Orang Kuat AB
Oleh: Ndaru Anugerah – 02112023
3 tahun lalu, di tahun 2020, saat semua masih belum bicara pilpres 2024 seperti saat ini, saya mungkin orang yang pertama kali bersuara bahwa sosok AB akan maju dalam gelaran pilpres.
Kok bisa saya bersuara demikian?
Sebagai analis geopolitik, tentu data yang jadi pegangan saya. Berbekal data, kemudian saya coba menganalisa untuk mengetahui gambarannya, sebelum saya mengeluarkan statement yang berkaitan dengan suatu peristiwa.
Termasuk saat saya mengatakan bahwa AB bakal melaju digelaran pilpres 2024. Padahal AB bukan sosok partai dan nggak punya panggung lagi selepas dia tak lagi menjabat sebagai orang nomor 1 di DKI. Logikanya, orang gila mana yang mau mengusungnya?
Toh, prediksi saya sukses mematahkan semua asumsi publik. AB berhasil mendapatkan tiket di pilpres 2024 mendatang.
Kenapa bisa demikian?
Karena ada ‘orang’ kuat di belakangnya.
Mangsudnya?
Sebelum saya ceritain, bisa pinjem seratus?
Berdasarkan data saja, kekayaan AB pada 2022 silam saja hanya sekitar Rp. 10,96 milyar. (https://www.cnbcindonesia.com/market/20230523174848-17-439894/mantap-nyapres-ini-sumber-harta-kekayaan-anies-baswedan)
Dengan angka kekayaan tersebut, mustahil bagi seorang Anies bisa nyapres, yang konon membutuhkan modal sekitar 7-10 triliun rupiah.
Aliasnya, butuh pemodal besar yang berani pasang badan sebagai bandar, untuk mengusung sosok AB.
Siapa bandarnya?
Di urutan pertama, ada nama Surya Paloh (SP) sebagai Ketum Nasdem. Dia-lah bandar kelas kakap yang mendanai modal nyapres seorang Anies. Berdasarkan data di tahun 2018 saja, kekayaannya mencapai Rp 8,74 triliun. Itu status 5 tahun yang lalu, lho yah.. (https://nasional.kompas.com/read/2023/06/26/15205071/harta-kekayaan-9-ketua-umum-partai-politik-di-indonesia-siapa-paling-kaya?page=all#page2)
Darimana asal kekayaan SP?
Banyak tentunya, dari mulai media, properti, hotel hingga bisnis katering.
Pernah dengar PT Pangansari Utama Food Resources yang menyediakan jasa makanan bagi karyawan PT Freeport Indonesia? Itu perusahaan milik pak Kumis. (https://tinjauan.id/dukung-anies-bisnis-surya-paloh-diganggu/)
Sasus beredar, nilai pengadaan pangan pada perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia tersebut nilainya mencapai ratusan juta dollar per tahunnya.
Ya pantas, jika kekayaan pak Kumis mencapai triliun-an rupiah.
Berikutnya ada nama bandar yang lain yang juga bernaung di partai yang sama, yaitu Rachmat Gobel selaku pemilik Gobel Group. Berdasarkan data LHKPN, Gobel yang merupakan wakil ketua DPR mengantungi kekayaan sekitar 500 milyar-an rupiah. (https://economy.okezone.com/read/2023/02/17/455/2766817/ternyata-ini-perusahaan-milik-rachmat-gobel-ketua-dpr-ri)
Dalam kubu Nasdem juga ada nama Ahmad Sahroni yang konon juga mengusung nama AB, bahkan sejak pilkada DKI 2017 silam. (https://wartakota.tribunnews.com/2023/09/25/ahmad-sahroni-anies-memiliki-gagasan-besar-untuk-mewujudkan-satu-indonesia-satu-perekonomian)
Dan masih ada beberapa nama lain dalam bahtera Nasdem, yang juga otomatis memberikan ‘dukungan’ kepada sosok AB pada gelaran pilpres kali ini. Saya nggak perlu menyebutkan semua itu.
