Negeri Ondel-Ondel


511

Negeri Ondel-Ondel

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana jika satu bagian dengan bagian lainnya nggak nyambung dalam praktik penyelenggaraan bernegara? Kacau jadinya, bukan.

Baru-baru ini pemerintah Wakanda mengumumkan telah menemukan varian baru si Kopit yang dinamakan B117. Varian yang berasal dari Inggris tersebut telah masuk ke negara tersebut dengan ditemukannya pada 2 kasus baru dari sampel yang diteliti.

Menanggapi temuan temuan tersebut, Jubir Satgas Kopit Wakanda langsung konpers dan mengatakan kepada publik bahwa semakin sedikit mutasi virus yang ada, maka akan semakin efektif vaksin yang sedang dipakai.

Aliasnya, efektivitas vaksin bisa dipertanyakan dengan hadirnya varian-varian baru pada si Kopit.

Alih-alih menenangkan psikologi massa, sang jubir malah buat galau dengan bilang bahwa masyarakat jangan menunggu temuan ilmuwan tentang bahaya atau tidaknya varian baru tersebut. “Harus dicegah penularannya dengan prokes,” ungkap sang Jubir Satgas. (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210304180510-37-227930/mutasi-corona-b117-inggris-masuk-karawang-ini-kata-satgas)

Belum selesai yang satu, Wamenkes Wakanda juga kasih pengumuman yang sama. Bahwa varian virus Kopit B117 yang sifatnya lebih menular. “Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi yang makin berat bagi masyakarat,” begitu kurleb-nya. (https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/04/soal-mutasi-virus-corona-b117-satgas-covid-19-minta-masyarakat-tak-khawatir-berlebihan?page=2)

Oleh media mainstream, informasi yang diberikan diberi tambahan bahwa varian baru tersebut selain mudah menular juga berpotensi untuk mendongkrak angka kematian yang lebih tinggi. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5478034/varian-corona-b117-ditemukan-di-ri-ini-pesan-satgas-covid-19)

Kalo sudah begini, siapa juga yang nggak panik mendengarkan informasi yang disampaikan pejabat berwenang? Dengan asumsi bahwa varian baru bisa mengatrol angka kematian, itu sama saja bilang kalo virusnya lebih mematikan daripada varian virus awal.

Epidemiolog dari salah satu kampus beken di Wakanda juga bilang bahwa pemerintah telah gagal dalam menanggulangi pandemi. “Ini kebodohan yang dibuat berulang-ulang makanya kita bisa kecolongan terus,” ungkapnya.

Dan pendapat yang diungkapkannya tersebut sukses menjadi bahan bakar bagi paniknya warga Wakanda yang kenyataannya minim literasi. (https://kabar24.bisnis.com/read/20210305/15/1364192/epidemiolog-corona-b117-masuk-indonesia-bukti-kegagalan-pemerintah-urus-pandemi-covid-19)

Belakangan, karena berita simpang siur plus ditambah bumbu ini itu, rakyat makin galau. Virus yang lama belum habis, eh nongol yang baru. “Kapan si Otong bisa sekolah lagi?” begitu kurleb kegalauan warga Wakanda.

Mungkin karena dapat masukan dari tim Tik-Toknya, akhirnya penguasa Wakanda buka suara, “Saya menghimbau untuk tidak perlu khawatir terhadap varian baru tersebut. Karena belum ada penelitian yang menunjukkan varian baru ini lebih mematikan.” (https://www.liputan6.com/news/read/4499316/3-pernyataan-jokowi-terkait-munculnya-varian-baru-corona-b117-di-indonesia)

Apakah seruan ini efektif dalam meredam kepanikan warga?

Di Inggris aja yang tingkat literasi warganya jauh lebih baik dari Wakanda, sukses dibuat panik. Lha gimana di Wakanda? (https://observer.com/2020/12/uk-covid-virus-mutation-science-explained-travel-restriction/)

Dan ini ibarat negeri Ondel-Ondel, dimana pemerintahnya dibuat impoten dalam menangani pandemi yang berlangsung. Kalo antar lembaga aja saling bertrok dan sulit berkoordinasi, lha gimana mau mengentaskan ‘pandemi’?

Terus kita bisa apa selain nonton atraksi Ondel-Ondel yang sedang berlangsung?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!