Kembali Terbongkar


511

Kembali Terbongkar

Oleh: Ndaru Anugerah

Ada berita yang cukup mengejutkan baru-baru ini di AS sana. Apa itu?

Dr. Genevieve Briand dari Universitas John Hopkins merilis hasil penelitian yang dilakukannya terkait Kopit. Dr. Briand bilang bahwa ada kesalahan hitung yang fatal yang dilakukan di AS sana terkait jumlah korban meninggal akibat si Kopit.

Kesimpulan yang dibuat Dr. Briand menyatakan bahwa si Kopit bukanlah penyakit mematikan seperti banyak dibesar-besarkan oleh media mainstream untuk buat parno masyarakat.

Tahu sendiri kan, John Hopkins tuh lembaga apa dan pendananya siapa? Kok ya bisa buat penelitian yang ‘sangat jujur’ begitu?

Walhasil tautan hasil penelitian Dr. Briand langsung dihapus dari situs resmi JHU. Kalo anda mau baca, ini saya kasih link-nya. (https://www.jhunewsletter.com/article/2020/11/a-closer-look-at-u-s-deaths-due-to-covid-19)

Sebenarnya penelitian Dr. Briand bukan barang baru, karena banyak ilmuwan lainnya juga menyatakan hal yang kurleb sama, jauh-jauh hari sebelumnya.

Pertama bahwa Kopit paling banyak menyumbang angka kematian pada para lansia yang berusia di atas 65 tahun. Dengan kata lain, jumlah orang muda yang terkena si Kopit angkanya tidak signifikan.

Dari tingkat kematian di AS akibat si Kopit sebanyak 2,1%, lebih dari setengahnya merupakan para manula tadi. (https://coronavirus.jhu.edu/data/mortality)

Yang kedua, kematian akibat si Kopit tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada jumlah angka kematian di AS pada 6 tahun belakangan. Jadi angka kematian di AS sana, ada nggak ada si Kopit, menunjukkan trend yang kurleb sama.

Hasil penelitian Dr. Briand paralel dengan data yang dikeluarkan CDC, bahwa penyebab kematian utama di AS sana adalah penyakit penyerta (komorbid) dari mulai jantung, diabetes, paru-paru hingga kanker, dan bukan si Kopit. (https://www.cdc.gov/nchs/nvss/vsrr/covid19/excess_deaths.htm)

Tentang komorbiditas, CDC juga pernah ngomong bahwa 94% kematian akibat Kopit nyatanya disebabkan oleh penyakit penyerta. (https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-94-percent-covid-among-caus/fact-check-94-of-individuals-with-additional-causes-of-death-still-had-covid-19-idUSKBN25U2IO)

Dengan kata lain, Dr. Briand mau ngomong kalo junlah kematian akibat Kopit jelas menyesatkan, karena pemicu utama kematian bukanlah si Kopit melainkan penyakit Komorbid tadi.

Yang ada, semua kematian langsung dicap karena si Kopit. Sakit jantung terus mati, dikasih label meninggal karena Kopit. Sakit kanker terus mati, dikasih label meninggal karena Kopit. Dampaknya jumlah orang yang meninggal akibat Komorbid jadi berkurang, karena semua korban meninggal langsung di Kopit-kan.

Dr. Brian mengatakan, “Angka kematian akibat si Kopit harus dikonfigurasi ulang karena jelas datanya menyesatkan.”

Temuan Dr. Brian jelas bikin geger karena pihak yang selama ini jadi corong elite global (JHU), nyatanya ilmuwannya ada juga yang ‘lurus’ pemikirannya.

Walaupun hasil penelitian ini mungkin tidak berpengaruh apa-apa terhadap program vaksinasi global, namun dunia mencatat keberanian seorang Dr. Briand dalam mengungkapkan kebenaran.

Jadi kalo masih ada yang bilang kalo si Kopit itu mematikan, enaknya dijitak apa gimana?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!