan umumnya, para penerima vaksin harus dikasih tahu tentang risiko yang mungkin terjadi pada mereka, sebelum disuntik.

Sekarang kita akan lihat case by case tentang vaksin tersebut terhadap varian dari Corona.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Kopit kini memiliki beberapa varian baru hasil mutasi. (baca disini dan disini)

Menarik untuk diungkapkan tentang penelitian yang diadakan di Israel oleh para peneliti di Universitas Tel Aviv. Mereka menemukan varian Kopit Afrika Selatan yang disebut B.1.351 pada sekitar 1% dari kasus Kopit di Israel.

“Orang yang divaksin dengan m-RNA Pfizer lebih besar terkena varian baru tersebut, daripada mereka yang tidak menerima suntikan vaksin,” demikian ungkap mereka. (https://www.theepochtimes.com/mkt_morningbrief/ccp-virus-variant-affects-vaccinated-people-more-than-unvaccinated-people-study_3770982.html?utm_source=Morningbrief&utm_medium=email&utm_campaign=mb-2021-04-12&mktids=2f40035469c85954779811da687374cc&es)

Sedangkan pada mereka yang telah menerima suntikkan kedua, varian tersebut berisiko hinggap kepada diri mereka 8 kali lebih besar. Jadi, makin sering disuntik, justru makin tinggi risikonya. (https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-israel-study-idCAKBN2BX0JZ)

Pada tataran teknis, para peneliti membandingkan 400 orang yang di test positif untuk varian B.1.351, dua minggu atau lebih setelah menerima setidaknya satu kali dosis suntik vaksin mRNA Pfizer tersebut, dengan 400 orang yang nggak menerima suntikan vaksin tersebut tapi terinfeksi.

Setelah membandingkan, mereka mendapati bahwa 150 orang yang telah divaksin penuh, nyatanya 8 kali lebih rentan terkena varian baru Kopit, ketimbang mereka yang nggak menerima vaksinasi. (5,4% dibandingkan 0,7%).

“Temuan ini sangat mengejutkan,” ungkap Prof. Adi Stern dari Universitas Tel Aviv mengingat 53% dari 9,3 juta penduduk Isreal telah menerima vaksin Pfizer tersebut. Secara implisit dapat dikatakan bahwa vaksin tersebut nggak efektif dalam mengentaskan penyebaran virus tetapi justru meningkatkan risiko terkena varian baru virus Corona.

Pendapat senada juga dilontarkan oleh Prof. Ran Balicer selaku Direktur Penelitian di Clatit Health Service yang dijadikan mitra pada penelitian tersebut. “Ini merupakan penelitian pertama yang didasarkan pada dunia nyata yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan.”

Selanjutnya, penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Ben-Gurion di Negev, Israel juga mengungkapkan hasil yang mirip dengan penelitian pertama.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa vaksin Pfizer gagal menghasilkan antibodi penawar tingkat tinggi terhadap varian B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan sesuai yang diharapkan. Jadi vaksinnya bisa dikatakan nggak efektif. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1931312821001360)

“Data yang kami dapatkan menunjukkan bahwa vaksin Pfizer agak ‘terganggu’ terhadap varian SA-N501Y/K417N/E484K,” ungkap para peneliti.

Dengan semua data tersebut, menjadi jelas bahwa vaksinasi (terutama dengan menggunakan vaksin berjenis m-RNA), nggak menjamin penularan virus berhenti justru malah meningkatkan risiko tertular varian baru yang lebih besar daripada mereka yang nggak menerima vaksin tersebut.

Apa risiko lainnya yang mungkin diterima oleh orang yang sudah divaksin?

Pada bagian kedua saya akan mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!