Ketika Vatikan Menyokong Vaksinasi
Oleh: Ndaru Anugerah
Sudah jadi rahasia umum jika vaksin Kopit (khususnya vaksin Big Pharma) dikaitkan dengan banyak efek samping yang berbahaya dari mulai cedera permanen hingga kematian bagi yang menggunakannya. Ini sudah jadi rahasia umum. (https://lifefacts.lifesitenews.com/covid-19/covid-19-vaccine/#ab4e14f3bcd5677b5)
Data resmi cedera vaksin yang dirilis baik oleh EUDRA di Eropa, dengan jelas menyatakan hal tersebut. (https://healthimpactnews.com/2022/38983-deaths-and-3530362-injuries-following-covid-shots-in-european-database-as-mass-funeral-for-children-who-died-after-pfizer-vaccine-held-in-switzerland/)
Point penting yang hendak disampaikan adalah: vaksin Kopit sudah selayaknya nggak digunakan pada manusia, karena lebih besar mudaratnya ketimbang manfaatnya.
Menariknya, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Francis, justru punya suara yang mendukung kebijakan enjus massal.
Maksudnya?
Baru-baru ini, kota suci Vatikan mengeluarkan satu set koin baru pecahan 20 Euro, yang menggambarkan seorang muda yang tengah divaksinasi. (https://www.cfn.va/en/home/2631-20-05-2022-euro-coin-set-proof-version-year-2022.html)
Vaksin apa yang sedang dipromosikan Vatikan?
Berita resmi yang dirilis kota suci dengan jelas menyatakan bahwa koin perak 20 Euro tersebut dirancang oleh Chiara Principe, dan didedikasikan untuk tema yang saat ini sangat dekat dengan hati Paus Francis, yaitu plandemi Kopit.
Dengan kata lain vaksinasi yang dipromosikan Paus Francis adalah vaksinasi Kopit. Jadi koin tersebut bercerita tentang seorang dokter, perawat dan anak muda yang berjuang dalam melawan plandemi Kopit dengan cara enjus massal.
“Bapa Suci telah berulang kali menekankan pentingnya vaksinasi, mengingat menjaga kesehatan adalah ‘kewajiban moral’, sehingga upaya mengimunisasi semua orang termasuk orang-orang miskin adalah hal penting untuk dilakukan,” begitu kurleb-nya.
Sampai sini nggak usah berpolemik, karena faktanya Paus Francis memang mendukung program sang Ndoro besar.
Masalahnya dimana?
Pertama, vaksinasi nggak sama dengan imunisasi. (https://www.verywellhealth.com/the-difference-between-immunization-and-vaccination-4140251)
Jadi kalo pihak Vatikan ingin agar umatnya mendapatkan kekebalan dalam melawan si Kopit, ya dengan meningkatkan imunitas tubuh. Caranya macam-macam, dari mulai olahraga teratur, mengkonsumsi makanan bergizi dan juga menerapkan gaya hidup sehat.
Tentang ini saya pernah bahas di awal plandemi. (baca disini dan disini)
Yang kedua, tahta suci Vatikan selama ini gembar-gembor tentang upaya menentang aborsi, bukan? (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12348326/)
Kalo memang demikian, sebagai turunannya maka seharusnya mereka melarang semua produk aborsi, dong?
Masalahnya, sebagian besar produsen vaksin besar, seperti Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson, menggunakan sel janin manusia korban aborsi selama tahap produksi maupun pengujian-nya. (https://www.lifesitenews.com/blogs/the-proof-many-aborted-babies-are-used-in-vaccine-creation/?utm_source=lifefacts)
Bahkan tokoh Katolik kondang sekelas Abby Johnson menegaskan bahwa umat Katolik seharusnya menolak vaksin yang menggunakan janin hasil aborsi karena alasan moral dan agama. (https://www.lifesitenews.com/news/i-will-never-comply-with-evil-pro-lifer-abby-johnson-on-abortion-tainted-vaccines/?utm_source=lifefacts)
Disini dilema muncul.
Di satu sisi mengecam aborsi, tapi di sisi yang lain menyuruh umat Katolik sedunia untuk menggunakan vaksin Kopit berbahan janin hasil aborsi. Konsistensinya dimana?
Mengapa sekelas Paus Francis mendukung kebijakan sang Ndoro?
Saya akan kupas tuntas tentang sang Paus, mengapa beliau sangat pro kebijakan sang Ndoro, pada tulisan mendatang.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments