Krisis Solar Mulai Menjelang


521

Krisis Solar Mulai Menjelang

Oleh: Ndaru Anugerah

“Mending saya ganti mobil yang pakai bahan bakar solar saja. Selain harganya lebih murah ketimbang pertamax maupun pertalite, stock-nya nggak akan kekurangaan,” demikian ujar seorang di laman media sosialnya menanggapi kenaikan harga pertamax di pasaran.

Pertanyaannya: benarkan asumsi yang dilontarkan orang tersebut?

Tentang adanya krisis solar sebagai bahan bakar mesin diesel, saya telah memprediksinya sejak April 2022 silam. Intinya, setara dengan bensin, solar juga akan mengalami kelangkaan secara global. Ini sebuah keniscayaan. (baca disini dan disini)

Nggak percaya?

Baru-baru ini, sebuah media mainstream menurunkan laporan tentang proyeksi bakal terjadinya kekurangan bahan bakar solar dalam waktu dekat.

“Ekonomi AS digerakkan dengan bahan bakar diesel. Dari mulai kapal container, truk pengangkut barang ke pelabuhan dan pergudangan, traktor yang digunakan petani untuk membajak ladang hingga peralatan konstruksi, semuanya membutuhkan solar sebagai penggeraknya,” demikian kurleb-nya. (https://time.com/6182262/diesel-shortage-inflation/)

Masalah muncul, karena belakangan harga solar di AS sana telah mencapai USD 6 per galon-nya terhitung pada awal Mei silam. Dan hingga kini harganya nggak kunjung turun. (https://news.yahoo.com/us-diesel-fuel-prices-could-100012059.html)

Apa penyebab utamanya?

Kilang minyak yang mengolah solar, makin menyusut sejak 2016 silam. Di AS, kini hanya ada sekitar beberapa tempat penyulingan solar, meskipun di tahun 1980-an jumlahnya mencapai ratusan. (https://www.eia.gov/dnav/pet/pet_pnp_cap1_dcu_nus_a.htm)

Akibat kekurangan pasokan solar, maka terjadi aksi pemadaman bergilir di beberapa daerah di AS. Dan ini akan terus berlanjut pada beberapa bulan ke depan. (https://thewashingtonstandard.com/a-warning-about-the-coming-shortages-of-diesel-fuel-diesel-exhaust-fluid-and-diesel-engine-oil/)

Masalah diperparah dengan terjadinya kelangkaan cairan knalpot diesel (DEF/diesel exhaust fluid) pada saat yang bersamaan. Apalagi penyebabnya selain konflik di Ukraina. (https://www.newsweek.com/diesel-exhaust-fuel-shortage-us-drivers-fuel-prices-russia-ukraine-war-1716503)

Apa gunanya DEF?

DEF yang terdiri atas urea dan air de-ionisasi tersebut, sangat dibutuhkan oleh mesin berbahan diesel. Dengan adanya DEF, maka gas berbahaya (nitrogen oksida) yang seharusnya dilepaskan sebagai gas buangan solar, bisa diminimalisir. (https://kus-usa.com/resources/what-is-diesel-exhaust-fluid/)

Lalu apa dampaknya jika DEF mulai langka?

Tentu saja harganya makin melambung tinggi, karena DEF diperlukan guna mengurangi emisi karbon hasil pembakaran solar.

Pada tataran teknis, semua truk, RV diesel, SUV hingga mobil yang menggunakan bahan bakar solar, bakal mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli DEF. (https://www.motorbiscuit.com/what-could-a-def-shortage-mean-for-diesel/)

Alih-alih mau ngirit, yang ada anda bakalan lebih boros jika menggunakan kendaraan berbahan solar ke depannya. Percayalah!

Ibarat jatuh terus tertimpa bulldozer, maka skenario krisis solar bakal makin ‘meriah’ dengan kelangkaan pada oli untuk kendaraan bermesin diesel. (https://www.naturalnews.com/2022-06-22-red-alert-entire-us-supply-of-diesel-engine-oil-wiped-out.html#)

Dan naga-naganya, krisis minyak pelumas diesel nggak akan terselesaikan dalam waktu dekat. (https://ussanews.com/2022/06/22/red-alert-entire-u-s-supply-of-diesel-engine-oil-may-be-wiped-out-in-8-weeks-no-more-oil-until-2023-due-to-force-majeure-additive-chemical-shortages/)

Jika pelumas mesin diesel mulai langka di pasaran, lantas dengan apakah mesin diesel digerakkan? Apa mungkin pakai minyak goreng curah?

Ini jelas masalah besar bukan saja bagi industri, namun pada proyek transportasi massal sekelas Sri Lanka Railways, yang menggantungkan nasibnya pada oli bagi mesin kereta cepatnya.

“Ketersediaan oli bagi mesin kereta hanya akan bertahan selama dua bulan saja,” begitu ungkap pejabat berwenang di SLR. (https://www.naturalnews.com/2022-06-22-red-alert-entire-us-supply-of-diesel-engine-oil-wiped-out.html)

Artinya apa?

Dalam 2 bulan ke depan, proyek kereta massal kebanggaan Sri Lanka tersebut, bakal terancam tutup selamanya kalo pasokan oli diesel-nya nggak ada.

Apa iya hanya Sri Lanka yang punya proyek kereta cepat?

Lalu apa yang bisa disimpulkan?

Dalam waktu dekat, kita akan bersiap untuk menyambut bukan saja kelangkaan solar, tapi juga DEF dan oli diesel. Nah, kalo ketiganya terjadi secara bersamaan, bukankah itu kiamat bagi industri, konstruksi hingga pertanian?

Siapa ujung-ujungnya yang akan kena dampak jika ini kemudian terjadi? Bukankah kita semua?

Terlebih lagi, benarkah asumsi yang dikemukakan seorang netizen di awal tulisan ini?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Saya pembaca setia blog anda mas. Saya pribadi merasa teredukasi dengan analisa mas yang selalu mencantumkan referensi2.
    Berkaca pada kondisi terkini perihal ‘kelangkaan’ sumber energi fosil, ijin bertanya bagaimana pandangan mas dengan masa depan aviasi baik didalam negri ataupun secara global. Mengingat avtur adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak bumi. Di blog mas sebelumnya yg berjudul ‘vaksin dulu baru terbang’ menyebutkan bahwa akan ada (bahkan sudah dijalankan) ‘kontrol’ apakah penerbangan akan berjalan seperti dulu?
    Terimakasih mas

    1. Nasib aviasi ada di garis senjakala, karena semua mengarah pada the great zero carbon. Ttg ini sy pernah bahas pd bbrp analisa.

error: Content is protected !!