Misteri Penembakan Abe (*Bagian 2)


527

Misteri Penembakan Abe (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan kita telah membahas tentang sepak terjang Shinzo Abe, utamanya dalam urusan dalam negeri Jepang. (baca disini)

Sekarang kita mau tahu, apa saja yang sudah dilakukan Abe pada peta geopolitik global? Apakah yang dilakukan Abe nggak terkoneksi dengan sang Ndoro besar?

Yang paling sederhana adalah bagaimana sikap yang diambil Abe dalam mengantisipasi plandemi Kopit, dimana sang Ndoro punya gawean dibaliknya? Apakah dia menentang atau mengamini proyek besar tersebut?

Fakta mengatakan bahwa Abe mendorong program plandemi Kopit (lockdown dan turunannya) yang diberlakukan pada negara Matahari Terbit tersebut.

Memangnya siapa yang menentukan status darurat plandemi Kopit disana, selain dirinya? (https://swarajyamag.com/insta/coronavirus-pandemic-japanese-pm-shinzo-abe-announces-nationwide-emergency-as-covid-19-cases-surge)

Nggak hanya itu, sebab Abe juga pegiat dalam menyukseskan agenda Sustainable Development Goals (SDG) 2030 PBB yang terkoneksi dengan program global sang Ndoro. (https://japan.kantei.go.jp/98_abe/actions/201912/_00044.html)

Menjadi lazim jika Abe juga menyokong skenario net zero carbon dengan menggulirkan ekonomi hijau berbasis Environmental, Social and Governance (ESG) di Jepang. (https://www.mofa.go.jp/ecm/ec/page4e_000973.html)

Dan Abe juga tercatat sebagai bagian dari stakeholder capitalism yang bakal dijadikan tatanan dunia baru pada 2030 mendatang. (https://www.weforum.org/agenda/2020/01/japan-lead-the-world-new-era-stakeholder-capitalism-sustainable-business/)

Sudah otomatis, Abe juga mendukung penuh program Revolusi Industri 4.0 (4IR) dalam rangka mewujudkan Masyarakat 5.0. (https://japan.kantei.go.jp/97_abe/statement/201703/1221682_11573.html)

Jadi, siapa sosok Abe sesungguhnya, tidaklah sulit untuk menyimpulkannya, bukan?

Pertanyaannya: kalo Abe adalah bagian dari kartel Ndoro besar, kenapa dia harus disingkirkan?

Kita keep dulu pertanyaan ini.

Sekarang kita gali pada sisi yang lain, utamanya tentang ‘organisasi tertentu’, yang ditenggarai sebagai motif seorang Yamagami menembak mati mantan perdana menteri Jepang tersebut.

Sasus beredar, bahwa organisasi tertentu yang dimaksud adalah Federasi Keluarga untuk Perdamaian Dunia dan Penyatuan, atau yang dikenal sebagai Gereja Unifikasi, yang didirikan oleh Pendeta Sun Myung Moon asal Korsel di tahun 1954 silam. (https://www.msn.com/en-us/news/world/the-unification-church-who-are-the-moonies/ar-AAZtXCp)

Gereja yang dikenal memiliki umat fanatik yang dijuluki sebagai The Moonies tersebut, dikenal sebagai gereja yang tajir melintir.

Gimana nggak? Anda tahu harian The Washington Times?

Asal tahu saja, bahwa kepemilikan atas harian besar tersebut ada pada Gereja Unifikasi yang dibentuk Sun Myung Moon. Melalui perusahaan News World Communication, Pendeta Moon mendirikan media tersebut. (https://www.sourcewatch.org/index.php/Washington_Times)

Lantas, bagaimana Gereja Unifikasi mendapatkan pundi-pundinya?

Tentu saja dari ‘persembahan’ para jemaat-nya yang terkenal sangat fanatik tersebut.

Pada tataran teknis, para jemaat ‘dipaksa’ untuk memberi sumbangan atau sekedar membeli ‘barang-barang rohani’ yang diproduksi gereja.

Singkatnya, Pendeta Moon menjalankan bisnis ‘menjual’ Tuhan kepada jemaatnya.

Dengan skema ini, menjadi masuk akal jika Gereja Unifikasi (yang memiliki jemaat sekitar 300 ribu di Jepang dan 200 ribu di Korsel) berhasil meraup ‘cuan’ sekitar ¥ 123 milyar dalam 30 tahun kiprahnya. (https://www.ft.com/content/a31f0f6d-39c9-4990-9081-057f773d56d4)

Menjadi wajar jika banyak keluarga di Jepang menjadi ‘bubar’ setelah menjadi The Moonies, karena ajaran gereja untuk menyumbang yang di luar batas kewajaran. Salah satunya ya ibu Yamagami, yang konon dibuat bangkrut oleh Gereja Unifikasi tersebut.

Apa kaitan Gereja Unifikasi dengan Abe?

Kakek Abe (mantan perdana menteri Kishi), adalah salah satu pendiri Gereja Unifikasi cabang Jepang, yang kala itu mendapat ‘angin’ dari Barat untuk menghadang kekuatan Komunisme di Asia Timur di tahun 1950an. (https://web.archive.org/web/20210606160158/https:/www.jpri.org/publications/workingpapers/wp83.html)

Sah-sah saja jika Abe sempat mengucapkan telegram ucapan selamat kepada Gereja Unifikasi saat dirinya menjabat perdana menteri di tahun 2006 silam, karena memang ada kedekatan emosional pada organisasi itu. (https://www.japan-press.co.jp/2006/2499/cult.html)

Sekarang coba anda pikir jika anda ada di pihak Yamagami yang tahu bahwa ibunya jadi bangkrut akibat ikutan sekte Gereja Unifikasi, dimana Abe punya kaitan dengan organisasi tersebut. Wajar nggak jika dia kesal dan kemudian menembak sosok Abe?

Pertanyaan selanjutnya: apakah hanya Gereja Unifikasi yang dituding sebagai organisasi tertentu dibalik alasan utama dibunuhnya Abe?

Nggak juga.

Apakah ada yang lainnya?

Pada bagian terakhir akan coba kita bahas.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!