Menyoal Munculnya Varian Kopit
Oleh: Ndaru Anugerah
Varian Delta si Kopit pertama kali diidentifikasikan pada tahun lalu di India. Sejak itu varian tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia. (https://www.business-standard.com/article/current-affairs/decoded-how-delta-variant-first-found-in-india-is-spreading-across-globe-121062600980_1.html)
“Delta plus juga ditemukan di 9 negara seperti AS, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China, dibandingkan denga jenis Delta yang sangat menular dan kini menyebar ke 80 negara di dunia,” demikian ungkap media mainstream. (https://www.bbc.com/news/world-asia-india-57564560)
Lalu, siapa yang menarasikan bahwa varian Delta tersebut demikian menakutkan?
Banyak tentunya. Salah satunya pihak Gedung Putih.
“Varian Delta bersifat lebih menular, lebih mematikan dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, dan membuat orang muda yang tidak divaksinasi menjadi lebih rentan dari sebelumnya,” demikian kurleb-nya. (https://twitter.com/POTUS/status/1408034982556274688?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1408034982556274688%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.globalresearch.ca%2Ftowards-a-third-wave-combating-d-the-dangerous-delta-variant-the-mathematical-lockdown-model%2F5748695)
Terus solusinya apa?
“Tolong, anda segera divaksinasi jika belum melakukannya. Mari kita cegah sebelum terlambat,” ungkap Biden kepada pers. (https://www.theguardian.com/world/2021/jul/03/joe-biden-coronavirus-covid-delta-variant)
Mendengar pernyataan Gedung Putih yang diamplifikasi oleh media mainstream, siapa yang nggak panik?
Belum cukup sampai disitu, Otoritas Kesehatan Inggris kemudian menyatakan bahwa varain Delta dapat meningkatkan risiko rawat inap sebanyak 2,7 kali dibanding varian Kopit lainnya. (https://www.gov.uk/government/news/confirmed-cases-of-covid-19-variants-identified-in-uk)
Dengan semua pernyataan tersebut, menjadi wajar kalo kemudian kaum middle class jadi ketakutan, dan varian Delta tersebut jadi topik hangat yang diperbincangkan di kalangan mereka.
Bahkan berita Lucinta Luna yang lagi hamil-pun, kalah pamor dengan berita varian Delta tersebut.
Soal varian Delta yang berasal dari India tersebut, saya pernah bahas pada beberapa tulisan di Februari 2021 silam. (baca disini dan disini)
Lantas bagaimana kronologisnya sehingga muncul varian Delta tersebut?
Public Health England (PHE) pada Juni 2021 silam merilis laporan tentang bagaimana mereka dapat mendeteksi varian Delta si Kopit. (https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/994997/Variants_of_Concern_VOC_Technical_Briefing_16.pdf)
Secara singkat laporan tersebut bicara soal cara mendiagnosis varian Kopit pakai cara genotyping guna mengetahui apakah variannya dikategorikan sebagai Alfa, Beta, Delta dan Gamma. Dan varian Delta lebih ditekankan dengan metode tersebut, mengingat Alfa sudah usang dan bermutasi.
Pertanyaannya: darimana mereka mengetahui varian tersebut?
Dengan memakai tes PCR genotype.
Disini timbul masalah, mengingat WHO sudah menyatakan di Januari 2021 silam bahwa tes PCR itu nggak valid. Makanya perlu ‘penyesuaian’. (https://www.who.int/news/item/20-01-2021-who-information-notice-for-ivd-users-2020-05)
Tentang ini saya pernah bahas di Februari 2021 silam. (baca disini)
Itu pertama. Lantas yang kedua, siapa yang melakukan pemodelan atas varian Delta tersebut?
Dialah Prof. Neil Ferguson yang dikenal sebagai Professor Lockdown. (baca disini)
Inilah sosok yang berada dibalik pemodelan akan varian Delta tersebut melalui SAGE. (https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/971151/Covid-19_SAGE_register_of_participants__interests.pdf)
Simulasi pemodelan yang dikemukakan Prof. Ferguson menunjukkan bahwa risiko lonjakan infeksi dan rawat inap akan semakin parah seiring datangnya varian Delta. “Kasusnya menjadi lebih tinggi dan bertumbuh denga sangat cepat,” begitu ungkapnya. (https://www.theguardian.com/politics/2021/jun/09/sage-modelling-warns-of-risk-of-substantial-covid-third-wave)
Bahkan Prof. Ferguson menegaskan, “Varian Delta dari coronavirus 30% hingga 100% lebih mudah menular daripada varian dominan sebelumnya.” (https://www.theguardian.com/world/2021/jun/04/delta-variant-transmissible-uk-covid-lockdown-neil-ferguson)
Pertanyaannya sederhana: darimana Prof. Ferguson mendapatkan datanya dan membuat pemodelan tersebut?
Ini jadi tanda tanya besar, mengingat laporan yang dibuatnya masih berupa pre-print dan belum di peer-review oleh ilmuwan sejawat. Apa bisa dijadikan rujukan klaim sepihak tersebut? (https://www.imperial.ac.uk/media/imperial-college/medicine/mrc-gida/2020-12-31-COVID19-Report-42-Preprint-VOC.pdf)
Sampai sini semoga anda paham duduk masalahnya.
Lalu, apa target dari narasi varian Delta tersebut?
Tepat sekali. Vaksinasi Kopit.
Kenapa perlu ‘ditakut-takuti’ agar mau disuntik?
Oo..ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat arus penolakan terhadap program Ndoro besar tersebut cukup intens. Nggak aneh kalo laju vaksinasi hingga hari ini (6/7) baru mencapai 24,4% dari target. (https://ourworldindata.org/covid-vaccinations)
Siapa yang nggak ‘begah’ dengan kondisi ini?
Yang kedua, bakal ada dagangan baru yang digembar-gemborkan dapat mengatasi varian Delta tersebut. Dan dagangan tersebut adalah vaksin berbasis m-RNA dengan efikasi sebesar 88%. (https://www.cnbc.com/2021/06/16/more-contagious-delta-covid-variant-could-become-dominant-in-us.html)
Ngerti ora, son?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Bang, bagaimana tanggapan abang tentang program id2020 , apakah sertifikasi digital vaksin ke depannya mengarah kesana ?
maaf, pertanyaannya out of date ya. =) tentang ini sudah sangat sering saya bahas.
fyi saya orang pertama di indonesia yang membahas soal id2020 pada maret 2020 silam.
silakan cari di portal saya dengan kata kunci: id2020
semoga membantu.
Kalau vaksin dari negara china yang dipakai vaksin massal sekarang aman nggak? Karena chinakan musuhnya ndoro besar
sudah saya bahas tentang ini.
jika terpaksa, pakai vaksin yang ‘relatif’ aman, seperti sinovac dan sinopharm.
china musuh AS dan bukan musuh Ndoro besar. harus bisa bedakan konteksnya.