Mengurai Pakta Masa Depan (*Bagian 2)
Oleh: Ndaru Anugerah – 25022025
Sekarang kita lanjut tentang apa lagi yang tertulis pada Pakta Masa Depan. (baca disini)
Anda perlu ketahui, bahwa terdapat 3 pilar utama yang menopang PBB, yaitu perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan. (https://www.un.org/sites/un2.un.org/files/sotf-pact_for_the_future_adopted.pdf)
Lalu apa itu pembangunan berkelanjutan?
Secara singkat, pembangunan berkelanjutan merupakan pendekatan terhadap pertumbuhan dan pembangunan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Frase Pembangunan Berkelanjutan pertama kali muncul dalam Laporan Brundtland di tahun 1987 silam pada PBB yang berjudul Masa Depan Kita Bersama. Gro Harlem Brundtland sendiri merupakan PM Norwegia yang menjabat pada 1983 – 1987. (http://www.un-documents.net/our-common-future.pdf)
Secara umum, Laporan Brundtland berisi laporan yang menggambarkan bahwa dunia sudah terlalu tercemar oleh karena ulah manusia, sehingga perlu penanganan khusus oleh institusi sekelas PBB dalam mengelola pembangunan yang berkelanjutan ditengah menipisnya akses sumber daya. (baca disini dan disini)
Jika kini kita kerap mendengar frase pembangunan berkelanjutan, maka Laporan Brundtland-lah yang dijadikan acuan-nya.
Pada esensinya, laporan tersebut hanya-lah akal-akalan untuk bisa menggelar proyek besar sang Ndoro demi terbentuknya tatanan dunia baru, karena narasi yang dibawa oleh frase pembangunan berkelanjutan nggak ada hubungan-nya sama sekali penyelamatan bumi.
Nggak ada samsek. (baca disini dan disini)
Pada intinya, pembangunan berkelanjutan sengaja dirancang untuk merampok dan memonopoli sumber daya alam dan juga sumber daya manusia, dengan narasi kerusakan alam akibat pemanasan global akibat ulah manusia.
Kelak dengan skenario ini, maka kartel sang Ndoro besar-lah yang punya hak eksploitasi SDA dan SDM di muka bumi.
Kita lanjut yah.
Ada lagi target pada pasal 9 yang diberi nama New Collective Quantified Goals alias Tujuan Kuantifikasi Kolektif Baru bagi pendanaan iklim.
Apa maksud-nya itu?
Dalam membiayai proyek UNFCCC, butuh pendanaan iklim yang lumayan besar. Untuk tujuan pendanaan tersebut, makanya dibentuk New Collective Quantified Goals alias Tujuan Kuantifikasi Kolektif Baru (TKKB) yang akan mengumpulkan dana jumbo bagi penanggulangan bencana iklim.
Singkatnya, TKKB merupakan tujuan pendanaan iklim global dengan nominal mencapai USD 300 miliar per tahun-nya di tahun 2035 mendatang dan pembiayaan tambahan mencapai USD 1,3 triliun yang didapat dari pembiayaan negara maju, pembiayaan multilateral dan juga pembiayaan dari sektor swasta. (https://unfccc.int/sites/default/files/resource/UNFCCC_NCQG2023_flyer_web.pdf)
Dengan adanya TKKB maka diharapkan akan dapat mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim selain meningkatkan kemampuan bumi untuk beradaptasi terhadap dampak buruk perubahan iklim terutama dalam menekan emisi gas rumah kaca.
Ya jelas saja. Dengan adanya pendanaan yang sangat besar tersebut, proyek apa yang nggak bisa dijalankan?
Masalahnya, apakah skema pendanaan iklim ini akan tepat sasaran, mengingat pemain-nya (yang merupakan bagian dari kartel Ndoro besar) dan narasi yang dikumandangkan hanyalah bersifat fiktif?
Dan yang terakhir, pasal 54 ada istilah baru yang diberi nama Complex Global Shocks alias guncangan global yang bersifat kompleks.
Apa maksudnya?
Secara definitif, guncangan global yang kompleks adalah peristiwa yang memiliki konsekuensi yang sangat mengganggu dan merugikan bagi sebagian besar negara dan populasi global, dan yang menyebabkan dampak di berbagai sektor, yang memerlukan respons multi-dimensi dan menyeluruh dari seluruh pemerintah dan masyarakat.
Dengan kata lain, guncangan global yang kompleks memiliki dampak yang tidak proporsional pada orang-orang termiskin yang paling rentan di dunia dan biasanya memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran.
Masih bingung juga? Saya sederhanakan bahasanya.
Akan ada masanya dimana guncangan hebat akan terjadi dan sangat complicated, dan ini akan mempengaruhi populasi global di berbagai sektor. Karenanya diperlukan respons multi-dimensi dari seluruh pemerintahan dan juga masyarakat dalam menangani-nya.
Kira-kira apa peristiwa yang dikategorikan sebagai guncangan hebat yang kompleks?
Contoh yang paling sederhana adalah plandemi Kopit yang sukses mengantar perekonomian global ke jurang kebangkrutan selain krisis di sektor yang lain.
Contoh yang lain lagi adalah bagaimana perang antara Ukraina dan Rusia, yang berhasil menyeret perekonomian global ke dalam depresi. Dengan adanya depresi, maka krisis multi-dimensi nggak bisa dihindari, mulai dari meningkatnya angka pengangguran, hancurnya daya beli masyarakat, hingga meningkatnya angka kematian.
Bahasa sederhana-nya: masalahnya memang kompleks, tapi jawaban atas masalah tersebut sederhana.
Apa itu?
Dunia butuh Tata kelola global alias pemerintahan global.
Bukan begitu, Ndoro?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)