Opera Sabun Asal British
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana Inggris mengatasi kesulitan ekonomi yang dialaminya kini?
Dengan menggelar opera sabun bertajuk Rishi Sunak.
Apa maksudnya?
Seperti yang kita tahu, upaya membangkrutkan ekonomi Inggris, sekarang sedang digelar. Ini diperlukan sebagai prasyarat The Great Reset demi terbentuknya tatanan dunia baru. Kalo tatanan baru akan dibentuk, yang lama pasti dilenyapkan, bukan? (baca disini)
Demi menjalankan skenario ini, aktor pertama yang didaulat adalah Boris Johnson. Rencana sukses besar, Inggris memasuki kondisi darurat ekonominya di tengah kebijakan konyol yang diambil dalam penanganan plandemi Kopit.
Anehnya, ditengah krisis, Inggris malah kasih bantuan milyaran pound ke Ukraina dalam rangka melawan Rusia. Pertanyaannya: ngapain kasih bantuan ke negara lain kalo negerinya sendiri masih morat-marit ekonominya? Aneh, bukan? (https://news.yahoo.com/uk-another-1-billion-stg-220419097.html)
Singkat cerita, popularitas BoJo anjlok drastis di mata warga Inggris. Utamanya pada 3 hal: penanganan Kopit yang berlarut-larut tak kunjung usai, utang nasional yang membesar sekitar 95% dari PDB nya di tahun 2022 ini, dan juga skandal seks anggota parlemen senior di pemerintahan BoJo. (https://tinyurl.com/4hfy256s)
Puncaknya saat 50 anggota parlemen mengundurkan diri dalam waktu 48 jam sebagai bentuk protes atas skandal seks tersebut. Ujung-ujungnya BoJo mengundurkan diri pada Juli 2022 silam akibat tekanan publik. (https://www.cnbc.com/2022/07/07/uk-government-resignations-hit-50-as-pm-boris-johnson-clings-to-power.html)
Karena pemilu di Inggris baru digelar pada Januari 2025 mendatang, lantas siapa pengganti BoJo yang berhenti di tengah jalan?
Setelah dicari, Partai Konservatif alias Tories mendapat satu nama pengganti, namanya Liz Truss. (https://news.yahoo.com/liz-truss-picked-replace-boris-113851750.html)
Truss langsung ngegas dengan membuat kebijakan abrakadabra dalam menangani krisis, dari mulai mematok pertumbuhan ekonomi 2,5% di tahun depan hingga memangkas pajak bagi orang kaya yang ada di Inggris. Kok orang tajir malah dipangkas pajaknya? (https://www.msn.com/en-us/news/politics/liz-truss-says-her-tax-cuts-for-the-rich-are-fair/ar-AA11rNcI)
Sontak ini mendapat tentangan keras dari warga, dan berujung pada lengsernya Truss hanya 45 hari atau 6 minggu dari masa jabatan pada 20 Oktober silam. Tersingkat sepanjang sejarah Inggris. (https://www.npr.org/2022/10/20/1130146783/liz-truss-resigns)
Lantas siapa penggantinya?
Nggak butuh waktu lama untuk mendapatkannya. Dialah Rishi Sunak selaku mantan Menteri Keuangan semasa BoJo. (https://www.cbsnews.com/news/rishi-sunak-appointed-prime-minister-of-the-united-kingdom/)
Dengan terpilihnya Sunak, masalah langsung bergeser. Pemulihan ekonomi bukan lagi menjadi pusatnya, melainkan sosok Sunak yang dianggap sebagai kalangan minoritas di Inggris, tapi bisa menjadi seorang perdana menteri.
Singkatnya, isu yang berhembus, seolah-olah Inggris yang notabene-nya konservatif, tapi mau pilih pemimpin yang berasal dari kaum minor. Ada isu demokratisasi disana.
Lihatlah pada media mainstream sekelas Washington Post yang langsung menurunkan headline-nya: Rishi Sunak menjadi PM kulit warna pertama di Inggris. (https://www.washingtonpost.com/world/2022/10/24/rishi-sunak-britain-new-prime-minister/)
The Guardian juga 11-12, dengan mengulas bukan saja warna kulit melainkan juga agama yang dianut Rishi Sunak. (https://www.theguardian.com/politics/2022/oct/24/rishi-sunak-becomes-first-british-pm-of-colour-and-also-first-hindu-at-no-10)
Bahkan seorang Joe Biden juga mengatakan proses pemilihan Sunak sebagai terobosan baru di Inggris yang dengan berani memilih pemimpin dari kalangan minoritas. (https://www.bbc.co.uk/news/av/uk-politics-63381776)
Padahal dibalik framing media mainstream, orang lupa 3 hal penting.
Pertama, Sunak itu ditunjuk oleh Partai Konservatif dimana dia jadi kadernya dan bukan dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu. Jadi dimana letak demokratis-nya?
Kedua, Sunak adalah orang yang lahir dari kalangan berpunya. Sangat kaya, bahkan. Jadi kalo ditanya kepada sosok Sunak bagaimana membeli pakaian bagi rakyat jelantah, jelas dia nggak bisa kasih jawaban. Yang ada di kepalanya hanyalah barang-barang branded yang biasa dia beli dan kenakan. (https://www.independent.co.uk/tv/news/rishi-sunak-contactless-fail-video-b2043035.html)
Lantas, bagaimana seorang milyader bisa mengatasi kesulitan ekonomi yang dimiliki rakyat jelantah di Inggris saat ini? (https://dailytimes.com.pk/1018337/multi-millionaire-sunak-faces-too-rich-for-pm-jibes/)
Dan yang terakhir, Sunak terkoneksi dengan kartel Ndoro besar. Dia adalah mantan karyawan di Goldman Sachs, yang membuka jalan bagi karir politiknya layaknya Macron. (https://www.msn.com/en-us/news/world/rishi-sunak-the-new-uk-prime-minister-is-yet-another-goldman-sachs-alumnus/ar-AA13jShB)
Apa mungkin nggak ada politik balas budi Sunak pada sang Ndoro?
Bisa dikatakan, naiknya Sunak bukanlah hal yang positif bagi Inggris, malah justru sebaliknya. Ini hanyalah opera sabun belaka yang nggak solutif bagi Inggris.
Alih-alih mengatasi ekonomi, Inggris akan didorong pada kehancuran ekonomi selain memperkeruh status Inggris pada konflik Ukraina dan Rusia yang selaras dengan agenda The Great Reset sang Ndoro besar. (baca disini dan disini)
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments