Menyusun Rencana (*Bagian 1)


521

Menyusun Rencana (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

Tiba-tiba ada pesan masuk ke akun facebook saya. “Bang, tolong dong bahas seputar kepulangan RS dan peta perpolitikan nasional ke depannya?” begitu kurleb seorang Netizen yang tidak saya kenal.

Sebenarnya, pertanyaan senada juga banyak dialamatkan ke saya lewat berbagai media. Namun saya ‘tolak’ dengan alasan klasik, “Saya nggak mau buat banyak orang baper atas jujur yang saya buat.” Bagi saya, kejujuran adalah hal utama dalam analisa.

Apa gunanya analisa bagus, tapi isinya penuh kebohongan dan pastinya akan merugikan para pembaca karena nggak dapat analisa yang netral. Namun sialnya, banyak yang merasa ‘gerah’ kalo saya bersikap jujur. Beberapa lalu complain baik secara langsung maupun tak langsung.

Makanya saya ambil langkah ‘mundur; untuk bahas perpolitikan nasional (setidaknya membatasi), dengan hanya concern pada peta geopolitik internasional. Nggak mungkin juga, kan seorang Trump marah-marah ke saya, gegara saya memprediksi kekalahannya pada pilpres yang baru lewat?

Lagian, bukankah banyak sudah analisa yang diturunkan oleh influencer dan juga para buzzer seputar pertanyaan tersebut? Jadi ngapain juga berharap pada analisa saya?

Sampai akhirnya orang yang nggak bisa saya tolak permintaannya dan berkata, “Bahas peta politik nasional ke depannya, setidaknya buat saya.”

Kalo sudah begini saya bisa apa. Baiklah, kita mulai ya.

Pertanyaan sederhana: kepulangan RS apakah hanya kebetulan semata, dengan alasan deportasi?

Coba kita urut secara kronologis.

Pada penghujung Oktober 2020 silam, Opa Jack menyempatkan diri untuk beribadah umroh ke tanah suci ditengah situasi pandemi. Informasi resminya karena pihak Saudi memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk melakukan ibadah umroh di negaranya. (https://www.ihram.co.id/berita/qj034b327/sinyal-positif-dari-ibadah-umroh-jusuf-kalla)

Apakah kepergiaan Opa Jack kesana inisiatif sendiri ataukah justru ada pesan sponsor?

Tapi nggak lama kemudian, ada berita panas yang keluar dari mulut Mahfud MD, bahwa RS akan kembali ke Indonesia pada 10 November. Apa sebab kok tiba-tiba pulang?

Terpaksa harus pulang untuk menghindari agar dirinya tidak dideportasi oleh Arab Saudi karena pelanggaran imigrasi,” begitu kurleb pernyataan Mahfud. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201106094104-20-566591/mahfud-ungkap-rizieq-shihab-akan-dideportasi-dari-arab-saudi)

Nggak lama, momen bersejarah itupun tiba. Ibarat seorang pahlawan yang baru berperang, kepulangan RS disambut meriah oleh para pendukung setianya di Bandara Soeta, tepat pada Hari Pahlawan. (https://nasional.tempo.co/read/1404325/rizieq-shihab-pulang-pengamat-nilai-peta-politik-akan-berubah)

Sesampainya di tanah air, banyak ‘petinggi’ yang kemudian sowan kepada RS, salah satunya AB, dengan alasan silahtuhrahmi.

Kalo politisi sudah bilang begini, ini artinya kode keras bahwa ada komunikasi politik yang ingin dijalin dengan tokoh tersebut. Dengan kata lain, orang yang didatangi, pasti punya posisi tawar besar, sehingga sekelas gubernur perlu mendatanginya.

Acara itu-pun berjalan mulus, meskipun banyak pihak ‘menyayangkan’ langkah yang diambil AB gegara melanggar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kemenkes. Aturan tersebut menyebutkan bahwa orang yang baru datang dari LN wajib melakukan karantina 14 hari.

Bukannya menunggu 2 minggu, ini malah didatangi dengan alasan silahtuhrahmi. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201112092409-20-568846/temui-rizieq-shihab-anies-dikritik-tak-bisa-jadi-teladan)

Jika nggak penting-penting amat, ngapain nggak tahan diri sampai 14 hari? Lalu, siapa juga yang menyuruh AB untuk ‘merapat’? Apakah itu inisiatif AB semata?

Bukan itu saja, AB bakalan menjadi saksi pada pernikahan putri RS yang akan berlangsung pada Sabtu (14/11), walaupun belakangan AB tidak dapat hadir sebagai saksi pada momen tersebut. (https://nasional.okezone.com/read/2020/11/14/337/2309693/tak-terlihat-di-pernikahan-putri-habib-rizieq-ke-mana-anies)

Jadi apa sih yang sedang terjadi?

AB adalah anak emas Opa Jack. Bahkan Opa Jack-lah yang mengusulkan nama AB sebagai penantang Ahok pada gelaran pilkada di tahun 2017. (https://tirto.id/jk-akui-usulkan-pencalonan-anies-baswedan-di-pilgub-dki-cn5w)

Dengan kata lain, kepergian Opa Jack ke Tanah Suci, bisa dibaca sebagai manuver untuk memulangkan RS dalam pengasingan. Jadi RS bisa pulang, karena ada ‘intervensi’ dari seorang Opa Jack dan bukan alasan deportasi.

Tujuannya satu: mengerek nama AB yang sempat mlempem pada beberapa kali jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei. (https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-35882207/ridwan-kamil-dan-anies-baswedan-melorot-elektabilitas-ganjar-hampir-lewati-prabowo)

Aliasnya, ada target yang ingin dicapai oleh Opa Jack, yaitu gelaran pilpres 2024 mendatang. Meskipun masih sangat jauh, ibarat perlombaan kalo dari pertama saja sudah ketinggalan, akan sulit mengejar di tikungan terakhir. Jadi kalo mau aman, tingkat elektabilitas harus dijaga sejak dini.

Dengan sokongan RS, ‘diharapkan’ elektabilitas AB bakal terkerek naik. Dan tentu saja, sokongan yang diberikan tidak gratis. Minimal dia bisa pulang, apa iya nggak butuh dana?

Apa yang mungkin dihadapi seorang AB menuju pada gelaran pilpres 2024 mendatang? Dan bagaimana skenario akan dikembangkan? Saya akan ulas pada bagian kedua nanti.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!