Apakah Mutasi Kopit Mematikan? (*Bagian 1)


535

Apakah Mutasi Kopit Mematikan? (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

“Ada mutasi baru virus Corona,” begitu bunyi headline di media mainstream. (https://www.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-britain-mutation-idUSKBN2A2146)

Nggak cukup sampai disitu, informasi yang dikeluarkan kemudian cukup buat netizen middle class jadi auto-paranoid.

Dikatakan lagi bahwa mutasi virus itu sangat menular, menyebar dengan sangat cepat, dan kekebalan kawanan alami nggak akan mungkin mengatasinya kecuali semua orang di seluruh dunia disuntik vaksin.

Dan gilanya lagi, dikatakan bahwa virus Kopit jenis baru tersebut bersifat lebih mematikan dari virus Corona biasa sebesar 91%. (https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/955224/NERVTAG_paper_on_variant_of_concern__VOC__B.1.1.7.pdf)

Menanggapi berita nakutin model gini, saya jamin anda akan makin paranoid.

Gimana nggak, lha wong Kopit yang begini aja sudah buat anda ketar-ketir, gimana mutasi virus baru yang cepat menular, sangat menular dan lebih mematikan seperti yang diberitakan di media mainstream tersebut?

Saya berkali-kali kasih saran ke anda. Saat ini, kalo anda cari berita dari media mainstream, sampai lebaran monyet anda nggak akan cerdas menanggapi situasi yang sengaja dibuat ‘menakutkan’ seperti ini.

Pinter nggak, parno iya kalo cuma ngandelin informasi dari sana. Hindari media mainstream kalo anda nggak mau dibuat paranoid, itu saran saya.

Sebagai referensi, ada banyak media alternatif yang bisa dijadikan rujukan, salah satunya analisa yang saya sampaikan. Saya sengaja menyajikan analisa buat anda, agar anda punya pemahaman yang seimbang menanggapi ‘permainan’ sesungguhnya yang sedang digelar.

Misalnya dalam menanggapi berita yang sengaja dibuat agar anda parno, apa yang seharusnya dilakukan? Jangan asal telan mentah-mentah informasi yang disajikan, sebaliknya anda bertanya pertanyaan kritis atas berita tersebut: apa iya demikian narasinya?

Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Ada seorang jurnalis yang khusus menulis hal yang berkaitan dengan medis berkebangsaan Kanada. Rosemary Frei, namanya. Dia buat investigasi jurnalistik atas masalah munculnya mutasi baru pada virus Corona yang belakangan dinamakan N501Y.

Dikasih nama demikian, karena asam amino pada posisi ke 501 mengalami ‘perubahan’ dari asparagine (N) ke tirosin (Y). Sehingga dikasih kode penanda N501Y. Implikasi dari perubahan tersebut, maka protein lonjakan dari virus (RBD) akan dapat mengikat ACE2 sebagai penjaga gerbang sel.

Akibatnya, virus dapat dengan mudah memasuki sel dan berkembang biak karena sistem pertahanan sel berhasil dijebol. Makanya diklaim bahwa virus baru tersebut akan sangat mudah menular.

Nah mutasi virus baru tersebut ditemukan di beberapa negara. Ada di Afrika Selatan yang ditemukan pada Desember silam. (https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.12.21.20248640v1.full-text)

Ada juga temuan serupa di Brazil pada Januari 2021. (https://virological.org/t/genomic-characterisation-of-an-emergent-sars-cov-2-lineage-in-manaus-preliminary-findings/586/1)

Menanggapi temuan tersebut, Kelompok Penasihat Tentang Ancaman Virus Pernafasan Baru dan Berkembang (NERVTAG) langsung buat pemodelan tentang virus varian baru tersebut untuk diungkapkan ke publik. (https://app.box.com/s/3lkcbxepqixkg4mv640dpvvg978ixjtf/folder/111416414559)

Ada 3 pengarahan teknis tentang pemodelan virus jenis baru tersebut.

Pertama yang dirilis oleh Public Health England yang dirilis pada pertengahan Desember silam. (https://www.gov.uk/government/publications/investigation-of-novel-sars-cov-2-variant-variant-of-concern-20201201)

Yang kedua adalah pemodelan yang dilakukan oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine yang juga dirilis pada Desember silam. (https://cmmid.github.io/topics/covid19/reports/uk-novel-variant/2020_12_23_Transmissibility_and_severity_of_VOC_202012_01_in_England.pdf)

Dan yang ketiga pemodelan yang diposting pada penghujung tahun 2020 oleh Imperial College yang telah ‘melegenda’. (https://www.imperial.ac.uk/media/imperial-college/medicine/mrc-gida/2020-12-31-COVID19-Report-42-Preprint-VOC.pdf)

Begitu dirilis, langsung deh beramai-ramai dari mulai pejabat kesehatan masyarakat, politisi dan nggak ketinggalan media mainstream di seluruh dunia mengarahkan sorotan kolektif mereka pada pemodelan yang dilakukan di Inggris tersebut.

“Wah gawat, virus Corona bermutasi dan mutasinya tersebut bersifat mematikan,” begitu kurleb-nya tanggapan warga dunia sebagai tanggapan atas informasi yang tersaji di media mainstream.

Langsung berita tersebut dicopas dan di-share kemana-mana, sehingga menimbulkan kepanikan akut pada kelompok middle class.

Apa benar demikian adanya?

Nyatanya menurut Rosemary Frei, rilis pemodelan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga ‘kredibel’ di Inggris tersebut melakukan kesalahan yang sangat fatal. Ketiga makalah pemodelan tersebut belum ditinjau ulang oleh pengamat obyektif. Istilahnya, belum melakukan peer-review.

Nah kalo belum melakukan tahap verifikasi ‘peer-review’ bagaimana mungkin informasi yang diberikan bisa dikatakan kredibel? Lalu, kalo belum diverifikasi, kenapa sudah dirilis?

Sebaliknya, pemodelan yang dirilis oleh ketiga lembaga tersebut langsung digambarkan sebagai sains yang solid bin kredibel oleh banyak ilmuwan, politisi, pejabat kesehatan masyarakat hingga insan pers. Gimana nggak kacau?

Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Saya akan mengulasnya pada bagian kedua nanti.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!