Langkah Realistis


510

Langkah Realistis

Oleh: Ndaru Anugerah

Beredar berita tentang munculnya baliho berukuran besar di sejumlah daerah di Jatim. Tulisannya sangat mini: Mbak Puan. Dan di baliho terlihat sosok Puan Maharani dengan berbaju khas merah ala PDIP. (https://www.viva.co.id/berita/nasional/1379483-baliho-puan-maharani-bertebaran-di-jatim-pemanasan-pilpres-2024)

Melihat berita tersebut, para netizen pemuja buzzer langsung mencak-mencak. Dari mulai mencela yang halus seperti, “Mendingan golput daripada pilih Puan.” Hingga yang paling kasar, “Emang siapa yang mau pilih Puan di 2024?”

Dari makiannya kita tahu, bahwa mereka nggak rela kalo Puan yang bakal dimajukan PDIP pada gelaran pilpres 2024 mendatang. Padahal skenario apa yang mereka percayai, semuanya berasal dari buzzer. Jadi mana bisa dibilang valid?

Bukankah yang dipikirkan buzzer hanya urusan dapur mereka ketimbang memberi pendidikan politik bagi rakyat?

Kenyataannya, sampai detik ini PDIP belum bicara soal capres mereka di 2024. Dan kedua. Melihat gelagatnya, PDIP lebih realistis untuk mendukung Puan sebagai sosok cawapres ketimbang capres di 2024 nanti.

Maksudnya?

Baru-baru ini, beredar percakapan terkait Puan selaku Ketua DPP PDIP untuk maju sebagai cawapres di 2024. Yang ngomong sumber kredibel, yaitu Bambang Pacul, saat bercengkrama dengan beberapa wartawan plus konco-konconya. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210608063245-32-651501/bambang-pacul-pdip-siapa-pun-capresnya-puan-cawapres)

“Siapapun capres-nya, Mbak Puan adalah cawapres-nya,” demikian kurleb isi percakapan ‘the botol sosro’ tersebut.

Dan atas rekaman off-the record yang bocor tersebut, Bambang Pacul kemudian ‘dipanggil’ oleh ketum Mama Mega. “Kok rahasia dapur bisa bocor ke publik?” (https://www.kompas.tv/article/181715/bambang-pacul-dipanggil-megawati-bahas-rekaman-puan-maharani-maju-pilpres-2024)

Setidaknya, pernyataan Bambang tersebut menegaskan bahwa sosok Puan bukan dipasang sebagai capres melainkan cawapres. Jadi pendapat netizen penyembah buzzer bahwa Puan bakal dimajukan sebagai capres PDIP di 2024, salah kaprah.

Ini memang selaras dengan isi pertemuan Nasgor yang dibesut bersama Prabowo tempo hari. (baca disini dan disini)

Berdasarkan skenario, Puan memang bakal disandingkan dengan Prabowo. Namun bukan sebagai capres, melainkan cawapres.

Lagian, Prabowo mana mau kalo harus dijadikan ban serep pada pemerintahan mendatang?

Muncul pertanyaan: kenapa PDIP hanya mengusung Puan sebagai cawapres? Bukankah suara PDIP di parlemen, menempati ranking 1?

Begini.

Untuk mengusung seseorang sebagai capres, tentunya harus ada kalkulasi politik yang dilakukan. Salah satunya adalah tingkat popularitas. Ini penting untuk ditegaskan, mengingat tanpa popularitas, jangan harap seseorang punya elektabilitas yang baik. (baca disini)

Di sini saja, Puan sudah kedodoran. Pada survei-survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga kredibel, nama Puan nggak masuk hitungan dalam hal elektabilitas. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210524131025-32-646203/mayoritas-survei-capres-2024-ganjar-unggul-telak-dari-puan)

Daripada maksain kehendak, mending ambil langkah realistik. “Jangan pasang Puan jadi nomor 1, melainkan ambil porsi ban serep,” demikian kurleb-nya. Dan rekamaan Bambang Pacul, mengamini hal ini.

Makanya Puan kian intens melakukan roadshow politik ke sejumlah daerah di Indonesia, dalam rangak mengkerek popularitas tersebut. (https://www.tagar.id/wasekjen-pdip-puan-keliling-daerah-sembari-kunjungan-kerja)

Dan terima nggak terima, beberapa kalangan menilai bahwa ‘konflik’ yang terjadi antara Ganjar dan Puan, memberi keuntungan politis tersendiri buat mengkatrol popularitas seorang Puan. (https://nasional.kompas.com/read/2021/06/07/11211741/soal-konflik-di-internal-pdi-p-pengamat-untuk-naikkan-popularitas-puan?page=all)

Apakah betul?

Survei terbaru yang dirilis Saeful Mujani Research & Consulting (SMRC) dapat dijadikan sebagai pembenaran atas hipotesis tersebut. Dalam survei tentang hubungan faktor tahu dan suka terhadap capres di 2024, hasil riset memberikan jawaban yang afirmatif.

Tingkat popularitas Puan sebanyak 58% meskipun tingkat disukainya hanya 58%. Ini nggak jauh dengan sosok Ganjar Pranowo dimana tingkat popularitasnya hanya 57%, walaupun tingkat disukainya jauh meninggalkan Puan diangka 84%. (https://www.liputan6.com/news/read/4580926/survei-smrc-ganjar-lebih-disukai-ketimbang-puan)

Jadi kondisinya, sosok Puan mulai dikenal oleh publik nasional. Dan ini punya keuntungan tersendiri buat PDIP.

Pertama PDIP makin punya kans untuk mencapai target memenangkan pemilu, termasuk gelaran pilpres di 2024, yang sudah diwanti-wanti oleh Mama Mega. Nama Puan bisa dijadikan daya tarik tersendiri. (https://nasional.tempo.co/read/1463966/megawati-ingatkan-kader-pdip-solid-menangkan-pemilu-2024)

Kedua, ini bisa jadi langkah strategi jangka panjang untuk ‘mematangkan’ sosok Puan pada gelaran pilpres 5 tahun berikutnya, sebagai aset potensial yang dimiliki partai Banteng tersebut.

Begitulah skenario yang akan dimainkan, brader…

Apa tetap keukeuh untuk golput di pilpres 2024 gegara cawapres-nya Puan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


One Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Terus terang bang,sy baru tau kl mbak puan sebagai ketua DPR RI hr rabu (16-06-2021) kemarin,itu juga saya taunya dari baliho segede langit yg dipasang di jalan..hehehehe

error: Content is protected !!