Di luar partai pak Kumis, ada juga sosok yang cukup kontroversial, yang tentu saja mendukung AB. Dialah Sunny Tanuwidjaja, yang awalnya pendukung berat sosok Ahok digelaran pilkada DKI 2017. (https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/29/10030911/jejak-politik-sunny-tanuwidjaja-dulu-orang-dekat-ahok-kini-dukung-anies?page=all)
Sunny memang bukan pengusaha kakap, tapi dia punya koneksi dengan kelompok konglomerat. Salah satunya, sebut saja Peter Sondakh yang merupakan boss Rajawali Group, yang memiliki total kekayaannya di tahun 2022 silam mencapai Rp. 31, 57 triliun. (https://www.cnbcindonesia.com/market/20220413100357-17-331242/peter-sondakh-makin-tajir-gegara-2-saham-komoditas-ini)
Selain dekat dengan Sondakh, Sunny juga cukup dekat dengan Franky Wijaya. Kalo anda nggak kenal sosok Franky, dia adalah anak dari taipan pemiliki Sinar Mas Group, Eka Tjipta Wijaya. (https://www.merdeka.com/peristiwa/ahok-ungkap-hubungan-sunny-tanuwidjaja-dan-bos-sinar-mas.html)
Apakah kedua taipan mendukung AB? Entahlah.
Lagian kalo nggak ada sokongan dari keduanya, ngapain sosok Sunny berada di kubu AB?
Dari dukungan ‘tauke’ lokal saja, AB cukup mumpuni untuk nyapres.
“Memangnya ada dukungan dari luar bang, buat AB?”
Sini saya bisikin.
Saat AB masih menjabat sebagai gubernur DKI, dirinya punya impian untuk mengoperasikan kendaraan umum bertenaga listrik di tahun 2030 mendatang. Ini tentu saja selaras dengan kebijakan sustainable mobility yang termaktub pada SDG 2030.
Untuk keperluan ini, AB melakukan kerjasama internasional. Salah satunya dengan Bloomberg New Energy Finance (BloombergNEF), yang bermarkas di London. Itu terjadi di tahun terakhir kepemimpinannya di DKI. (https://regional.kontan.co.id/news/bertemu-bos-bloomberg-anies-baswedan-ungkap-target-net-zero-emissions-jakarta)
Bloomberg jugalah yang memberikan AB panggung untuk dapat berbicara di forum internasional sekelas BloombergNEF Summit yang berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 2022.
Nggak tanggung-tanggung, AB diberikan tempat terhormat sebagai pembicara utama pada moment tersebut sebagai gubernur yang sadar perubahan iklim. (https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/11/13/jadi-pembicara-bloomberg-nef-summit-anies-berbagi-pengalaman-aksi-iklim-selama-di-jakarta)
Di tahun 2021, AB juga telah menggandeng Bloomberg Initiative, dalam menggalakkan kampanye anti rokok secara global. Tak aneh jika kemudian DKI sempat menerbitkan aturan yang melarang iklan dan pajangan tembakau di tempat penjualan rokok. (https://news.detik.com/berita/d-5752526/ini-surat-anies-ke-bloomberg-yang-picu-tuduhan-minta-jatah-antirokok)
Bahkan di tahun 2020, AB diberi kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies, guna mengusung program bertajuk Jakarta Clean Air Partnership. (https://jakarta.bisnis.com/read/20200923/77/1295606/perbaiki-kualitas-udara-jakarta-gandeng-bloomberg-philanthropies)
Tentang ini saya pernah bahas beberapa tahun yang lalu. (baca disini)
Dari semua kerjasama dengan Bloomberg tersebut, semua mempunyai tema yang sama, yakni lingkungan hidup yang ‘hijau’ dan yang berkelanjutan, dimana kata ‘sustainability’ sendiri merupakan sandi khusus bagi kartel sang Ndoro besar.
Pertanyaannya: adakah capres lain yang memiliki akses ke kartel Ndoro besar sekelas Bloomberg, lebih besar ketimbang sosok AB?
Anda pikir, semua kerjasama AB dengan Bloomberg selama ini, hanya sepintas lalu tanpa ada target yang lebih besar di tahun 2024 mendatang?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments