Masih Mau Ngeyel?
Oleh: Ndaru Anugerah
Beberapa hari yang lalu, saya buat analisa tentang rencana suntikan booster guna menanggulangi plandemi si Kopit. Tapi seperti biasa, banyak netizen maha sotoy yang nyinyir atas analisa saya tersebut. “Ah, itu kan baru analisa,” demikian ungkap mereka.
Ya gapapa juga. Namanya juga ‘lambe ora kulakan’. (baca disini)
Terus, bagaimana saya tahu bahwa suntikan booster memang akan dilakukan?
Karena yang namanya vaksin, punya keterbatasan dalam melindungi seseorang, terutama saat ada klaim bahwa virus yang dihadapi terus menerus mengeluarkan varian baru, layaknya kue donat.
Dan ini berlaku untuk semua jenis vaksin si Kopit, termasuk vaksin Big Pharma sekalipun.
Nggak percaya?
Saya kasih buktinya.
Ambil contoh yang paling gampang saja, yaitu vaksin Sinovac yang banyak dipakai di Wakanda. Anda perlu tahu, bahwa vaksin inipun nggak bisa kasih anda perlindungan selamanya, meskipun anda telah 2 kali menerima suntikan.
Ini bukan asbun, tapi ada buktinya. Saya kasih sumber berbahasa Indonesia saja lah, biar anda lebih gampang membacanya.
“Riset menunjukkan antibodi yang dihasilkan dari penyuntikan 2 dosis vaksin Sinovac, akan otomatis menurun setelah enam bulan,” begitu kurleb-nya. (https://katadata.co.id/yuliawati/berita/60ffa8ed5c393/riset-efektivitas-sinovac-bertahan-hanya-6-bulan-perlu-booster)
Dengan kata lain, selama ada ‘klaim’ bahwa si Kopit terus mengeluarkan varian baru, anda harus disuntik ulang alias booster jab, guna meningkatkan kekebalan tubuh.
Dan ini nggak akan berhenti pada suntikan ketiga, karena seiring dengan nongolnya varian baru, suntikan ulang otomatis dibutuhkan, karena asumsinya vaksin nggak bisa menanggulangi varian baru.
Selaras dengan temuan tersebut, makanya kemenkes Wakanda juga berencana memberikan suntikan ketiga pada vaksin Sinovac di tahun 2022 mendatang.
Apa alasannya?
“Ada penurunan antibodi di tubuh seseorang setelah enam bulan disuntik vaksin Sinovac,” demikian ungkap jubir kemenkes. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210728155323-20-673399/antibodi-sinovac-menurun-kemenkes-suntik-ketiga-tahun-depan)
Pada tataran teknis, mereka yang sudah disuntik vaksin Sinovac, akan menerima suntikan ketiga setelah 12 bulan sejak suntikan pertama diberikan. Misalnya anda terima suntikan pertama pada Februari 2021, maka suntikan ketiga akan ada dapatkan pada Februari 2022.
Sampai disini paham ya, ondel-ondel Monas?
Masih mau ngeyel pada analisa saya? Sana makan jengkol, biar pada pinter..
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
wkkk, ondel2 MOnas! Mas Ndaru analisa tajam dan selalu segar!
Mas, Maaf kalau menurut jenengan, masihkah ada celah rakyat wakanda menolak pemberlakuan sanksi2 administratif dan bentuk deskrimatif lainnya bagi yg menolak divaksin?
bisa-bisa saja. coba lihat data, berapa orang populasi yang sudah divaksin? baru 18,92%. (https://ourworldindata.org/covid-vaccinations)
18,92% itu tergolong kelompok yang mudah diarahkan, mulai dari nakes, para pendidik, peserta didik hingga lansia.
sisanya, kelompok yang nggak mudah ditundukkan dengan ancaman sanksi sekalipun. nggak aneh jumlah populasi yang divaksin, boleh dibilang ‘jalan ditempat’. bandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai 49,81% populasinya. amat timpang.
dan menurut prediksi saya dari awal, muara ketidak puasan publik akan berujung pada 2022 mendatang.
we’ll see.
Iya mas, saya harap ada pergerakan nyata menggugatnya termasuk oleh tokoh2 negeri ini yg diluar arus mainstream londo ireng. Semoga. Amiin
Suntikan ketiga, keempat, kelima, dst. yah kemungkinan bayar sendiri, yah bang, dan nanti diwajibkan.
Skenarionya bukan begitu. Akan ditanggung oleh pemerintah wakanda dgn skenario utang.
Aneh juga yah, kenapa ngga dicoba vaksin nusantara, ketawan ada udang dibalik bakwan, kira2 2022 ada kejadian apa ngga yah bang ?
Ngeri-ngeri sedap, udah krisis kesehatan, krisis keuangan, eh krisis politik, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga