Mengubah Taktik


508

Mengubah Taktik

Dalam suatu pertandingan sepak bola, bila gaya permainan hanya bertahan, maka sebagus apapun pertahanan yang diberikan, niscaya akan bobol juga. Seorang filsuf bahkan pernah berkata, gaya bertahan yang baik adalah menyerang. Apa maksudnya?

Belum lama ini presiden Jokowi mengangkat 4 orang ahli dijajaran KSP. Salah satu yang cukup kontroversial adalah Ali Mochtar Ngabalin. Dia didaulat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP.

Apa kontroversialnya? Coba kita telisik…

AMN mengawali karir politiknya dengan menjadi anggota dewan melalui Partai Bulan Bintang yang digagas oleh Yusril Ihza Mahendra. Posisi sebagai seorang ketua DPP PBB pernah diembannya.

Awalnya di PBB baik-baik saja. Sampai saat PBB mengusung SBY-Boediono, namun disaat yang sama, AMN malah mendukung Jusuf Kalla-Wiranto. Gak aneh, bila saat kepemimpinan SBY-Boediono, AMN begitu cadas menyerang kebijakan yang dibuat sang Pepo.

Karena dianggap kebijakan partai sudah tidak sesuai dengan visinya, AMN akhirnya hijrah ke kubu Golkar. Boleh dibilang loyalis Golkar, si abang yang satu ini. Terbukti saat pilpres 2014, AMN ikutan join di timses Prabowo-Hatta.

Bahkan momen yang sangat kontroversial adalah saat AMN memaksa Tuhan untuk berpihak pada pasangan Prabowo-Hatta. Hebat binggo, Tuhan kok bisa disuruh-suruh?

Langkah kontroversial yang lain adalah dengan keterlibatan beliau saat aksi 411. Cukup aneh, mengingat Golkar secara kepartaian bukanlah oposan pemerintahan saat itu.

Singkat kata, bola pun terus bergulir, dimana akhirnya Golkar masuk menjadi barisan pendukung pemerintah dibawah kepemimpinan Airlangga Hartanto. Lewat peran Airlangga-lah, AMN masuk ke ring-1 istana.

Alasan penunjukkan AMN bukan tanpa sebab. “Posisinya cukup strategis,” demikian ucap kalangan dalam istana. AMN adalah Ketua Badan Koordinasi Mubaligh seluruh Indonesia saat ini.

Dengan posisinya saat ini, kanal yang selama ini belum dimiliki oleh istana untuk masuk ke kalangan pondok pesantren serta kaum muslimin/muslimah se-Indonesia, bisa terealisir. Komunikasi politik ke kalangan “Islam”pun bisa lebih mudah dilancarkan.

Mau nyerang anti Islam kepada seorang AMN, jelas kontra-produktif. Apalagi tampilannya yang rada keislaman lengkap dengan untelan sorban Yaman-nya di kepalanya.

Menurut saya, masuknya AMN tak lepas dari peran seorang Moeldoko. Cukup kompeten dia dalam urusan intelijen. Sang jenderal sudah mengendus adanya upaya politisasi masjid di pilpres 2019 nanti. Kalo gaya bermain pakde sifatnya bertahan, maka bersiaplah “menjemput ajal”.

Gaya bermain harus diubah. Dari bertahan, harus berubah menjadi menyerang. Dan langkah itu butuh pion, dan pion itu adalah seorang AMN. The right man on the right place.

Apakah langkah ini cukup efektif? Kita lihat kedepannya. Tapi satu yang pasti, dynamic duo di DPR mulai ketar-ketir. Sebab mereka pikir, selama ini mereka cukup gila dalam urusan ngocol bebas. Taunya ada yang lebih gila lagi dalam urusan ngemenk…

Gak percaya? Liat aja style AMN kalo lagi ngomong… Serasa ingin membelai mulutnya saat cuap-cuap…

Menahan serangan raja bacot, memang tidak seindah jika kita menggebuk mulut sang raja bacot.
Eh, ngomong-ngomong, ada yang mau nemenin saya minum air Tinja, malam ini? Saya dengar bisa merasakan aroma surga jika meminumnya..

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!